Views: 716
PEKANBARU, JAPOS.CO – Jimmy Horrison (30) dan istrinya, Esra Hutagaol (28) merasa terharu dan bersyukur atas respons tanggap dan profesionalitas yang diberikan oleh pihak Kepolisian Pekanbaru terhadap kasus pencurian yang mereka alami, Sabtu (20/4/2024).
Kepada Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Jeki, Kasat Reskrim Kompol Bery Juana SIK MH dan Kapolsek Payung Sekaki, IPTU Rejoice Benedicto Manalu, STrK SIK mereka mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerja keras dalam menangani kasus tersebut.
“Terimakasih Pak Kapolres, Kasat Reskrim, Kapolsek Payung Sekaki, atas responnya begitu cepat terhadap laporan kami pedagang kecil ini, semoga Kepolisian semakin di cintai masyarakat,” ujar Jimmy.
Kejadian tragis itu terjadi pada hari Minggu, tanggal 14 April 2024, ketika Jimmy dan Esra menjadi korban pencurian di Jalan Soekarno Hatta, Komplek Patung Kuda. Barang dagangan senilai 5 juta rupiah, termasuk biji kopi, bubuk kopi, kacang tanah, peralatan kunci-kunci mobil pick-up, dan satu buah lampu jualan, raib digondol oleh pelaku yang tidak bertanggung jawab.
Namun, berkat respons cepat dan tepat dari Polsek Payung Sekaki yang didukung oleh Polresta Pekanbaru, kasus pencurian tersebut berhasil terungkap. Pada Rabu, tanggal 17 April 2024, sekitar pukul 23.00 WIB, pelaku bernama IJP(40) berhasil ditangkap atas dugaan tindak pidana pencurian milik korban.
Meskipun kerugian tersebut mungkin terlihat sepele bagi beberapa orang, namun bagi Jimmy dan Esra, hal itu sangat berdampak pada kehidupan mereka sebagai pedagang kecil. Tidak hanya kehilangan barang dagangan, namun mereka juga merasa putus asa karena terganggu dalam menjalankan usaha mereka.
Sikap dan tindakan tanggap dari pihak kepolisian memberikan harapan baru bagi Jimmy dan Esra. Mereka mengungkapkan harapannya agar kejadian serupa tidak terulang lagi, dan pedagang kecil seperti mereka dapat merasa aman dan dilindungi dalam menjalankan usaha mereka di Pekanbaru.
Kasat Reskrim Kompol Bery Juana menegaskan bahwa semua laporan dari masyarakat, tanpa memandang status sosial atau ekonomi pelapor, harus diperlakukan dengan serius oleh pihak kepolisian.
“Polisi ini juga manusia biasa yang punya hati, tidak boleh membedakan baik orang besar atau orang kecil. Bagi kami semua kasus diatensi tanpa memandang apapun,” kata Bery.
Dengan kejadian ini, terbukti bahwa Kepolisian Pekanbaru tidak hanya menjadi penegak hukum, tetapi juga menjadi pelindung dan pelayan masyarakat, menjaga keamanan dan ketertiban untuk kebaikan bersama. (AH)
