Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Barat

Kesadaran Masyarakat dalam Mengkonsumsi Ikan Mengalami Kenaikan 

×

Kesadaran Masyarakat dalam Mengkonsumsi Ikan Mengalami Kenaikan 

Sebarkan artikel ini

Views: 1.3K

CIAMIS, JAPOS.CO – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Ciamis menyebut angka konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Ciamis mengalami kenaikan setiap tahunnya. Meningkatnya angka konsumsi ikan merupakan bentuk kesadaran masyarakat Ciamis yang tinggi dalam mengonsumsi ikan.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kepala Disnakkan Ciamis, Dr. Giyatno, S.IP. M.Si didampingi Kabid Kesmavet, drh Asri mengatakan, angka konsumsi ikan di Kabupaten Ciamis per tahunnya ada kenaikan. Pada tahun 2023 lalu juga angka konsumsi ikan itu 25,31 kilogram perkapita per tahun.

Angka tersebut naik dari tahun 2022 yakni  22,15 kilogram perkapita per tahunnya. Kemudian pada tahun 2021 yakni 21,12 kilogram perkapita per tahunnya. Angka tersebut juga naik dari tahun 2020 yakni 19,70 kilogram perkapita per tahunnya. “Tentunya ada beberapa faktor pendukung yang menyebabkan adanya kenaikan angka konsumsi ikan di Ciamis. Seperti bertambahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat ikan,” katanya, Selasa (5/3).

Giyatno mengungkapkan, Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis juga terus berupaya dan sosialisasi kepada masyarakat. Termasuk sosialisasi ke lokus stunting tentang Gerakan memasyarakatkan makan ikan atau Gemarikan. “Gemarikan ini juga ada kerjasama dengan Forikan atau Forum Peningkatan Konsumsi Ikan yang sudah terbentuk di setiap kecamatan dan Desa di Kabupaten Ciamis. Dalam sosialisasi tersebut minimalnya dua atau tiga kali dalam seminggu,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, faktor selanjutnya itu karena sekarang banyak olahan makanan yang bahan dasarnya dari ikan. Seperti baso ikan, es cream, dimsum dan masih banyak lagi makanan yang olahannya dari ikan. “Jadi memang kalau masyarakat sekarang banyak beragam pilihan, karena kalau hanya bakar, goreng sama pepes itu daya tariknya kurang. Tapi kalau sekarang sudah berbentuk olahan, tidak hanya orang tua, anak-anak juga suka,” katanya.

Giyatno menyebut, faktor lainnya itu karena sekarang ibu rumah tangga banyak yang kreatif dalam mengolah ikan untuk di konsumsi keluarganya.

“Kita juga sering sampaikan kepada ibu-ibu dalam sosialisasi itu minimal dua atau tiga kali harus menyajikan ikan, jadi itu juga berbentuk ajakan. Maka dari itu, agar tidak bosan, ibu-ibu sering melihat di internet tentang penyajian ikan agar menarik. Pada dasarnya setiap keluarga itu ingin, keluarganya sehat. Salah satu penanganan dalam stunting itu harus diperhatikan asupan protein hewani,” ungkapnya.

Selain itu, kata Giyatno, Disnakkan Ciamis juga berupaya mensosialisasikan pentingnya mengkonsumsi ikan tidak hanya dalam bentuk sosialisasi tetapi juga melalui edukasi yang lebih menarik dan inovatif.

Sehingga penyampaian pesan dan informasi lebih mudah diserap, yaitu salah satunya dengan senam (gerak dan lagu) ajakan mengkonsumsi ikan. Selain itu, edukasi juga dilakukan melalui bimbingan teknis. Bimtek tersebut dilakukan dengan menyasar beberapa target atau sasaran dengan tema diversifikasi pangan berbahan dasar ikan. “Sehingga para peserta dapat mengimplementasikan olahan pangan berbahan dasar ikan secara lebih variatif lagi dan menarik bagi anggota keluarga atau lingkungan masyarakat baik tingkat desa ataupun kecamatan,” papar Giyatno.

Kenaikan konsumsi ikan di Ciamis ini, tandas Giyatno, bukan hanya peran dan ajakan dari Disnakkan Ciamis saja. Akan tetapi ini juga hasil dari kolaborasi atau pentahelix bersama seluruh stakeholder dan masyarakat Ciamis. “Mudah-mudahan tahun ini juga bisa naik, sehingga angka stunting di Ciamis bisa turun atau zero stunting,” pungkasnya. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 265 JAKARTA, JAPOS.CO – Penyakit Lupus atau umum dikenal Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit reumatik autoimun yang menyerang berbagai macam organ dan memiliki berbagai macam gejala. Penyakit ini disebabkan…