Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Harga Beras di Pasar Kota Banjar Naik Akibat Petani Enggan Menanam Padi

×

Harga Beras di Pasar Kota Banjar Naik Akibat Petani Enggan Menanam Padi

Sebarkan artikel ini

Views: 64

BANJAR, JAPOS.CO – Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD), melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke pasar tradisional Kota Banjar,  Jumat (1/9) siang.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Di pasar Kota Banjar, Walikota Banjar membenarkan bahwa harga beras naik Rp 1.500 yang tadinya Rp 11.000 kini menjadi 12.500 per kilogram. Selain beras, Walikota juga memantau harga kebutuhan pokok lainnya seperti sayuran dan telur ayam.

Untuk harga telur ayam mengalami penurunan, yakni dari Rp 28.000 per kilogram menjadi Rp 25.000 per kilogram. Sementara itu, untuk harga kebutuhan pokok masyarakat lainnya seperti sayuran masih relatif stabil. “Ya, yang naik cuma harga beras, namun untuk kebutuhan pokok lainnya relatif stabil,” ujar Hj. Ade Uu kepada para awak media.

Dengan kenaikan harga beras, Walikota Banjar bersama jajaran OPD terkait akan terus memantau harga bahan pokok serta komoditi lainnya di pasar Banjar

Sementara itu, Lela (39) warga Cimenyan, kota Banjar mengaku khawatir dengan kenaikan harga beras. Menurutnya, lantaran beras merupakan bahan pokok yang paling utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kalau bisa ya jangan naik terus lah, kami sebagai masyarakat jadi khawatir kalau harga beras terus merangkak naik,” ujarnya.

Imran (41) salah satu pedagang beras mengaku kenaikan beras karena minimnya pasokan. “Ini akibat minimnya pasokan, sementara pembeli bukan hanya warga Kota Banjar saja melainkan dari luar Kota Banjar pun seperti Majenang, Ciamis, dan daerah lainnya belanja ke pasar Kota Banjar,” katanya.

Berdasarkan pantauan japos.co, memang musim kemarau saat ini berdampak pada kenaikan harga komoditas beras. Di Pasar Subuh, Kota Banjar, harga beras berbagai jenis mengalami kenaikan cukup signifikan. Kini untuk 1 kilogram beras standar dijual sebesar Rp 12.500 dari sebelumnya kisaran Rp 11.000per kilogram. Menurut salah satu pedagang, kenaikan harga beras terjadi sejak minggu kemarin akibat pasokan dari petani yang berkurang.

Petani enggan menanam padi lantaran dipicu oleh pasokan air yang sulit akibat musim kemarau. Petani tidak berani ambil resiko merugi dan memilih menunggu musim hujan tiba. Buntutnya, pasokan beras ke pasar dari sejumlah bandar pun kini berkurang. “Pasokan beras saat ini rebutan karena sudah berkurang pak, ini akibat petani tidak mau tanam padi karena musim kemarau,” jelas pedagang beras, Ripki .

Akibat harga beras yang melambung ini, pedagang mengaku penjualannya mengalami penurunan akibat konsumen yang mengurangi jumlah pembelanjaannya. Pedagang memprediksi harga beras akan terus merangkak naik bila hingga akhir bulan September mendatang petani belum kunjung menanam padi. “Kalau bulan depan petani belum juga menanam padi harga beras dipastikan akan terus naik tinggi dan mungkin bisa kembali normal ketika memasuki musim hujan nanti,” pungkas Ripki. (Mamay)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *