BeritaJawa Barat

KDM Targetkan Angka Stunting dan Kematian Ibu-Bayi di Jabar Turun ke 4 Persen

×

KDM Targetkan Angka Stunting dan Kematian Ibu-Bayi di Jabar Turun ke 4 Persen

Sebarkan artikel ini
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menggendong bayi di RSHS Bandung. (Foto:Mamay)

Views: 74

BANDUNG, JAPOS.CO – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan sasaran ambisius dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi yang kerap dipanggil Kang Dedi Mulyadi (KDM) menargetkan penurunan angka stunting dan kematian ibu serta bayi hingga mencapai hanya 4 persen. Hal ini diungkapkan saat peluncuran program intervensi pencegahan kematian ibu dan bayi di RSUP Hasan Sadikin, Kota Bandung, Selasa (10/6).

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tantangan yang dilontarkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. Kementerian berharap Jawa Barat mampu menurunkan angka stunting dan kematian ibu-bayi hingga di bawah 10 persen, mengingat kontribusi provinsi ini terhadap angka nasional masih cukup tinggi—17 persen dari total 4.700 kematian ibu dan 34.000 kematian bayi per tahun. “Kita ingin menekan semua indikator ini ke angka 4 persen,” tegas KDM.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, KDM menginstruksikan Dinas Kesehatan Jawa Barat agar memberikan insentif kepada bidan yang berhasil menciptakan desa dengan nol kasus kematian bayi dan stunting. Kepala desa dan ketua PKK juga akan mendapatkan bonus sebagai bentuk penghargaan atas keterlibatan mereka dalam menyehatkan masyarakat. “Anak-anak harus sehat, baik balita maupun remaja. Bahkan orang tuanya juga harus sehat. Ini jadi prioritas utama kita tahun ini,” ujar KDM sembari menegaskan bahwa pembangunan kualitas manusia harus dimulai dari kesehatan fisik dan mental—dalam istilah Sunda, cageur pikirana, cageur hatena.

KDM juga mengapresiasi dukungan dari Menteri Kesehatan, termasuk dalam pembiayaan operasi pemisahan bayi kembar siam di RSHS yang dilakukan secara gratis. Ia mengumumkan bahwa warga Jawa Barat yang menghadapi situasi darurat kesehatan kini bisa langsung menghubungi nomor bantuan darurat yang telah disebarluaskan melalui media sosial pribadinya.

Menteri Kesehatan dalam kesempatan yang sama memuji keterbukaan dan kecepatan tindakan Pemerintah Jawa Barat. Ia menyatakan bahwa tidak banyak daerah yang mengakui tingginya kasus lalu langsung mengambil langkah nyata. Untuk itu, Kemenkes bersama Pemprov Jabar akan menjalankan program percontohan di Kabupaten Bogor, Bandung dan Garut, melibatkan seluruh lini layanan kesehatan dari rumah sakit hingga bidan desa. “Dalam tiga bulan kita evaluasi. Kalau berhasil, akan diterapkan di daerah lain,” kata Budi Gunadi.

Sementara itu, upaya Jabar dalam menurunkan stunting sudah menunjukkan hasil. Prevalensi stunting berhasil ditekan dari 21,7 persen menjadi 15,9 persen, lebih rendah dari angka nasional sebesar 19,8 persen. Ini menjadi pencapaian penting karena untuk pertama kalinya angka stunting nasional berada di bawah 20 persen. “Kalau Jabar bisa turun di bawah 10 persen, maka angka nasional bisa ditekan ke bawah 15 persen. Ini penting untuk kualitas generasi masa depan,” ujarnya.

Ketua TP PKK Jawa Barat, Siska Gerfianti, menyatakan kesiapan penuh untuk terlibat aktif dalam pencapaian target ini. Ia menyebut bahwa dukungan Gubernur terhadap PKK adalah bentuk kepercayaan terhadap kekuatan organisasi yang bekerja langsung di tingkat keluarga. “Ini menjadi kehormatan dan amanah yang akan kami jalankan dengan serius. PKK siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menciptakan keluarga yang sehat dan sejahtera,” tandasnya. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 76 Indonesia Milik Rakyat, Atau Milik Joko Widodo Dan Kelompok? Peringatan Pertama Kasus dugaan ijazah palsu yang terus bergulir sampai saat ini, sepertinya diciptakan agar supaya terus bergejolak dan…