Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Barat

Pasien BPJS Alami Kebutaan Setelah Beberapa Bulan Selesai di Operasi

×

Pasien BPJS Alami Kebutaan Setelah Beberapa Bulan Selesai di Operasi

Sebarkan artikel ini

Views: 83

KABUPATEN SOLOK, JAPOS.CO – Berdasarkan informasi dan penelusuran japos.co,  pria paruh baya yang akrab disapa Ardison ( 42 Th) tidak bisa melihat setelah kedua matanya di operasi di Rumah Sakit Khusus Mata PEC kota Padang. Operasi pertama malam hari (28/6/2021), siangnya di pulangkan, dan begitu juga dengan operasi kedua, setelah malam di operasi siangnya juga sudah diperbolehkan pulang.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Sebelumnya pasien BPJS dengan keluhan penyakit mata kabur asal Rumah Sakit Umum Aro Suka kabupaten Solok ini, di rujuk ke Rumah Sakit Khusus Mata PEC kota Padang untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Pria asal Desa Kulemban Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat yang berprofesi sebagai petani ini berharap pihak Rumah Sakit Khusus Mata PEC Kota Padang bertanggungjawab.

“saya berharap dan meminta kepada pihak Rumah Sakit Khusus Mata PEC Kota Padang, untuk dapat mempertanggung jawabkan atas kejadian yang terjadi pada kedua mata saya setelah beberapa bulan selesai di operasi,” ucap Ardison di ujung selularnya (14/2/2022).

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Khusus Mata PEC kota Padang, dr Rahmi Puspita Genie. MARS yang di dampingi oleh dua kuasa hukumnya saat dikonfirmasi japos.co- membenarkan Ardison sudah melakukan dua kali operasi.

“Betul Ardison adalah pasien Rumah Sakit PEC, dan betul Ardison sudah dua kali operasi, setahu saya tidak ada keluhan dari keluarga pasien, soalnya kami selalu berkomunikasi dengan keluarga pasien. Sebelum operasi matapun Ardison pun tidak bisa melihat, lalu kita bantu pasien mendapatkan donor Cornea, ujar Rahmi.

Terpisah Muhammad Taufik. SH Lawyer Rumah Sakit  PEC mengatakan,”kami sudah komunikasi juga dengan pasien dan keluarga pasien, keluarga pasien tidak pernah memberikan izin, baik itu tulisan, gambar maupun informasi apapun mengenai Ardison kepada wartawan manapun, malahan keluarga pasien juga meminta informasi ke kami, wartawannya siapa, identitas apa, beritanya seperti apa dan dapat informasinya dari mana, sehingga kemudian kita juga jadi enak menjawab, karena nanti juga pertanggung jawabannya karena ini berhubungan dengan rahasia medis rumah sakit, karena kita juga tak ingin disalahkan karena sembarangan memberikan informasi, nanti bisa jadi keluarga komplen juga ke rumah sakit, kok langsung jawab saja, karena kita tidak pernah izin pihak Rumah Sakit memberikan keterangan kepada wartawan,” ujar Taufik. SH.

Ironisnya, menurut keterangan salah seorang yang mengatas namakan keluarga pasien saat dihubungi Silvi (pihak PEC) dengan telepon selulernya menjelaskan, “jangan mengacaukan posisi kami pak, karena pihak rumah sakit sudah membantu keluarga saya, kami keluarga tidak pernah menjelek jelekan PEC, karena pihak RS sudah membantu kami, dan bukan Ardison saja yang dibantu pak,” ucap Zal yang mengaku  sebagai LSM dan Advokat tersebut.

Sementara itu Ardison yang ditemui dirumahnya dan ditanyakan soal adanya keluarga yang bernama Zal mengatakan, “saya tidak ada memohon bantuan kepada pihak lain untuk memperjuangkan kelanjutan pengobatan kedua mata saya selain kepada bapak bapak (red-japos.co). Kalau Zal adalah mamak sasuku(red-paman) tidak usah bapak pikir, dia cuma mengantarkan waktu saya di operasi, setelah itu tidak ada muncul muncul lagi, silahkan publikasi pemberitaannya, bapak ibaratkan sebagai corong untuk memperjuangkan saya. Mohon bantuannya pak, perjuangkan saya untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut, dulu saya masih bisa melihat walaupun agak kabur pandangan saya, tapi setelah beberapa bulan selesai operasi, mata saya tidak bisa melihat sama sekali pak,” ucap Ardison. (D/H).

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *