Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Barat

Tenaga Pendamping Profesional Kementerian Desa Harus Bijak Dalam Pembinaan di Nagari yang Dibinanya

×

Tenaga Pendamping Profesional Kementerian Desa Harus Bijak Dalam Pembinaan di Nagari yang Dibinanya

Sebarkan artikel ini

Views: 70

DHARMASRAYA, JAPOS.CO – Tenaga Pendamping Profesional (TPP) atau Pendamping Desa merupakan salah satu aktor utama dalam proses pelaksanaan pembangunan desa. Tugas Pendamping Desa selain mendampingi penggunaan Dana Desa, juga harus melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat hingga desa menjadi mandiri.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Pentingnya peranan Pendamping Desa tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dalam pidato peringatan puncak Hari Bakti Pendamping Desa di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

“Pendamping Desa, urat nadi dana desa. Pendamping Desa adalah urat syaraf APBDesa. Pendamping Desa, adalah otot pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa,” kata Gus Halim sapaan akrabnya,yang dikutip dari salah satu info Dharmasraya.

M Zen SPd MPD mantan Camat Tiumang Dharmasraya menyebut berbagai kemajuan desa, capaian pembangunan desa, tidak lepas dari peran para pendamping desa, yang selalu siap 24 jam mengabdi untuk desa, dan warga desa.

Hal ini berdampak positif yang dibuktikan dengan data capaian Indeks Desa Membangun (IDM) menunjukkan pertumbuhan grafik naik dibandingkan sejak pertama kali pendamping desa ditugaskan pada tahun 2015.

“Pada 2015, Desa Mandiri di Indonesia hanya 174, dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 6.238 desa,” ujarnya berdasarkan info dari kemendes go.id.

Hal yang sama juga terjadi pada status Desa Maju dan Berkembang. Pada tahun 2015 sebanyak 3.608 desa di Indonesia berstatus Desa Maju, dan bertambah menjadi 20.249 Desa Maju pada tahun 2022.

Sedangkan Desa Berkembang pada tahun 2022 sebanyak sebanyak 33.902, atau meningkat drastis dari hanya 22.882 Desa Berkembang pada tahun 2015.,juga informasi dari kemendes.

“Untuk Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal menyusut. Dari 33.592 Desa Tertinggal pada tahun 2015, dan menurun ke angka 9.584 pada 2022. Sedangkan Desa Sangat Tertinggal saat ini adalah 4.982,  angka ini turun lebih dari 50 persen dari 13.453 desa sangat tertinggal pada 2015,” tandasnya,yang juga didapatkan informasi dari kemendes.

Selain IDM, kelembagaan ekonomi desa yang terus didorong semakin berkembang oleh para pendamping dengan memanfaatkan kemudahan proses dan regulasi yang dicanangkan oleh pemerintah pusat salah satunya Kemendes PDTT.

“Jumlah BUM Desa meningkat 738 persen, dari 8.189 BUM Desa pada tahun 2014, menjadi 60.417 BUM Desa pada tahun 2022. Tercatat pula berdirinya 6.583 BUM Desa Bersama sebagai wujud kerja sama usaha antardesa,”ujarnya.

Tak hanya itu, adanya Undang-undang Cipta Kerja telah memperkuat posisi dan kualitas BUM Desa, sekaligus meluaskan peluang usahanya. Oleh karena itu, M Zen SPd MPD meminta pendamping desa terus aktif mendampingi perkembangan BUM Nag dan BUM Desa Bersama di wilayahnya,begitu yang dirasakan oleh beliau ketika beliau menjabat Camat Tiumang tiga tahun yang lalu.

“Di setiap peraturan turunan tersebut, posisi BUM Desa atau Bumnag disebut bersama-sama, dalam satu helaan nafas, dalam satu ayat yang sama, dengan BUMN dan BUMD,” tutupnya.

Maka dari itu, besarnya tanggung jawab pendamping desa dalam pembangunan di desa, tentu dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Masyarakat berharap berbagai kegiatan pelatihan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas para Pendamping Desa agar dapat mengantarkan desa yang didampingi mencapai target dalam pembangunan.(Erman Chaniago).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *