Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Barat

Pesankan Lahitkan Inovasi Untuk PenWakoingkatan Pariwisata

×

Pesankan Lahitkan Inovasi Untuk PenWakoingkatan Pariwisata

Sebarkan artikel ini

Views: 36

BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Pemerintah dan Pengusaha perlu lahirkan inovasi dan pembenahan demi meningkatan Wisata Bukittinggi sebagai Kota Wisata.
Hal tersebut diperlukan misalnya, setiap lebaran hari Raya Idul Fitri, Kota Bukittinggi menjadi Kota tujuan, kota kunjungan bagi Pemudik dan Wisatawan untuk menikmati santapan kuliner, berbelanja dan serta ke objek Wisata.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kepadatan wisatawan saat Lebaran di Kota Wisata, setelah 2 hari Idul Fitri sampai minggu terakhir liburan, di beberapa ruas jalan Lalu lintas kota diwarnai kemacetan, Kendaraan dari berbagai luar Kota dan Provinsi secara serentak bergantian menuju Bukittinggi untuk berwisata.

Ketua Umum Ikatan Pemuda Pariwisata Bukittinggi (IPPB) Rudi Arnel melihat situasi keramaian pengunjung wisata dan pemudik secara spontan bergantian menghabiskan waktu.

“Dari Observasi Wisata Tim Kreatif melihat selama masa lebaran berbagai aspek menyangkut tujuan dan kunjungan Wisatawan lokal selalu memberikan Pelayanan Jasa terbaik, saling menghargai dan memuliakan tamu yang datang,” kata Rudi di Bukittinggi, Sabtu (29/4/2023).

Ikatan Pemuda Pariwisata Bukittinggi memberikan usul saran kepada Pemerintah dan Dinas Terkait beserta Para Pengusaha dan Pelaku Wisata perlu pembenahan dan inovasi dengan sentuhan tapi efek nya dapat mengesankan bagi wisatawan yang berkunjung.

“Bukittinggi Kota Wisata Religi yang berlandaskan Adat bersandi syarak,Syarak bersandi Kitabullah menyarankan pihak Objek Wisata menyediakan kain panjang yang di ikat kan ke pinggang untuk menutupi paha bagi wisatawan Pria dan Wanita menggunakan celana atau Rok Pendek memasuki areal wisata, karena budaya Minang menjaga Adat Kesopanan begitu juga inovatif terhadap keseragaman,” terangnya.

Kostum bagi juru parkir, Kusir Bendi dan petugas objek Wisata pedagang UMKM.

Hasil pantauan Tim Observasi Wisata IPPB banyak tarif penjualan makanan serta oleh- oleh khas non makanan dengan harga bervariasi.

“Secara Umum pedagang kuliner khas oleh-oleh dan aneka aksesoris saling koordinasi keseragaman harga dengan banderol yang memudahkan transaksi,karena barang dagangan sama,kualitas sama dengan harga jauh berbeda memberikan image negatif dan wisatawan enggan berbelanja,” pesan Rudi Arnel.

Rudi menjelaskan pembenahan Objek Wisata disarankan kepada Dinas Pariwisata penambahan tong/kotak sampah berbentuk unik sebagai daya tarik objek wisata.

“Kalau bisa di pelataran Jam gadang yang sudah ada spot-spot panggung lantai di meriahi oleh potensi Komunitas dan kelompok Music serta tarian seperti tangsa di jadwal ecara bergantian menampilkan aksi mereka untuk menghibur Wisatawan di pelataran Jam Gadang.

Penertiban parkir dan Arus Lalu lintas yang rapi perlu menjadi perhatian pihak OPD yang terkait.(Yet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *