Views: 135
KAMPAR, JAPOS.CO – Orang tua murid menyampaikan kekecewaannya atas pembelian seragam sekolah dan atribut dari pihak sekolah SMAN 3 Tapung Kabupaten Kampar Propinsi Riau.Pasalnya, sudah dua bulan berjalan aktivitas belajar baju seragam anaknya belum kunjung diterima sesuai nota pembelian.
“Belum semua datang,tiga pasang lagi.Tapi udah diukur katanya,” ungkapnya.
“Itulah sekolah ini kaya permainan, rapat komite (orang tua murid)pun tidak ada,” lanjutnya.
Selain masalah baju, orang tua murid yang memiliki anak kelas Xll siswa SMAN 3 Tapung yang tidak bersedia namanya disebut juga mengeluhkan harga LKS.
“Satu Minggu berjalan aktivitas belajar, buku LKS sudah ada (dibeli)harganya Rp 21.000 untuk kelas tiga , kelas dua satu Lima belas ribu,” ujarnya.
Menurut orang tua murid, mengetahui harga buku LKS untuk kelas Xll (tiga) jauh lebih tinggi dibandingkan buku LKS untuk kelas 1,2(Xl,X) sangat tidak wajar.
Sebelumnya diketahui, siswa kelas 2( Xl) mengungkapkan SMAN 3 Tapung Kabupaten Kampar menggunakan buku LKS dan dibeli dari koperasi milik SMAN tersebut.
“Ada, dari koperasi belinya didalam sekolah, harganya lima belas kalau ngga salah, kemarin beli sepuluh harganya seratus lima puluh(150.000),” ungkap siswa (25/8/23).
Mengetahui hal tersebut, masyarakat menduga SMAN 3 Tapung Kab Kampar Propinsi Riau berkaloborasi lakukan bisnis jual LKS, atribut dan seragam bersama Komite SMAN 3 Tapung tanpa terlebih mengadakan rapat komite dengan orang tua murid.
Kepsek SMAN 3 Tapung Kabupaten Kampar Propinsi Riau Erni Haerani yang mengakui istri seorang anggota Dewan (DPRD Kabupaten Kampar) berinisial RL,terkesan berdalih
“Karena itu sebenarnya, komite memang sepakat mengadakan baju seragam, karena setiap rapat dipakai setiap perwakilan , perwakilan Tapung Hulu ada komitenya, perwakilan daerah bukit kemuning ada komitenya, kalau untuk Tapung Babinsa komitenya,” jawab Erni (7/9/23).
Sementara, terkait kehadiran bisnis dan perbedaan harga buku LKS Kepsek mengaku tidak begitu mengetahui seperti apa jalannya.
“Ngga tau saya pak, karena terus terang saya tidak ikut campur dengan jual LKS,” ujarnya terkesan berkelit.
Disamping itu, kata Erni Haerani pihaknya akan menelusuri dulu apa yang membuat perbedaan harga LKS untuk kelas Xll Rp 21.000 lebih kecil dibanding harga LKS untuk kelas X, Xl Rp 15.000 dan lebih cepat kehadiran LKS dibanding baju seragam.
“Kasih saya waktu Pak,untuk mencari tahu dulu. Baju, LKS jual beli saya tidak ikut,” jawabnya diruang kerjanya.
Sebelumnya, pihak sekolah SMAN 3 Tapung Kabupaten Kampar Provinsi Riau diduga berkaloborasi lakukan aktivitas bisnis jual seragam, atribut dan LKS dengan komite.