Views: 37
JAKARTA, JAPOS.CO – Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia, Dar Edi Yoga, menyampaikan dukungan penuh terhadap pernyataan Ketua PWI Jawa Barat, Hilman Hidayat, yang mengingatkan akan maraknya serangan siber terhadap media digital dalam sebuah forum diskusi belum lama ini.
Hilman sebelumnya mengungkapkan bahwa dari sekitar 40 ribu kreator konten dan wartawan yang memproduksi lebih dari 15 ribu berita per bulan, sebanyak 12 ribu berita mengalami gangguan atau serangan dari hacker. Ia menyebut kondisi ini sebagai ancaman serius bagi keberlangsungan jurnalisme digital di Indonesia.
“Ada hal yang membahayakan jurnalisme, yaitu ancaman siber terhadap media online yang bisa berasal dari berbagai pihak, mulai dari tingkat desa hingga instansi yang lebih besar,” ujar Hilman.
Menanggapi hal tersebut, Dar Edi Yoga – yang juga merupakan mantan anggota Pokja Pendataan dan Verifikasi Dewan Pers, kini menjabat Sekretaris Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia, menyatakan keprihatinan mendalam. Ia menilai serangan siber bukan hanya mengganggu operasional redaksi, tetapi juga mengancam hak publik atas informasi yang bebas dan independen.
“Ancaman siber terhadap media digital bukan hal sepele. Ini menyangkut kemerdekaan pers, integritas karya jurnalistik, dan hak masyarakat untuk mendapat informasi yang utuh. Kalau dibiarkan, ini bisa melemahkan peran media dalam menjaga demokrasi,” ujar Dar Edi Yoga, Senin (5/5).
Sebagai Ketua Umum Forum Pemred Media Siber Indonesia, Dar Edi Yoga mewakili ribuan pemimpin redaksi dari berbagai media yang tersebar di seluruh nusantara. Ia menyebut bahwa fenomena serangan digital sudah dirasakan oleh banyak anggotanya, mulai dari peretasan situs, serangan DDoS, hingga gangguan sistem pengelolaan konten.
“Anggota kami tersebar dari Aceh hingga Papua, dan banyak yang menghadapi tantangan serupa. Sayangnya, belum semua memiliki sistem keamanan digital yang memadai. Di sinilah negara dan ekosistem media harus hadir bersama,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa media digital memerlukan dukungan konkret berupa peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang keamanan siber, kerja sama teknis dengan lembaga keamanan digital, serta kebijakan perlindungan hukum yang progresif bagi media yang menjadi korban serangan.
“Kami di Forum Pemred Media Siber Indonesia siap menjadi mitra strategis dalam merancang langkah-langkah perlindungan ini. Kami juga membuka ruang kolaborasi dengan PWI, Dewan Pers, BSSN, Kominfo, Mabes Polri, serta institusi lain yang memiliki perhatian pada perlindungan ekosistem media,” tambah Dar Edi Yoga.
Menurutnya, jika media tidak lagi merasa aman dalam menjalankan kerja jurnalistik, maka demokrasi akan kehilangan salah satu penopangnya.
“Kita tidak boleh menunggu hingga satu per satu media tumbang karena serangan siber. Kita harus bertindak sekarang,” pungkasnya.(red)