Views: 76
DEPOK, JAPOS.CO — Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Kota Depok kembali menunjukkan kepedulian sosialnya dengan menggelar talkshow bertema “Mencegah Kekerasan pada Anak dan Dewasa Rentan” di Aula Gereja St. Matheus, Depok. Kegiatan ini menyasar peserta lintas generasi dari kelompok Bina Iman Anak, Remaja, Orang Muda Katolik, hingga Lansia.
Talkshow ini menjadi ruang edukasi sekaligus gerakan moral yang menyerukan perlindungan terhadap anak dan individu rentan dari segala bentuk kekerasan. Ketua Pemuda Katolik Depok, Fidelis Laurdyan Julianto, menegaskan pentingnya peran organisasi kepemudaan dalam isu-isu sosial.
“Kami hadir bukan hanya untuk kegiatan rohani, tapi juga sebagai agen perubahan sosial. Talkshow ini adalah aksi nyata menghidupi nilai Katolik,” ujarnya.
Fidelis juga berharap peserta pulang dengan pemahaman lebih baik tentang pencegahan kekerasan seksual dan langkah penanganannya.
Camat Sukmajaya, Christine Desima Artauli, selaku keynote speaker, menekankan pentingnya integrasi antara ilmu dan kepedulian sosial. Ia berkomitmen mendorong peran aktif kelurahan dalam merespons kasus kekerasan.
“Kami akan pastikan layanan pelaporan di kelurahan lebih sigap dan berpihak pada korban,” tegasnya.
Pembicara Kredibel, Soroti Kekerasan di Lingkungan Terdekat
Hadir sebagai pembicara, Liest Pranowo, aktivis perlindungan anak dan Ketua Yayasan Cantigi, memaparkan pengalaman mendampingi anak-anak korban kekerasan dari komunitas marginal. Ia menyayangkan masih adanya kasus yang dibekingi oleh oknum tertentu.
“Anak adalah subjek yang harus dilindungi, bukan objek penderita,” tegasnya.
Sementara itu, Clara Lasmaida, Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak Pemuda Katolik Depok, menyoroti pentingnya ruang aman dalam komunitas.
“Kekerasan sering terjadi justru di lingkungan terdekat. Kita semua harus jadi pelopor budaya ramah anak, mulai dari rumah,” ujarnya.
Diskusi Interaktif dan Solusi Praktis
Diskusi berlangsung interaktif. Kak Maria menanyakan potensi korban menjadi pelaku di masa depan, yang dijawab dengan penekanan pentingnya pemulihan psikologis dan dukungan komunitas. Bu Ning dari Paroki St. Markus bertanya tentang prosedur hukum, yang dijawab dengan langkah-langkah praktis dari pendampingan empatik, visum, hingga pelaporan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA).
Para narasumber juga menekankan pentingnya menjaga identitas korban demi kesehatan mental dan martabatnya.
Romo Jimmy: Anak adalah Anugerah Tuhan
Acara ditutup oleh Romo RD Jimmy Rampengan dari Paroki Santo Matheus, yang menyerukan peran aktif komunitas gereja dalam menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih bagi anak-anak.
“Lindungi korban, laporkan pelaku, dan dukung pemulihan secara menyeluruh. Anak-anak bukan hanya masa depan bangsa, mereka adalah anugerah Tuhan,” pesannya.
Romo Jimmy juga menekankan bahwa Pemuda Katolik harus terus “Bergerak Nyata, Menjadi Pelindung Sesama.”***