Views: 846
DEPOK, JAPOS.CO – Universitas Indonesia (UI), melalui Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), sukses mengadakan Pelatihan Skrining Kesehatan Lansia Sederhana (SKILAS) berbasis “Integrated Care for Older People” (ICOPE) pada awal bulan ini (4 September 2024). Pelatihan yang diselenggarakan di Puskesmas Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, ini melibatkan 75 kader Posyandu dan tenaga kesehatan, sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat (pengmas) FIK UI yang bertujuan meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi lansia di komunitas.
Fokus Pelatihan pada Deteksi Dini Masalah Kesehatan Lansia
Ketua Tim Pengabdi, Dr. Kuntarti, S.Kp., M.Biomed, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kader Posyandu tentang pentingnya deteksi dini masalah kesehatan pada lansia. “Melalui pendekatan ICOPE, para kader dilatih untuk mengidentifikasi gejala penurunan fungsi pada lansia dan menilai kebutuhan perawatan lebih lanjut. Hal ini penting agar kita bisa memberikan intervensi lebih cepat,” ungkap Dr. Kuntarti.Sabtu ( 14/9/2024)
Pendekatan “ICOPE”, yang merupakan inisiatif dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menitikberatkan pada perawatan komprehensif berbasis komunitas bagi lansia. Lansia sering menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks, sehingga ICOPE hadir untuk mengutamakan pencegahan serta perawatan holistik. Dengan pendekatan ini, tujuan utamanya adalah mempertahankan kemandirian lansia sehingga mereka bisa menjalani masa tua yang lebih berkualitas dan bermartabat.
Enam Aspek Utama Kesehatan Lansia
Pelatihan SKILAS berbasis ICOPE ini difokuskan pada enam aspek utama yang mempengaruhi kesehatan lansia, yaitu kapasitas kognitif, mobilitas, nutrisi, penglihatan, pendengaran, serta kesehatan mental. Para peserta yang terdiri dari kader Posyandu dan tenaga kesehatan mendapatkan pelatihan intensif, termasuk simulasi praktis untuk penerapan skrining kesehatan di lapangan.
Marnati, seorang kader Posyandu dari RW 10 Kelurahan Jati, menyampaikan kesan positifnya terhadap pelatihan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk Posyandu, tetapi juga untuk kesehatan keluarga kami sendiri. Kami jadi lebih paham tentang pentingnya memperhatikan kesehatan lansia dan bagaimana melakukan skrining sederhana di rumah,” katanya.
Komitmen UI dalam Meningkatkan Kapasitas Kader Kesehatan
Pelatihan ini juga mendapat dukungan penuh dari Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Plh. Dekan FIK UI, Dessie Wanda, SKp MN PhD menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung peningkatan kapasitas kader Posyandu dan tenaga kesehatan.
“Kami berkomitmen untuk mendukung pengembangan kapasitas kader dan tenaga kesehatan di komunitas. Dengan begitu, lansia di Indonesia, khususnya di Jakarta, bisa mendapatkan perawatan terbaik sesuai kebutuhan mereka,” tutur Dessie Wanda.
Dukungan lainnya juga datang dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, serta Puskesmas Pulogadung. Kasubag Tata Usaha Puskesmas Pulogadung, Yuddy, SKM, memberikan apresiasi besar atas kerja sama ini. “Kami sangat berterima kasih kepada UI karena program ini membantu kami meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi lansia di wilayah Pulogadung. Harapannya, para kader yang telah dilatih dapat meningkatkan kesadaran lansia agar rutin memeriksakan kesehatan mereka,” ujarnya.
Mengadaptasi Pendekatan Global untuk Solusi Lokal
Pelatihan ini menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan global seperti ICOPE dapat diadaptasi secara lokal untuk memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup lansia. Melalui program ini, UI menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung kesehatan masyarakat, khususnya lansia, yang seringkali menjadi kelompok rentan dalam layanan kesehatan.
Dengan adanya kader-kader terlatih yang kini mampu melakukan skrining kesehatan lansia secara sederhana, diharapkan para lansia di wilayah Pulogadung dan sekitarnya bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih
Dengan adanya kader-kader terlatih yang kini mampu melakukan skrining kesehatan lansia secara sederhana, diharapkan para lansia di wilayah Pulogadung dan sekitarnya bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik. Pendekatan pencegahan dan deteksi dini melalui SKILAS juga diharapkan dapat mengurangi risiko komplikasi kesehatan pada lansia di masa depan.
Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendukung lansia agar tetap mandiri dan sehat, serta memastikan bahwa mereka bisa menjalani masa tua dengan penuh martabat. Program-program seperti ini sangat diperlukan untuk membangun kesadaran komunitas akan pentingnya perawatan yang berkelanjutan bagi para lansia, dengan harapan bahwa pendekatan ini bisa diperluas ke wilayah-wilayah lain di Indonesia.(Joko Warihnyo)