Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Kasus Mandeknya Pengembalian Uang Tabungan Murid Sejumlah SD Masih Terus Bergulir

×

Kasus Mandeknya Pengembalian Uang Tabungan Murid Sejumlah SD Masih Terus Bergulir

Sebarkan artikel ini

Views: 69

PANGANDARAN, JAPOS.CO – Kasus mandeknya pengembalian uang tabungan murid sejumlah SD di Pangandaran, masih terus bergulir. Kini, Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata menyampaikan perkembangan kasus tersebut berdasarkan hasil temuan tim khusus. Dalam dua minggu terakhir, Bupati Pangandaran mengatakan, tim khusus baru saja menginventarisasi jumlah uang tabungan murid yang ada pada guru. Dia menambahkan, tim khususpun telah memanggil sejumlah guru yang terkait dengan uang tabungan tersebut.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Solusi pembayaran Bupati Pangandaran menegaskan, ada dua cara pengembalian uang tabungan murid yang dipinjam oleh sejumlah guru SD di Pangandaran. “Solusinya ada dua. Pertama, mereka harus mengembalikan uang tabungan murid itu. Kalau pun dicicil, harus sampai akhir tahun ini selesai,” tegas H. Jeje, Selasa (4/7).

Kalau para guru itu tak bisa membayar utangnya, tegas H. Jeje, mereka harus menyerahkan asetnya yang senilai dengan utangnya. “Itu yang sedang kami sinkronisasikan. Tim khusus akan berkoordinasi dengan pihak koperasi dalam waktu dekat untuk upaya pengembalian uang tabungan itu. Nanti hasilnya seperti apa dan bagaimana. Guru-guru yang punya utang ke koperasi tentu menjadi kewajiban koperasi. Apakah mau menjual aset dan sebagainya. Itu yang sekarang sedang dilakukan,” tegasnya.

Nantinya, kata H. Jeje, dia dan tim khusus akan terus berkoordinasi setiap 7 atau 10 hari untuk mengetahui perkembangan persoalan tersebut. “Tentu, berkoordinasi berkaitan dengan hasil mereka (tim khusus) dan sebagainya seperti apa,” katanya.

Sebelumnya, berdasarkan data, uang tabungan sejumlah murid SD sebesar Rp 7,47 miliar di dia kecamatan di Pangandaran, belum dikembalikan. Di Kecamatan Cijulang, uang tabungan murid yang berada di koperasi sebesar Rp 2.309.198.800, sedangkan yang dipinjam guru sebanyak Rp 1.372.966.300. Sementara di Kecamatan Parigi, uang tabungan murid yang ada di HPK senilai Rp 2.487.504.300 dan di HPR Rp 1.416.922.959, sedangkan yang dipinjam oleh guru sebesar Rp 77.662.500.

Tidak Bisa Beli Seragam

Sementara itu berdasarkan pantauan japos.co dampak dari mandeknya kasus tabungan siswa mengakibatkan seorang janda berusia 57 tahun di Pangandaran, curhat tak mampu membeli seragam sekolah anaknya.

Perempuan bernama Arminah itu kebingungan membeli seragam sekolah anaknya. Ia mengandalkan uang tabungan yang mandek tersebut. Gara-gara uang tabungan tak kunjung cair, warga Dusun Binangun RT 09/03, Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, itu kesulitan memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.

Armilah memiliki anak paling kecil bernama Ibrahim Alkalipi yang baru keluar sekolah di SD Negeri 2 Kondangjajar. Saat ini Ibrahim harus melanjutkan sekolahnya di tingkat SMP dan tentu membutuhkan biaya untuk membeli seragam sekolah dan alat lainnya.

Untuk membeli kebutuhan sekolah tersebut, kini Armilah mengharapkan uang tabungan yang mandek di SD. “Terakhir nagih ke pihak sekolah waktu kelulusan anak. Tapi, uangnya belum ada,” ujar Armilah .

Menurutnya, total uang yang ditabungkan anaknya di SD Negeri 2 Kondangjajar sekitar Rp 2,2 juta. “Itu untuk biaya anak saya melanjutkan sekolah di MTs Kondangjajar. Kan, harus beli baju seragam sekolah, baju olahraga sama baju pramuka,” katanya.

Dengan kondisinya, Armilah bukan hanya sebagai seorang ibu tapi harus juga menjadi seorang ayah. “Suami saya sudah meninggal 8 tahun lalu. Jadi, saya cari uang sendiri,” pungkas Armilah. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 157 JAKARTA, JAPOS.CO – Penyakit Lupus atau umum dikenal Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit reumatik autoimun yang menyerang berbagai macam organ dan memiliki berbagai macam gejala. Penyakit ini disebabkan…