Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Tengah

Dongeng Lewat Seni Ventriloquist, Strategi Tumbuhkan Cinta Baca

×

Dongeng Lewat Seni Ventriloquist, Strategi Tumbuhkan Cinta Baca

Sebarkan artikel ini

Views: 128

KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – ningkatkan minat membaca di kalangan siswa memang salah satu tantangan tersendiri, mayoritas siswa belum terbiasa membaca di luar kegiatan belajar di sekolah. Maka perlu adanya suatu media pengenalan literasi kepada mereka salah satunya mendongeng.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan, Soeroso melalui kepala bidang perpustakaan, Ismanto. Ia menuturkan mendongeng memiliki keterkaitan dengan sumber bacaan. Biasanya dalam mendongeng digunakan suatu media seperti boneka atau benda lainnya, yang dapat meningkatkan kemampuan literasi dan imajinasi pada anak.

Dengan mendengarkan cerita, dikatakan Ismanto bisa menjadi salah satu cara jitu untuk menumbuhkan minat baca pada diri seseorang terutama anak, “Hubungan antara mendongeng dengan sumber bacaan ini erat ya, dan ketika mendengar cerita yang dibawakan orang lain, tentunya kan lebih tertarik apalagi kalau menggunakan alat peraga, nantinya akan berimbas pada ketertarikan untuk membaca cerita atau bacaan lain,” jelasnya dalam kegiatan ayo membaca, Kamis (21/9/2023) di lapangan mataram.

Sementara itu, salah satu pendongeng asal kota Pekalongan Imi (40) bersama boneka si mela menuturkan sudah memulai sejak 2 tahun terakhir, ia menyampaikan pesan moral, cerita, pelajaran kepada anak-anak lewat boneka agar lebih menyenangkan, “Saya mendongeng dengan ventriloquist yaitu seni suara perut atau sulap suara, dengan itu saya mengilusikan boneka mela ini seperti hidup. Setelah berkiprah saya melihat anak-anak semakin semangat membaca dengan membawa boneka, mereka bisa rajin membaca tanpa tertekan dan tidak terkesan disuruh,” tandasnya

Dalam mendongeng, Imi dan Si Mela biasa membawakan cerita dari mulai tema anak sampai dewasa bergantung pada audiens, untuk anak usia dini ia sering membawakan cerita fabel, untuk usia SD-SMA bobot cerita meningkat dan bervariasi seperti sejarah, cerita nabi, cerita moral dan lainnya. Sebagai pendongeng, Imi yakin masyarakat kota Pekalongan dapat kembali memiliki ketertarikan membaca dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.(sofi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *