BeritaSulawesi Tengah

Hijaukan Desa Malangga, Kajari Tolitoli Pimpin Aksi Peduli Lingkungan: 350 Pohon Ditanam di Zona Rawan Banjir

×

Hijaukan Desa Malangga, Kajari Tolitoli Pimpin Aksi Peduli Lingkungan: 350 Pohon Ditanam di Zona Rawan Banjir

Sebarkan artikel ini
Kejaksaan Negeri Tolitoli menggelar aksi penghijauan di Desa Malangga, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi TengahTengah.

Views: 122

TOLITOLI, JAPOS.CO – Sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian alam dan upaya pencegahan bencana, Kejaksaan Negeri Tolitoli menggelar aksi penghijauan bertajuk “Hijaukan Desa Malangga”, Sabtu (24/5/2024). Dipimpin langsung oleh Kepala Kejaksaan Negeri Tolitoli, Dr. Albertinus P. Napitupulu, SH., MH., kegiatan ini melibatkan penanaman 350 pohon produktif di area rawan banjir Desa Malangga, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Jenis pohon yang ditanam meliputi durian, rambutan, dan damar, yang tidak hanya bermanfaat secara ekologis, tetapi juga berpotensi meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga di masa depan.
“Menanam pohon bukan sekadar menanam batang dan daun, tetapi menanam harapan untuk generasi mendatang,” ujar Dr. Albertinus saat membuka kegiatan.
Langkah Strategis di Wilayah Rawan Bencana
Pemilihan Desa Malangga sebagai lokasi bukan tanpa alasan. Wilayah ini dikenal rawan banjir, terutama saat musim hujan tiba. Aksi penghijauan ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang dalam menanggulangi potensi bencana, sekaligus mengembalikan fungsi ekosistem yang telah tergerus.
Penanaman pohon dilakukan di bantaran sungai dan area kritis yang rawan longsor, dengan harapan pohon-pohon ini dapat memperkuat struktur tanah, menyerap air hujan secara alami, serta mengurangi debit air yang berlebih.
Kolaborasi Lintas Sektor
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari Forkopimda, TNI, Dinas Kehutanan (KPH Gunung Dako), aparat desa, komunitas lingkungan Bumi Kita, hingga masyarakat setempat. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah tanggung jawab bersama.

Kepala Desa Malangga, Abd. Salam, menyambut baik inisiatif ini. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk tidak hanya bersemangat dalam menanam, tetapi juga turut aktif merawat pohon-pohon tersebut.

“Penanaman ini bukan akhir, melainkan awal dari komitmen bersama untuk menjaga dan memastikan pohon-pohon ini tumbuh subur,” tuturnya.

Perwakilan komunitas Bumi Kita, Wiyatmoko, menambahkan bahwa gerakan seperti ini merupakan bentuk investasi sosial dan ekologis yang berdampak panjang.

“Jika pohon dirawat bersama, dampaknya akan terasa hingga puluhan tahun ke depan. Ini bukan hanya kegiatan simbolis, tapi langkah strategis untuk masa depan bumi kita,” ungkapnya.
Setelah penanaman selesai, seluruh peserta berkumpul dalam suasana akrab menikmati pangan lokal seperti singkong rebus, jagung, dan ikan bakar. Momen sederhana ini menjadi simbol eratnya hubungan antara instansi dan masyarakat, serta menunjukkan bahwa kepedulian lingkungan bisa dilakukan dengan penuh kebersamaan dan keceriaan.
Di akhir kegiatan, Dr. Albertinus mengajak seluruh pihak untuk menjadikan aksi penghijauan sebagai gerakan berkelanjutan.
“Tidak perlu menunggu bencana datang baru peduli. Mari kita jadikan aksi menanam pohon sebagai budaya. Bumi ini adalah warisan yang harus kita jaga bersama,” pungkasnya. (Hariyati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *