Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Bupati Ciamis Tak Setuju Poligami Jadi Solusi Pencegahan HIV

×

Bupati Ciamis Tak Setuju Poligami Jadi Solusi Pencegahan HIV

Sebarkan artikel ini

Views: 81

CIAMIS, JAPOS.CO – Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya mengatakan ada beberapa cara untuk pencegahan kasus baru HIV di wilayahnya. Tapi kata dia, dirinya tak setuju jika poligami dan nikah muda dijadikan solusi untuk pencegahan penularan HIV dan inveksi menular seksual (IMS). Ia mengatakan, poligami dan nikah muda malah berpotensi menyakiti perempuan. “Saya tidak sependapat. Karena poligami dan menikah muda bukan salah satu solusi. Malah akan banyak menyakiti perempuan,” ujar H. Herdiat, Senin (5/9).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Menurutnya, mencegah dan meniadakan kasus baru HIV/Aids tersebut perlu kolaborasi semua pihak. Jadi tidak hanya pemerintah, akan tetapi para ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, LSM dan semua pihak harus terlibat dalam pencegahan. “Kemudian selanjutnya meniadakan atau pencegahan dengan kematian. Antara lain dengan pemeriksaan pengobatan yang rutin,” tuturnya.

Selanjutnya, sambung H. Herdiat, adalah dengan meniadakan stigma diskriminasi kepada para penderita. Karena stigma diskriminasi itu paling berat. Maka dari itu, Bupati Ciamis meminta kepada semua pihak, untuk dapat mensosialisasikan bahaya akan penyakit HIV/Aids kepada masyarakat. “Harus adanya sosialisasi kepada masyarakat terkait HIV/Aids ini. Hal itu untuk mencegah adanya kasus baru HIV/Aids,” tukas H. Herdiat.

Sementara itu dari data Dinas Kesehatan Ciamis, bahwa kasus HIV/Aids menembus angka 631 orang. Angka tersebut dengan kurun waktu dari 2001 hingga 2022. Sementara dari data Januari-Juli 2022, bertambah sebanyak 53 orang, dengan rincian 1 orang masih balita. Kemudian, 3 orang usia 15-19 tahun, 13 orang usia 20-24 tahun, dan 35 orang usia 25-49 tahun, dan 1 orang usia 50 tahun.

Wagub Jabar Usulkan Poligami

Pernyataan Bupati Ciamis tersebut sekaligus menepis bahwa Kabupaten Ciamis setuju dengan apa yang diusulkan Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhaul Ulum yang mengatakan solusi untuk mencegah HIV/AIDS yang meningkat di Jabar adalah dengan menikah dan polgami. Sebab, menikah dan poligami akan menjauhkan diri dari perbuatan zina.

Menurutnya, terbukti bahwa perzinahan membawa banyak mudarat, mulai dari penyakit kelamin menular, hingga paling parah terjangkit penyakit HIV/AIDS. Usulan itu disampaikan Wagub Jabar, menyusul adanya fenomena HIV/ AIDS menghebohkan masyarakat Kota Bandung. “Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/AIDS. Kedua, anak- anak muda banyak juga yang kena,” kata H. Uu kepada para awak media, Selasa (30/8).

Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung, dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021, sebanyak 11 persen di antaranya adalah ibu rumah tangga (IRT). Salah satu pemicunya adalah suami yang melakukan hubungan seks tidak menggunakan pengaman dengan pekerja seks. Selain IRT, 6,9 persen atau 414 kasus terjadi pada mahasiswa. Untuk mencegah suami berhubungan seks dengan PSK, H. Uu menyarankan suami berpoligami. “Daripada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau asal siap adil kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami,” kata H. Uu.

Sekalipun masalah poligami menuai banyak pro dan kontra, kata H. Uu, namun hal itu manusiawi dan merupakan fitrah. “Tetapi agama sudah memberikan pilihan sebagai panduan dalam kehidupan di muka bumi ini. Selain itu, upaya lainnya adalah sosialisasi, penyuluhan, atau pendidikan terkait seks harus lebih serius diberikan kepada generasi muda agar terhindar dari perbuatan terlarang itu. Nah, menurut saya di samping harus ada pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS, kemudian juga tentang pendidikan seks terhadap masyarakat dan juga penyuluhan dari pemerintah tentang HIV/AIDS, masyarakat sendiri harus mempunyai keberanian untuk bersikap,” sambungnya.

Upaya lainnya adalah peningkatan pemahaman keagamaan. Kalau perlu, kata H. Uu, kampus-kampus mendirikan pesantren untuk mahasiswa. Wagub Jabar menghimbau anak muda apabila sudah tidak kuat ingin menyalurkan hasrat seksualnya agar segera menikah. Sebab, hasrat seksual adalah manusiawi. Akan tetapi tetap harus disalurkan dengan cara yang benar sesuai syariat agama.

Uu juga mendorong keluarga di Jabar agar memberikan dukungan bila ada anak di keluarganya yang ada keinginan menikah, daripada terjadi hal yang tidak diharapkan di luar pernikahan. “Saya berharap kepada anak-anak muda kalau kebelet, kawin saja, orangtua memberikan dukungan, jangan dihalang-halang, kalau dihalang semacam itu, khawatir lebih parah lagi (dampaknya). Nikah muda juga belum tentu sengsara, berantakan, apalagi kalau nikahnya niatnya ibadah. Sekalipun sedang kuliah, atau belum dapat kerja atau lainnya kalau sudah kebelet ya bagaimana,” pungkasnya. (Mamay)

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 209 JAKARTA, JAPOS.CO – Penyakit Lupus atau umum dikenal Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit reumatik autoimun yang menyerang berbagai macam organ dan memiliki berbagai macam gejala. Penyakit ini disebabkan…