Views: 131
SAMOSIR, JAPOS.CO – Dalam rangka menghadapi proses revalidasi UNESCO Global Geopark (UGGp) yang akan dilaksanakan pada Juli 2025, pengelola Toba Caldera UGGp terus memperkuat berbagai aspek manajemen dan pelestarian kawasan. Salah satu aspek krusial yang menjadi perhatian dalam penyusunan dossier UNESCO adalah kategori Interpretasi dan Pendidikan Lingkungan, yang secara langsung berkontribusi terhadap pelestarian geologi, lingkungan, budaya, serta peningkatan kualitas wisata edukasi.
Seperti diketahui, setiap Geopark yang telah mendapatkan status UGGp wajib menyusun dossier yang terdiri atas dua bagian, yaitu Dokumen A dan Dokumen B. Dokumen A sendiri terbagi menjadi lima kategori utama, yakni:
1.Geologi dan Bentangan,
2.Struktur Pengelolaan,
3.Interpretasi dan Pendidikan Lingkungan,
4.Geowisata,
5.Pembangunan Ekonomi Daerah yang Berkelanjutan.
Dalam konteks ini, interpretasi dan pendidikan lingkungan bukan hanya menjadi komponen formal dalam dokumen, tetapi juga merupakan fondasi penting dalam menjaga keberlanjutan kawasan Geopark.
Peran Strategis Interpretasi dan Pendidikan Lingkungan
Interpretasi dan pendidikan lingkungan di kawasan Toba Caldera UGGp dirancang untuk menyampaikan informasi geologi, ekologi, dan budaya dengan cara yang menarik, mudah dipahami, dan kontekstual bagi masyarakat lokal serta pengunjung. Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti:
- Penelitian dan kegiatan ilmiah terkait ilmu kebumian.
- Program pendidikan lingkungan bagi siswa sekolah, mahasiswa, dan masyarakat umum.
- Penyusunan materi pendidikan yang diverifikasi oleh para penilai lapangan UNESCO.
- Pelatihan intensif bagi pemandu geowisata agar mampu menyampaikan informasi secara akurat dan edukatif.
- Pemanfaatan teknologi dan internet sebagai sarana penyebaran informasi dan pembelajaran jarak jauh.
Dengan metode interpretasi berbasis pengalaman dan narasi lokal, Geopark ini menghubungkan aspek geologi dengan budaya Batak dan sejarah terbentuknya Danau Toba, menjadikannya sebagai alat edukasi yang kuat.
Implementasi di Lapangan
Pelaksanaan program interpretasi dan pendidikan lingkungan di Toba Caldera sudah dilakukan melalui berbagai sarana dan metode:
- Papan informasi edukatif di titik-titik geosite penting.
- Pusat Informasi Geopark (Visitor Center) dengan pameran interaktif dan konten multimedia.
- Tur edukatif dan lokakarya yang disesuaikan dengan kelompok usia, mulai dari anak-anak sekolah hingga wisatawan dewasa.
- Penguatan narasi lokal dan kearifan tradisional, yang menjembatani pemahaman masyarakat tentang pentingnya konservasi melalui cerita rakyat dan sejarah lokal.
Program ini juga menjalin kolaborasi dengan sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan, untuk mengembangkan kurikulum lokal yang mengintegrasikan pengetahuan geologi, ekologi, dan budaya setempat ke dalam kegiatan belajar-mengajar.
Tantangan dan Kendala
Namun demikian, implementasi program ini tidak lepas dari sejumlah tantangan yang harus diatasi secara serius. Beberapa kendala utama yang diidentifikasi antara lain:
1.Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap nilai penting warisan geologi dan lingkungan.
2.Keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan infrastruktur edukasi.
3.Masih minimnya partisipasi masyarakat dalam program interpretasi.
4.Keterbatasan teknologi informasi yang membatasi jangkauan edukasi.
5.Kurangnya koordinasi antar pemangku kepentingan, baik pemerintah, komunitas, maupun sektor swasta.
6.Dampak negatif pariwisata massal yang tidak terkendali.
7.Interpretasi yang kurang tepat akibat rendahnya pemahaman terhadap warisan geologi itu sendiri.
Solusi dan Strategi Jangka Panjang
Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, pengelola Toba Caldera UGGp telah menyusun sejumlah pendekatan strategis, seperti:
- Pendidikan berbasis komunitas, yang melibatkan masyarakat lokal dalam merancang dan melaksanakan program edukasi.
- Pengembangan kurikulum dan pelatihan terpadu, yang berorientasi pada pelestarian dan pemberdayaan lokal.
- Pemanfaatan teknologi digital, seperti aplikasi mobile, tur virtual, dan media sosial untuk memperluas akses informasi.
- Penguatan kolaborasi multipihak, antara pemerintah, akademisi, NGO, pelaku wisata, dan komunitas lokal.
- Peningkatan fasilitas fisik, seperti jalur trekking edukatif dan pusat interpretasi modern.
- Monitoring dan evaluasi rutin, untuk mengukur efektivitas serta melakukan penyempurnaan program secara berkelanjutan.
Harapan Menuju Revalidasi UNESCO 2025
Apabila kedelapan aspek dalam interpretasi dan pendidikan lingkungan yang tercantum dalam dokumen dossier dapat diimplementasikan secara optimal di seluruh 16 geosite Toba Caldera, maka hal ini tidak hanya akan memperkuat posisi Geopark ini dalam proses revalidasi, tetapi juga mendorong kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya konservasi berbasis pengetahuan.
Dampaknya bukan hanya pada kelestarian alam dan budaya, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal melalui pengembangan geowisata yang edukatif dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan partisipatif, inovatif, dan berorientasi jangka panjang, diharapkan Toba Caldera UNESCO Global Geopark dapat memenuhi seluruh indikator yang disyaratkan UNESCO, dan meraih Green Card sebagai pengakuan atas komitmen terhadap pelestarian dan pendidikan lingkungan. Sebuah tonggak penting yang tidak hanya bergengsi di tingkat global, tetapi juga menjadi kebanggaan dan warisan berharga bagi generasi masa depan Tanah Batak.
Oleh: Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl.Ec., M.Si (Pemulis adalah Penggiat Lingkungan / Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia )