Views: 1.4K
JAKARTA, JAPOS.CO –Bank DKI Jakarta diduga gagal menerapkan Switching Bank (layanan yang menawarkan jasa penarikan uang melalui ATM, karena terjadi erorr (kesalahan). Semua itu terjadi karena penerbit kartu atau sakelar tidak berfungsi. Ini bisa terjadi karena malfungsi sistem atau gangguan pada sistem bank.
“Transaksi gagal, karena orang kirim uang dari Bank DKI ke bank lain tidak bisa,” kata Bambang S, Pemerhati Perbankan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/4).
Menurut dia, kasus Error sistem Bank DKI bersumber dari adanya kesalahan sistem atau program switching yang ada di dalam mesin ATM terkait. Karena itu, kasus tersebut harus menjadi perhatian Internal manajemen pihak Bank DKI Ya, artinya kurang diperhatikan oleh Direksi dengan kelemahan internal Bank DKI Jakarta.
“Selain itu sistem pembayaran elektonik Bank DKI layanan top-up kartu JakCard dinilai banyak kelemahan internal tapi ada dimanajemen pihak bank.Pihak ketiga (penyedia mesin ATM), banyak ATM offline Pada pasca Jelang idul Fitri seperti tidak bisa baca coding,” katanya.
Anto warga Matraman , “Saya minta itu diselesaikan dan diperbaiki,pihak vendor bertanggung jawab, kebetulan ATM DKI banyak digunakan oleh masyarakat ambil dana KJP KJL dan lain,” cetus Anto.
Bambang menjelaskan, secara teknis pihak bank harus menjelaskan terjadi error gerai ATM jika mengambil atau menarik dana lewat ATM Bank lain itu tidak bisa diduga sistem layanan Bank DKI bermasalah.
Pasca sebelum Lebaran pada 29 Maret 2025 sampai saat ini sistem layanan Bank DKI masih error. Masyarakat keluhkan layanan Bank DKI. Namun, dalam Bank DKI tersebut, enggan melakukan Klarifikasi. Karena itu, lanjut Bambang persoalan ini merupakan persoalan sistemik yang lebih luas. Dia mengatakan hal tersebut harus disadari dilakukan langkah perbaikan.
Bambang menegaskan, Bank DKI Jakarta diminta untuk membetuk tim verifikasi dan penguji setiap produk dan layanan ke depan. “Setiap membangun produk dan layanan harus verifikasi dan uji dalam tim. Termasuk compliance dan risk management tanpa proses itu, kami tidak akan setujui,” kata Bambang.
Sementara itu, kasus jennifer Heryanto pada sistem Bank DKI down karena sistem error 29 Maret lalu. Ini tentu menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta sebagai Bank Pembangunan Daerah. Namun Pelayanan sistem yang dinilai buruk perlu menjadi catatan jajaran pihak Bank DKI via ATM atau pelayanan top-up lainnya. UT