BeritaSulawesi Selatan

Pasca Libur Bersama, Koordinator TWA Bantimurung Ajak Wisatawan: “Ayo ke Maros, Semua Ada!”

×

Pasca Libur Bersama, Koordinator TWA Bantimurung Ajak Wisatawan: “Ayo ke Maros, Semua Ada!”

Sebarkan artikel ini
Koordinator Kawasan Alam Bantimyrung Suardi

Views: 57

MAROS, JAPOS.CO – Pasca libur bersama pada tanggal 12 dan 13 Mei 2025, kawasan wisata alam Taman Wisata Alam (TWA) Bantimurung kembali ramai dikunjungi wisatawan. Koordinator TWA Bantimurung, Suardi yang akrab disapa “Pak Ustadz”, mengajak masyarakat untuk menjelajahi pesona alam Maros melalui slogan khasnya: “Ayo ke Maros, Semua Ada!”

Bantimurung dikenal dengan keindahan air terjunnya yang memukau, udara sejuk, serta keberadaan berbagai jenis kupu-kupu yang beterbangan bebas, menciptakan suasana alami yang menenangkan. “Ketika seseorang melihat langsung air terjun Bantimurung dari dekat, akan muncul rasa takjub yang sulit digambarkan. Apalagi jika mandi di aliran airnya, sensasinya sangat menyegarkan,” tutur Suardi.

Namun, menurutnya, keistimewaan Bantimurung tak hanya terletak pada wisata alamnya saja. Di kawasan ini juga terdapat sebuah sumber mata air yang dipercaya memiliki nilai sakral dan kisah legenda. Sumber mata air tersebut konon menjadi tempat mandi para bidadari atau selerir pada zaman dahulu. Banyak pengunjung yang datang dengan niat tertentu—baik untuk mendapatkan jodoh, kesembuhan dari penyakit, maupun untuk pensucian diri—mengaku merasakan manfaat setelah berendam di kolam itu.

“Bukan soal mistis, tapi ini soal keyakinan dan niat yang tulus,” ujar Suardi. Ia menekankan bahwa segala sesuatu tetap berasal dari kehendak Sang Pencipta, dan sumber air itu hanyalah perantara yang telah dikenal secara turun-temurun.

Menariknya, Suardi juga mengungkapkan adanya kisah legenda Kerajaan Kera Putih yang berkaitan erat dengan asal-usul Bantimurung. Diceritakan, raja dari kerajaan tersebut adalah manusia kera putih yang sakti, keturunan Karaeng Lumu. Hingga kini, patung kera putih yang menjadi ikon Bantimurung masih berdiri tegak di pintu gerbang masuk kawasan tersebut, sebagai pengingat sejarah lokal yang kaya namun belum banyak dikenal.

“Sebenarnya kawasan ini punya sejarah dan legenda yang luar biasa. Bukan hanya tempat wisata, tapi juga warisan budaya yang harus dijaga kesakralannya,” tambah Suardi.

Dengan mengangkat kembali nilai-nilai sejarah dan spiritualitas lokal, ia berharap semakin banyak wisatawan, peneliti, hingga pencinta alam yang tertarik datang, tidak hanya untuk menikmati keindahan, tetapi juga memahami kekayaan makna di baliknya.(hk) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *