BeritaJawa Barat

Penanganan Stunting Memerlukan Pengawalan Program Yang Lebih Ketat Dengan Kolaborasi Semua Lintas Sektor

×

Penanganan Stunting Memerlukan Pengawalan Program Yang Lebih Ketat Dengan Kolaborasi Semua Lintas Sektor

Sebarkan artikel ini
Kadis P2KBP3A, Dr. Dian Budiana, M.Si memimpin rakor Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting. (Foto:Mamay)

Views: 53

CIAMIS, JAPOS.CO – Pemerintah Kabupaten Ciamis menggelar Rapat Koordinasi Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Tahun 2025, Selasa, (29/4), bertempat di Gedung Korpri Kabupaten Ciamis.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menanggulangi stunting secara menyeluruh dan berkelanjutan. Acara dihadiri oleh perwakilan Kepala Dinas, Sekretaris Dinas, Tim Penggerak PKK, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Ciamis serta tamu undangan.

Dalam rapat tersebut, dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program percepatan, pencegahan dan penurunan stunting tahun 2024. Berdasarkan hasil Surveilans Gizi Tahun 2024, angka stunting di Kabupaten Ciamis menunjukkan tren penurunan sebesar 0,17%. Meski angka ini tergolong kecil, namun menjadi sinyal positif bahwa upaya bersama yang telah dilakukan mulai menunjukkan hasil.

Penurunan ini merupakan buah dari kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemangku kebijakan, tenaga kesehatan, hingga masyarakat di tingkat desa. Namun demikian, di tahun 2025 masih cukup besar dan memerlukan pengawalan program yang lebih ketat serta integrasi lintas sektor yang lebih kuat.

Kepala P2KBP3A, Dr. Dian Budiyana, M.Si.,  menyampaikan Penanganan stunting tidak bisa hanya dilihat dari sisi kesehatan saja. Faktor sanitasi, gizi, pendidikan orang tua, dan akses air bersih semuanya harus menjadi perhatian bersama serta harus memiliki kekuatan dan pengawalan dalam pelaksanaan program stunting ini dengan baik dan berkelanjutan

Rencana program tahun 2025 menitikberatkan pada penguatan peran melalui intervensi spesifik dan sensitif, optimalisasi, peningkatan kapasitas kader, serta monitoring dan evaluasi secara berkala untuk mendampingi keluarga-keluarga berisiko stunting dan memberikan edukasi gizi yang berkelanjutan. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *