BeritaDKIHEADLINE

PT Jakarta Monorail Respon Positif Niat Gubernur Pramono Selesaikan Tiang Mangkrak

×

PT Jakarta Monorail Respon Positif Niat Gubernur Pramono Selesaikan Tiang Mangkrak

Sebarkan artikel ini
Direktur Utama PT Jakarta Monorail, Ir. Sukmawati Syukur di kantornya Rabu 4 Juni 2025. (Foto: Tony Limbong).

Views: 204

JAKARTA, JAPOS.CO – Direktur Utama PT Jakarta Monorail, Ir. Sukmawati Syukur menanggapi  positif, pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, ingin menyelesaikan dan merapikan tiang-tiang monorel mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat.

“Kami memang sangat menunggu atensi dan perhatian pemerintah, khususnya Pemda DKI atas nasib proyek yang sudah ground breaking tahun 2004. Pada 14 Juni 2004 Presiden Ibu Megawati Soekarnoputri meresmikan pemancangan tiang pancang pertama di Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta Selatan, pada 14 Juni 2004.”

Diungkapkan, monorail adalah satu dari tiga moda transportasi di wilayah dalam kota yang digagas Sutiyoso saat menjabat Gubernur DKI Jakarta (1997-2007). Saat itu selain monorail, moda transportasi umum yang ingin dikembangkan di Jakarta, bus dengan jalur khusus ( busway ) dan angkutan sungai. “Terbukti kini Bus Transjakarta menjadi sarana transportasi umum pilihan utama warga. Jika saat itu program pembangunan monorail dilanjutkan, tentu warga bisa menambah pilihan layanan transportasi umum demi kelancaran dan kenyamanan beraktivitas di dalam kota.

“Sebab setelah turun dari bus Trasnsjakarta, tidak cukup tersedia sarana transportasi umum untuk perjalanan pada antartitik di lingkar dalam kota.

“Pemikiran Pak Sutiyoso saat itu tentu perlu ada monorail seperti di Singapura maupun London Inggris. Kami merespon gagasan tersebut dengan merancang jalur transportasi umum monorail dalam wilayah kota Jakarta

Hasil disain jaringan transportasi yang disusun konsultan yang juga merancang monorail di Singapura dan London, di Jakarta akan tersedia 30 titik stasiun.

“Pada intinya, hampir seluruh aspek persyaratan penyele ggaraan monorail sudah lengkap. Termasuk segala peraturan pemerintah dan peraturan daerah yang mendasari proyek ini”.

 Tunggu Tindak Lanjut

Ir. Sukmawati tidak ingin bicara mengapa proyek ini jadi mangkrak selama lebih dari dua dekade. “Saya hanya menunggu tindaklanjut gubernur Mas Pramono, tentang tiang monorail yang mangkrak itu mau diapakan,” katanya Rabu  (4/6/25) petang.

Proses pembangunan monorail tersebut  sudah dilalui enam gubernur. Setelah Sutiyoso, ada Gubernur Fauzi Bowo. (2007–2012); Joko Widodo. (2012–2014); Basuki Tjahaja Purnama. (2014–2017); Djarot Saiful Hidayat. (2017) dan, Anies Baswedan. (2017–2022).

Pramono Anung menjadi gubernur ketujuh yang telah mendapat mandat rakyat sebagai administrator pemerintahan dan pebangunan.

Adanya perhatian khusus Pemda DKI terhadap nasib proyek monorail saat ini, menjadi angin segar bagi PT Jakarta Monorail selaku investor.

“Kami akan ikuti apapun kehendak pemda, tentu setelah duduk bersama untuk negoisasi,” ujar Sukmawati di kantornya lantai 30 South Tower –  Sampoerna Strategic Square saat ditemui media.

 Ganggu Estetika

Sebelumnya Gubernur Pramono Anung Wibowo  menyatakan, keberadaan puluhan tiang monorail yang mangkrak tersebut mengganggu estetika kota. Oleh sebab itu ia ingin menyelesaikan dan merapikannya.

“Ada kolom-kolom untuk monorail, yang sampai hari ini semuanya nggak mau nyentuh untuk diselesaikan. Kalau bagi saya pribadi, ini adalah hal yang harus diselesaikan,” katanya di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025) dilansir detik.com .

Ia menjelaskan proyek itu mangkrak karena persoalan-persoalan hukum antara kontraktor dan pelaksana pada saat itu.

Menurutnya, adanya tiang monorel yang mangkrak itu sangat mengganggu keindahan Jakarta. Oleh karena itu, ia ingin segera menyelesaikan masalah hukum yang ada dan merapikan tiang-tiang tersebut.

Kendati demikian, Mas Pram sapaan akrab  Pramono mengatakan belum memastikan nantinya tiang itu akan dibongkar atau difungsikan untuk hal lain.

Mantan Mentersi Sekretaris Kabinet ini juga  menjelaskan, hal itu tergantung keputusan yang nantinya akan disepakati bersama-sama.

“Tentunya harus ada keputusan untuk itu (tiangnya mau diapakan). Nggak bisa kemudian dibiarkan begitu saja dari waktu ke waktu, karena semua orang tidak mau berpikir, tidak mau susah, tidak mau menyentuh persoalan itu. Bagi saya pribadi, saya ingin menyelesaikan itu,” ungkapnya. (Ris/Ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *