Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Dilaporkan Belum Lancar Membaca

×

Puluhan Siswa SMP di Pangandaran Dilaporkan Belum Lancar Membaca

Sebarkan artikel ini

Views: 136

PANGANDARAN, JAPOS.CO – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran menerima laporan adanya puluhan siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Mangunjaya belum bisa membaca. Saat ini, para guru di SMP Negeri 1 Mangunjaya telah membentuk tim khusus untuk memberikan pengarahan khusus untuk puluhan siswa itu.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kepala Disdikpora Kabupaten Pangandaran, Agus Nurdin mengatakan, temuan itu berawal dari program kepala SMP Negeri 1 Mangunjaya yang membuat program gerakan literasi. Dari program itu, pihak sekolah menemukan ada sekitar 32 siswa yang belum lancar atau belum bisa membaca. “Jadi, kepala sekolah baru diangkat sejak Januari, membuat program gerakan literasi sekolah. Setelah itu, tim menemukan ada beberapa siswa yang belum lancar atau belum bisa membaca,” kata Agus saat dikonfirmasi japos.co, Senin (7/8).

Menurutnya, Disdikpora Kabupaten Pangandaran telah mendatangi sekolah itu untuk memotivasi para guru. Para guru di sekolah itu diminta memberikan waktu dan perhatian khusus kepada para siswa yang belum bisa baca. “Saya juga meminta pihak sekolah tak perlu malu dengan masalah itu. Justru, temuan siswa SMP tak bisa membaca itu merupakan tantangan bagi para pengajar untuk melakukan penanganan. Mereka sebenarnya bisa, tapi belum lancar. Namun, apa pun itu, ini tugas untuk kami untuk mendorong mereka bisa lancar membaca,” ujarnya.

Kepala SMP Negeri 1 Mangunjaya, Adi Sumarna mengatakan, temuan ini berawal dari adanya sejumlah siswa yang kesulitan membaca pada tahun ajaran 2022-2023. Setelah didata, jumlah siswa yang belum bisa membaca di sekolahnya mencapai 32 orang. “Kami siapkan beberapa guru untuk membantu supaya anak bisa membaca,” katanya.

Adi mengaku tak ingin menyalahkan apa pun terkait fenomena tersebut. “Saya tak ingin menjustifikasi kasus itu dikarenakan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 atau latar belakang para siswa. Untuk mengetahui penyebab pasti para siswa itu belum bisa membaca dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Sebab, untuk mengetahui penyebab masalah itu tak bisa ditentukan dengan cepat. Kami akan kumpulkan data-data, setelah itu kami akan komunikasi dengan orang tua. Jangan sampai orang tua memberikan tendensi yang tidak baik, sehingga anak jadi minder,” ujarnya.

Metode Pembelajaran

Adi mengakui bahwa pihaknya telah menyiapkan teknis pemberian materi kepada para siswa yang belum bisa membaca. Para siswa itu nantinya akan diminta datang lebih pagi dibandingkan para siswa lainnya untuk diberikan pelajaran membaca oleh para guru di SMP Negeri 1 Mangunjaya. “Intinya, kami ingin anak itu selalu minat membaca. Metodenya tentu dengan cara yang menggembirakan. Saya sudah berkoordinasi dengan para guru di SMP Negeri 1 Mangunjaya, untuk mengelompokkan siswa yang belum bisa membaca sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Setelah itu, baru ditentukan metode pengajaran di masing-masing kelompok.  Kita bantu anak-anak agar bisa membaca. Intinya teman-teman harus semangat, agar anak-anak itu bisa sama dengan yang lain. Karena anak punya kecerdasan masing-masing,” kata dia.

Ihwal adanya keterbatasan siswa, Disdikpora Kabupaten Pangandaran disebut akan melakukan analisis lebih lanjut. Apabila ada siswa yang memiliki kebutuhan khusus, itu akan ditindaklanjuti oleh para guru. Termasuk mengenai latar belakang ekonomi keluarganya. “Namun, kami akan lihat lebih lanjut, apakah karena kebutuhan khusus atau karena motivasi anak yang kurang, atau mungkin cara mengajar diubah,” ujar Agus.

Pihaknya saat ini akan fokus memberikan pengarahan khusus kepada para siswa yang belum bisa membaca itu. Selain itu, pihak sekolah juga akan berkoordinasi dengan para orang tua siswa. Para orang tua nantinya juga akan diberi pengertian tentang masalah anaknya masing-masing. “Kalau ada butuh banyak baca di rumah, kami sampaikan kepada keluarganya, agar orang tua juga bisa membantu,” pungkasnya. (Mamay)

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *