Views: 75
SAMOSIR, JAPOS.CO – Di tengah era digital dan informasi yang bergerak cepat, promosi bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan menjadi komponen vital dalam pengelolaan sebuah kawasan, termasuk kawasan strategis seperti Geopark Kaldera Toba. Keberadaan Geopark tidak hanya sebagai destinasi wisata semata, namun juga sebagai pusat edukasi, pelestarian alam, dan pelestarian budaya yang sarat makna. Oleh karena itu, promosi yang inovatif dan kreatif menjadi syarat mutlak untuk meraih kembali kartu hijau (Green Card) dari UNESCO Global Geopark (UGG).
Geopark Kaldera Toba—salah satu geopark dengan potensi geologi, ekologi, dan budaya yang luar biasa—perlu dikemas dan diperkenalkan dengan pendekatan yang sesuai zaman: digital, interaktif, dan menyentuh hati. Promosi yang dilakukan tidak sekadar formalitas administrasi untuk memenuhi syarat penilaian UNESCO, melainkan harus menjadi alat yang strategis untuk menyebarluaskan nilai-nilai penting Geopark kepada masyarakat lokal, wisatawan, akademisi, hingga komunitas internasional.
Tujuan utama promosi Geopark Kaldera Toba adalah meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya keberadaan Geopark dan segala keunikan yang dikandungnya—baik dari sisi geologi, keanekaragaman hayati, maupun kebudayaan masyarakat Batak. Lebih jauh lagi, promosi juga bertujuan untuk:
- Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan memperkuat ekonomi lokal
- Memfasilitasi kegiatan edukasi dan penelitian ilmiah
- Mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan
- Membangun citra Geopark Toba sebagai ikon internasional
Tanpa promosi yang tepat sasaran dan penuh terobosan, kekayaan Kaldera Toba hanya akan menjadi potensi laten yang tidak tergarap maksimal.
Promosi Geopark Kaldera Toba harus dijalankan melalui pendekatan multi-kanal dan multidimensi. Tidak cukup hanya dengan membuat brosur dan baliho, diperlukan pendekatan kreatif yang menyentuh berbagai segmen audiens, seperti:
- Media Sosial & Digital Marketing : Memanfaatkan kekuatan platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook untuk menampilkan pesona visual geosite, testimoni wisatawan, serta storytelling budaya lokal.
- Penyelenggaraan Event Tematik : Seperti festival budaya, lomba fotografi alam, workshop geologi, dan ekspedisi ilmiah yang dapat melibatkan masyarakat, pelajar, peneliti, dan influencer.
- Kolaborasi dengan Institusi & Komunitas : Membangun kemitraan dengan sekolah, universitas, komunitas lingkungan, asosiasi pariwisata, dan media untuk memperluas jaringan promosi.
- Branding Visual dan Narasi Kuat : Setiap titik geosite harus punya narasi yang unik: tentang asal-usul, mitos, atau fakta ilmiah, yang dikemas secara menarik dengan dukungan grafis profesional.
- Merancang Pengalaman Wisata Edukatif : Seperti paket geo-adventure, hiking ke situs batuan purba, sunrise tour, hingga kunjungan ke desa adat Batak untuk mengenal budaya secara langsung.
Target Audiens yang Harus Disasar
Dalam penyusunan strategi promosi, penting untuk memahami karakteristik target pengunjung. Geopark Kaldera Toba memiliki daya tarik bagi beragam segmen:
- Wisatawan alam yang ingin menikmati pemandangan danau dan formasi geologi purba
- Peneliti dan akademisi di bidang geologi, biologi, dan antropologi
- Pelajar dan mahasiswa dalam kunjungan edukatif
- Pecinta kegiatan outdoor seperti pendaki, pengendara sepeda gunung, dan camper
- Fotografer dan seniman yang mencari lanskap dramatis
- Wisatawan budaya yang tertarik pada tradisi dan sejarah masyarakat Batak
Mengetahui profil pengunjung ini akan membantu pengelola Geopark dalam menyusun produk wisata yang lebih relevan, inklusif, dan berdampak ekonomi nyata.
Beberapa geopark di dunia telah berhasil membuktikan bahwa promosi yang tepat dapat meningkatkan visibilitas global dan kesejahteraan masyarakat lokal:
- Geopark Gunung Api Batur, Bali: Menggabungkan promosi berbasis komunitas dengan digital marketing yang menarik.
- Geopark Lesvos, Yunani: Mengemas hutan batu menjadi destinasi geowisata edukatif kelas dunia.
- Ha Long Bay Geopark, Vietnam: Mempromosikan kekayaan geologis dan budaya lokal lewat pendekatan ekowisata.
- Geopark-geopark ini memiliki kesamaan: pemimpin promosi yang visioner dan tim kreatif yang tangguh.
Untuk membawa Geopark Kaldera Toba kembali ke jajaran geopark dunia yang diakui UNESCO, dibutuhkan pemimpin promosi dengan kompetensi luar biasa, yakni:
1.Visi strategis dan kemampuan menyusun roadmap promosi
2.Komunikatif, persuasif, dan mampu membangun jejaring luas
3.Kreatif dalam menciptakan konten promosi dan pengalaman wisata
4.Mahir dalam membaca data dan tren pariwisata global
5.Mampu memimpin tim lintas disiplin dengan semangat kolaboratif
6.Memiliki pemahaman mendalam tentang geopark dan karakteristik pengunjung
7.Tanggap terhadap perubahan pasar dan teknologi digital
8.Berjejaring aktif secara lokal, nasional, dan internasional
Namun, sebuah pertanyaan besar kini muncul: Apakah pemimpin promosi Geopark Kaldera Toba saat ini memiliki kapasitas sekelas itu?
Pertanyaan ini sepatutnya menjadi refleksi bersama, sekaligus pemicu untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen promosi Geopark Toba demi meraih kembali Green Card UNESCO di tahun 2025.
Geopark Kaldera Toba bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi tentang warisan bumi yang harus dijaga, dipelajari, dan diwariskan. Promosi yang tepat akan menjadikannya bukan hanya ikon Sumatera Utara, tapi juga warisan dunia yang hidup di hati masyarakatnya dan dikagumi dunia internasional. ***
Oleh: Dr. Wilmar Eliaser Simandjorang, Dipl_Ec., M.Si (Penulis adalah Penggiat Lingkungan / Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia )