Views: 428
BANJAR, JAPOS.CO – Produksi sandal hotel milik Suharyono warga RT 01/02 Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mengalami perkembangan cukup pesat. Bahkan, produk sandal hotel hasil produksi rumahan milik Suharyono tersebut kini menguasai pasar hotel di kawasan Priangan Timur (Priatim).
Haryono mengatakan, awalnya ia mulai merintis usahanya membuat produksi sandal hotel yang terbuat dari bahan spoon tersebut sejak empat tahun lalu tepatnya tahun 2018. Setelah proses produksi mulai berjalan kemudian ia menawarkan hasil produksinya ke sejumlah hotel. Setelah itu, usahanya mulai berkembang hingga sekarang ini.
Bahkan produk sandal hotel tersebut saat ini mampu bersaing dan bisa memenuhi kebutuhan pasar sejumlah hotel yang ada di kawasan Priangan Timur. Mulai Garut, Tasikmalaya, Ciamis hingga Pangandaran. “Pasarnya hotel kawasan Priangan Timur. Paling banyak penjualan itu ke hotel Pangandaran karena banyak tempat wisata,” kata Suharyono, Minggu (5/11).
Dalam satu bulan omzet penjualan produksi sandal hotel di tempat usahanya tersebut rata-rata mencapai 500 kodi atau sekitar 11 ribu pasang sandal. Adapun harga jual untuk produk sandal hotel yaitu dikisaran Rp50.000-Rp76.000 per kodi. Tergantung jenis, tebal, model dan kualitas bahan yang digunakan dalam proses produksi.
Proses pengerjaannya, kata Suharyono, untuk pembuatan sandal hotel tersebut mulai dari design, pemotongan sampai proses tidak membutuhkan waktu yang lama. Untuk 100 kodi sandal, Suharso hanya menghabiskan waktu sekitar dua minggu saja. “Harga tergantung jenis dan kualitas bahan. Setiap konsumen kadang itu memiliki spesifikasi sendiri. Untuk bahan atau spoon kami ambil dari Tasikmalaya dan Tangerang,” katanya.
Suharyono mengaku omzet penjualan sandal hotel sempat terpengaruh pandemi Covid-19 selama 2 tahun. Namun sekarang ini menurutnya mulai berangsur pulih. Saat pandemi, tandas Suharyono, omzet penjualan produk sandal hotel menurun drastis hingga 90 persen. Namun, saat ini sejak awal tahun 2022 omzet penjualannya berangsur membaik bahkan kembali mencapai 90 persen lebih. “Produk kita kan bergantung wisata dan pengunjung hotel. Nah waktu pandemi itu sempat turun sampai 90 persen tapi sejak awal tahun sudah mulai membaik,” tandasnya. (Mamay)