BeritaDKI

Warga Pisangan Baru Merasa Dibodohi: Udah Bayar Rp 100 Ribu, Aspal Langsung Rusak, Bingung Mau Lapor ke Mana?

×

Warga Pisangan Baru Merasa Dibodohi: Udah Bayar Rp 100 Ribu, Aspal Langsung Rusak, Bingung Mau Lapor ke Mana?

Sebarkan artikel ini
Keterangan Foto: Penampakan aspal di depan rumah yang dikenakan biaya Rp 100 Ribu per-meter.

Views: 42

JAKARTA, JAPOS.CO – Keluhan keras disuarakan warga Pisangan Baru, Jakarta Timur, terkait proyek pengaspalan jalan yang terkesan asal-asalan dan tidak transparan.

Sejumlah warga mengaku sudah dimintai iuran sebesar Rp 100 ribu per rumah untuk di trotoar depan rumah atau toko namun aspal sudah rusak hanya dalam hitungan hari.

“Baru beberapa hari diaspal, udah banyak yang retak-retak. Ini sih bukan pembangunan, tapi pembodohan. Kami disuruh bayar seratus ribu, tapi kualitasnya memprihatinkan!” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Keresahan ini pun semakin menjadi karena warga mengaku tidak tahu hari mengadu ke mana?

Banyak warga yang merasa dipermainkan dan dibohongi oleh oknum yang melakukan pembodohan tersebut pasca Bina Marga Matraman melakukan pengaspalan jalan utama Pisangan Baru Tengah.

“Setahu saya, setiap toko atau rumah yang berhadapan dengan jalan ditawari pengaspalan, harganya kayaknya bervariasi per meternya” keluh warga lainnya ketika tim melakukan investigasi, Rabu (18/6).

Sungguh ironis, sebelumnya ada pelaksanaan pengaspalan di dalam gang RT.01 RW.12, ketika itu warga meminta dilebarkan sedikit agar terlihat rapi, namun penolakan keras datang dari Kasatpel Bina Marga Matraman, Nessy Octavia didampingi oleh seorang petugas yang dikenal bernama Icun.

Proyek tambal sulam ini menuai sorotan publik, apalagi di tengah maraknya sorotan terhadap proyek-proyek ‘asal jadi’ di Jakarta. Praktik seperti ini tidak hanya merugikan warga, tapi juga mencoreng citra pemerintah daerah yang tengah gencar menggaungkan transparansi dan pelayanan publik.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak instansi terkait. Bahkan, Icun, petugas Bina Marga Matraman ketika diinformasikan tentang berita keluhan, dirinya malah merespon yang dinilai sebuah penghinaan terhadap wartawan. Dirinya merespon dengan stiker WhatsApp dengan gambar wanita membawa kopi dengan payudara yang ikut menjadi objek.

Warga berharap aparat dan pihak pengawasan pembangunan segera turun tangan dan mengusut tuntas dugaan kejanggalan ini.

Tim investigasi yang kini tersebar di beberapa lokasi masih terus melakukan penelusuran terhadap permainan proyek yang dinilai sarat dengan dugaan pungli.

Tentunya kasus semacam ini harus dibongkar, karena rakyat bukan sapi perah. Pemerintah harus lebih selektif untuk memberikan sebuah jabatan kepada seseorang, jangan tutup mata ketika ada petugas pengaspalan datang minta uang tapi lari pas hasilnya jelek.

Peristiwa ini tentunya akan menjadi sejarah kelam jika tidak segera ditindaklanjuti.

Redaksi akan terus memantau perkembangan dan meminta tanggapan dari pihak berwenang terkait proyek pengaspalan bermasalah ini.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *