BeritaDKI

Hakikat Perkawinan: Bukan Sekadar Ikatan, Tapi Perjalanan Jiwa Dua Manusia

×

Hakikat Perkawinan: Bukan Sekadar Ikatan, Tapi Perjalanan Jiwa Dua Manusia

Sebarkan artikel ini

Views: 131

JAKARTA, JAPOS.CO – Di tengah hiruk-pikuk pesta pernikahan dan tren media sosial yang sering menampilkan gemerlapnya hari bahagia, banyak yang lupa bahwa perkawinan bukanlah sekadar seremoni, melainkan awal dari perjalanan panjang dua jiwa dalam satu tujuan: saling menguatkan dalam segala musim kehidupan.

Perkawinan adalah komitmen suci yang melampaui akad atau janji di altar. Ia mengandung makna pengorbanan, kesetiaan, dan kerja sama. “Cinta bisa menjadi alasan menikah, tetapi komitmen adalah bahan bakar untuk tetap bertahan,” ujar Penasehat Perkawinan, Albert Franky Lesar, dalam sebuah seminar keluarga di Jakarta, Senin (12/5).

Menurutnya, hakikat perkawinan adalah membangun kehidupan bersama yang dilandasi kepercayaan dan komunikasi. Dalam ikatan ini, pasangan belajar menerima kekurangan, memaafkan kesalahan, dan bertumbuh bersama dalam nilai-nilai kasih sayang.

Fenomena meningkatnya angka perceraian juga menjadi pengingat bahwa membangun rumah tangga tak cukup hanya dengan cinta. “Banyak yang gagal karena berharap perkawinan menyelesaikan masalah pribadi. Padahal justru di dalam pernikahanlah proses pematangan diri itu harus terus berjalan,” tambah Albert.

Di era modern ini, perkawinan juga ditantang oleh ego, gaya hidup individualistik, hingga tekanan ekonomi. Namun di balik semua itu, banyak pasangan yang tetap bertahan dengan fondasi saling menghargai dan memprioritaskan kebersamaan.

“Perkawinan adalah ruang belajar seumur hidup. Di situlah seseorang diajarkan makna sabar, setia, dan rela berjuang demi orang lain,” kata FX. Ismanto ketika menikahkan anaknya, Ludovica Cevina Alma Putri, dengan Muhammad Panji Desta Pratama, Sabtu (10/5) di Jakarta.

Acara sakral tersebut turut dihadiri oleh Ketua PWI Jaya Kesit B. Handoyo, wartawan senior Mayong Suryo Laksono, sejumlah perwira tinggi TNI, serta perwakilan dari Kejaksaan RI. Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan mewarnai prosesi pernikahan yang berlangsung khidmat namun hangat tersebut.

Di tengah perubahan zaman, hakikat perkawinan tetaplah sama: menyatukan dua insan menjadi satu tim kehidupan. Bukan untuk mencari kesempurnaan, melainkan untuk saling melengkapi dalam cinta yang dewasa dan bertumbuh dalam komitmen yang tulus.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *