Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Bupati Ciamis Ajak Masyarakat Hemat Air Dalam Menghadapi Ancaman El Nino

×

Bupati Ciamis Ajak Masyarakat Hemat Air Dalam Menghadapi Ancaman El Nino

Sebarkan artikel ini

Views: 107

CIAMIS, JAPOS.CO – Musim kemarau yang berkepanjangan, menimbulkan berbagai masalah serius di Kabupaten Ciamis. Terkait hal itu, Bupati Ciamis, H.  Herdiat Sunarya merasa prihatin dan berharap masyarakat dapat menghemat air serta melakukan doa bersama.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Diungkapkannya, saat ini sebanyak sembilan Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Ciamis mengalami krisis air bersih yang cukup parah. Beberapa masyarakat bahkan harus bergantung pada suplai air untuk keperluan minum sehari-hari. “Masyarakat diharapkan pandai dalam menghemat air. Kebijakan penghematan air menjadi kunci utama dalam menghadapi musim kemarau yang mengancam. Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran, baik di rumah, lahan maupun kebun.” Ungkap H. Herdiat, Selasa (12/9).

Selain masalah air, bencana kebakaran pun ikut menghiasi dalam permasalahan serius Pemkab Ciamis.  Bupati Ciamis berharap warga masyarakat untuk selalu waspada. “Kebakaran telah menjadi ancaman serius di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Ciamis, mengalami kebakaran lahan hutan yang cukup luas. Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati agar tidak terjadi kebakaran yang dapat membahayakan nyawa dan harta benda,” himbaunya.

Jika hujan belum turun hingga akhir bulan September, Bupati Ciamis mengajak masyarakat untuk berdoa bersama melalui salat Istisqo. “Saya berharap, akhir bulan ini akan membawa berkah berupa hujan sehingga sawah-sawah dapat kembali diolah seperti biasanya. Untuk mengatasi kekeringan saat ini, saya menyarankan agar lahan-lahan yang tidak bisa ditanami padi digunakan untuk menanam tumbuhan lain atau palawija. Ini adalah upaya untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan yang tersedia di tengah tantangan kekeringan yang ada. Dalam situasi yang menuntut kerjasama dan kesadaran bersama, masyarakat Ciamis diharapkan dapat mengambil langkah-langkah preventif guna menghadapi musim kemarau yang berat dan menjaga keberlanjutan sumber daya air di daerah mereka,” ajaknya.

108 Hektare Alami Gagal Panen

Kondisi hari ini, berdasarkan pantauan japos.co dimana Kabupaten Ciamis dan sekitarnya mengalami kekeringan atau musim kemarau, tentunya sangat berdampak pada semua sektor, termasuk sektor pertanian. Tercatat, sebanyak 108 hektare sawah di tiga kecamatan di Kabupaten Ciamis mengalami gagal panen alias puso.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, ada tiga Kecamatan di Kabupaten Ciamis yang mengalami puso, diantaranya Kecamatan Banjarsari seluas 55 hektare, Kecamatan Pamarican 52 hektare dan Kecamatan Cimaragas 1 hektare.

Selain gagal panen, tanaman padi di beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis juga terancam mengalami hal yang serupa akibat perubahan iklim kekeringan. “Tersebar di 18 kecamatan yang masuk kriteria kekeringan ringan ada 18 hektare, kriteria sedang 103 hektare dan berat 86 hektare. 108 hektare di antaranya dipastikan puso, itu data hingga 31 Agustus 2023,” ungkap Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo di ruang kerjanya, Selasa (2/9).

Dikatakannya, berbagai upaya untuk menangani kekeringan telah dilakukan oleh petani maupun aparat pemerintah. Seperti pompanisasi di berbagai wilayah yang masih memilki potensi air sungai atau sumur bor, serta gilir giring air untuk mengefisienkan penggunaan air, termasuk pembersihan saluran sebagai upaya normalisasi. “Kami juga meminta para petani untuk mengganti komoditas tanaman dengan tanaman palawija, hal ini dilakukan agar produktif pangan tidak terganggu meskipun terdampak kekeringan,” kata Budi.

Dijelaskannya, para petani yang mengalami gagal panen oleh Pihak Pemerintah Kabupaten Ciamis dibantu dengan memberikan bantuan benih padi. “Kami upayakan pemberian bantuan berupa benih kepada petani di tiga kecamatan itu. Sawah-sawah milik petani di tiga kecamatan itu ada yang tadah hujan dan sawah irigasi. Meski terjadi gagal panen seluas 108 hektare sawah di tiga kecamatan, untuk stok beras sendiri di Kabupaten Ciamis masih surplus. Hasil analisis ketersediaan pangan Kabupaten Ciamis periode bulan Agustus 2023 untuk ketersediaan beras sebanyak 99.852,23 ton, sementara untuk kebutuhan beras bulan Agustus 2023 sebanyak 14.016,03 ton. Jadi untuk stok masih aman, bahkan surplus,” jelas Budi.

Meski surplus, namun harga beras di pasar tradisional Kabupaten Ciamis penjualannya mahal, lantaran kondisi harga merata semua daerah. “Beras medium saat ini harganya Rp13 ribu per kilogram dari harga normalnya Rp10.950 per kg. Sementara beras jenis premium berkisar antara Rp14 ribu hingga Rp16 ribu per kg, harga normalnya Rp12 ribu sampai Rp13 ribu per kg. “Untuk mengantisipasi mahalnya harga beras di pasaran, pihak Pemkab Ciamis menggandeng Bulog dan kelompok tani akan mengelas pasar murah. Kita akan menggelar operasi pasar dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), kami siapkan sekitar 2 ton beras untuk masyarakat dengan harga Rp10.900 per kg,” pungkasnya. (Mamay).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 119 PEMATANGSIANTAR, JAPOS.CO – Guna meningkatkan dunia pendidikan yang berkualitas di Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Sumatera utara, Aliansi Agent Of Change Siantar-Simalungun, melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Walikota…

Berita

Views: 91 ASAHAN, JAPOS.CO – Kurang perhatiannya dari pemerintah Kabupaten Asahan terhadap Infrastruktur jalan, membuat warga marah dan melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa poster yang bertuliskan berbagai kata-kata.Advertisementscroll kebawah…