Views: 87
KAJEN, JAPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan menyatakan angka stunting turun signifikan dari tahun ke tahun hal itu berdasarkan rilis Survai Status Gizi Indonesia (SSGI) yang di bentuk oleh Kemenkes RI.
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) untuk mencari tahu gambaran terbaru status gizi populasi anak di seluruh Indonesia.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 penanganan Stunting di kabupaten Pekalongan membuahkan hasil atas berbagai intervensi yang telah di lakukan pemkab untuk terus menekan angka stunting hingga menuju Zero Persen.
Pada tahun 2022 angka stunting di kabupaten Pekalongan 23,5 Persen namun ada peningkatan kembali angka stunting di tahun 2023 menjadi 28,6 Persen Dan ada penurun kembali stunting di tahun 2024 menjadi 16,5 Persen.
Hasil SSGI tersebut membuat Pemkab Pekalongan menunjukkan optimisme tinggi kala menghadapi penilaian dari Pemprov Jateng, pekan lalu.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan menunjukkan optimisme tinggi dalam penilaian kinerja penurunan angka stunting yang dilaksanakan pada Rabu, 28 Mei 2025, di ruang rapat Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Pekalongan.
Menurut Asisten 1 Setda Kabupaten Pekalongan, Ali Riza, menyampaikan kepada dewan juri dari Provinsi Jawa Tengah mengenai langkah-langkah strategis dan inovasi yang telah dilakukan oleh Pemkab Pekalongan dalam upaya menekan angka stunting.
Dalam penjelasannya, Ali Riza mengungkapkan bahwa berbagai intervensi telah dilakukan berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2023. Langkah-langkah inovatif tersebut menyasar berbagai kelompok usia dan kondisi, mulai dari pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, intervensi gizi untuk ibu hamil, hingga melibatkan peran aktif lansia (simbah) yang diyakini memiliki pengaruh dalam pengasuhan anak di beberapa wilayah.
“Alhamdulillah, berkat langkah-langkah dan inovasi yang telah kita lakukan, indikator-indikator menunjukkan kenaikan yang signifikan, sehingga angka stunting di Kabupaten Pekalongan berhasil turun menjadi 16,5%,” ujar Ali Riza dengan optimis.
Tim penilai dari Provinsi Jawa Tengah memberikan perhatian khusus terhadap inovasi-inovasi yang telah diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Pertanyaan mendalam diajukan terkait aspek pembiayaan, sistem monitoring, kelembagaan, serta potensi replikasi program di wilayah lain. Tim penilai ingin memastikan keberlanjutan dan efektivitas program, termasuk kemungkinan replikasi program sukses dari satu kecamatan ke kecamatan lainnya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ali Riza menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Pekalongan untuk mendukung penuh upaya penurunan stunting, termasuk melalui alokasi anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pekalongan jika diperlukan.
Lebih lanjut, Ali Riza juga menyoroti adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Pekalongan. Kontribusi positif datang dari pengusaha konveksi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta dukungan dari Dana Desa yang turut dialokasikan untuk program-program terkait pencegahan dan penanganan stunting.
Di akhir penyampaiannya, Ali Riza menyampaikan harapan besar agar hasil penilaian yang positif ini dapat menjadi pemicu, ajakan, dan landasan untuk upaya yang lebih intensif dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Pekalongan.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan optimis bahwa dengan kerja keras, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi dari berbagai pihak, target penurunan stunting yang lebih signifikan dapat tercapai di masa mendatang.
Hasil penilaian dari tim provinsi diharapkan dapat memberikan masukan konstruktif untuk penyempurnaan program dan mempercepat terwujudnya generasi Kabupaten Pekalongan yang sehat dan berkualitas.(INA)