Views: 33
CIAMIS, JAPOS.CO – Menyikapi berbagai persoalan saat ini termasuk kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) subsidi, ratusan massa dari berbagai lembaga mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Ciamis Melawan menggelar unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Ciamis, Jalan Ir H Juanda, Kecamatan Ciamis, Senin (5/9).
Para pengunjuk rasa yang bergerak dari arah barat pusat kota Ciamis dengan pengawalan aparat keamanan, sempat bentrok dengan aparat kepolisian di pengujung aksinya. Namun bentrokan tidak begitu lama karena bisa diredam oleh teman-teman aksinya.
Koordinator Aksi sekaligus Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciamis, Nizar Hadari, menyebutkan, Indonesia saat ini memulai bangkit dengan hidup baru dari pandemi Covid-19. Namun kini sudah dibebani dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah pusat. “Jelas kami menolak adanya kenaikan harga BBM subsidi ini, dampaknya akan berpengaruh terhadap berbagai sektor, inflasi tinggi, turunnya daya beli, dan meningkatnya angka kemiskinan termasuk di Ciamis,” ujarnya.
Nizar juga mendesak pemerintah mecopot Dirut Pertamina dan memeriksa kembali distribusi anggaran APBN untuk efektivitas dan efesiensi pembangunan. “Bongkar mafia di tubuh BPH Migas!” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga meminta pemerintah mereformasi Polri serta menolak pasal krusial Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). “Periksa kembali sistem peningkatan SDM pimpinan Polri, ungkap kembali kasus HAM di Indonesia serta menolak pasal yang bermasalah. Diantaranya pasal penghinaan terhadap presiden, pemerintah yang sah serta menolak pasal tentang demonstrasi tanpa pemberitahuan,” ujar Nizar.
Meski sempat memanas, massa yang terdiri dari HMI, PMII, IMM, KAMMI, Formagat, GMNI, Hima Persis, Komunitas Tagaci, Tayo, Galuh Ciamis serta elemen masyarakat lainnya di Kabupaten Ciamis itu menjelang Salat Ashar langsung membubarkan diri dengan tertib. “Ini baru permulaan, kami elemen massa Ciamis akan melakukan aksi yang serupa dengan membawa massa yang lebih banyak lagi,” kata Nizar.
Diduga Jadi Korban Kekerasan
Sementara itu berdasarkan pantauan tim Jaya Pos, diduga mengalami kekerasan saat melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kabupaten Ciamis, Jalan Ir H Juanda, Kecamatan Ciamis, Senin 5 September 2022, dua mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Ciamis datang ke RSUD Ciamis.
Mereka meminta pengobatan dan akan meminta pertanggungjawaban dari pihak keamanan.”Tadi saat melakukan aksi ada tindakan yang sangat represif dari pihak kepolisian sehingga kami hadir di sini (RSUD Ciamis, Red) untuk melakukan visum. Ada beberapa anggota kami juga sahabat yang tadi melakukan aksi di depan Gedung DPRD Ciamis yang terkena tindakan represif seperti pemukulan, penggusuran dan lain sebagainya, “ ujar Pengurus PMII Ciamis, Alan Fauzi.
Dituturkan Alan, salah satu korban unjuk rassa itu diketahuinya giginya copot bahkan hilang, dan seorang lagi terkena pukulan pada bagian kepala. “Totalnya sementara ada lima orang yang terluka karena kami menunggu informasi dari rekan yang lainnya. Untuk hasilnya, kami akan menuntut agar proses ini bisa dilaksanakan sebagai mestinya karena ini tindakan represif yang mestinya tidak boleh terjadi,” tuturnya.
Diketahui saat meminta hasil pemeriksaan yang akan dijadikan alat bukti bagi para mahasiswa tersebut, pihak RSUD Ciamis tidak memberikan hasil visum tersebut. Alasannya karena harus ada surat laporan dari pihak kepolisian terlebih dahulu. Para mahasiswa itu pun pergi dan meninggalkan RSUD Ciamis untuk melakukan visum di tempat lain. (Mamay)
