Views: 852
INDRAMAYU, JAPOS.CO – Dalam rangka peringatan World Contraception Day (WCD) atau Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengadakan Pekan Pelayanan KB Serentak.
Pekan Pelayanan KB dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada 10-20 September 2024 untuk seluruh metode kontrasepsi. “Secara nasional dalam kurun waktu 10 hari kami menargetkan sekitar 1,4 juta akseptor yang akan dilayani dalam Pekan Pelayanan KB,” jelas Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Wahidin, saat membuka Kick Off Pekan Pelayanan KB Serentak, Selasa (10/9) di Puskesmas Sukagumiwang, Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Hari Kontrasepsi Sedunia diperingati setiap tanggal 26 September. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat penggunaan kontrasepsi dan mengupayakan generasi muda untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi.
Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini tidak boleh dijadikan hanya
perayaan seremonial saja, tetapi juga harus dimanfaatkan momen ini untuk terus menggalakkan kembali program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Dalam arahannya, Wahidin menjelaskan kaitan penduduk dengan hari kontrasepsi. “Di Indonesia, program KB baru di mulai tahun 1970. Tahun 80an penduduk Indonesia 135 juta. Saat ini, tahun 2024, hanya butuh 40 tahun, penduduk kita naik dua kali lipat, bahkan lebih, dan itu sudah ada program KB, sudah ada kontrasepsi. Bagaimana kalo tidak ada program KB, kalau tidak ada kontrasepsi,” jelasnya.
Ada sebuah kajian yang dilakukan oleh Prof. Ascobat Gani di tahun 2000 an. Menurut Ascobat, saat itu, kalau tidak ada program KB, penduduk di Indonesia tambah sekitar 80 juta.
Bayangkan kalau tidak ada KB saat ini, mungkin penduduk Indonesia sekarang berjumlah 500 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sekarang saja Indonesia masih ada kemiskinan ekstrem, masih ada stunting, masih ada rata-rata usia sekolah di bawah sembilan tahun, masih banyak orang Indonesia yang terpaksa menjadi buruh migran di luar negeri. “Bayangkan kalau tidak ada kontrasepsi,” ujarnya menegaskan berulang kali, seraya menandakan bahwa kalau bangsa ini ingin menaikkan kualitas, berarti kuantitas harus di kontrol. Kontrasepsi merupakan bagian kecil untuk merencanakan masa depan kita,” jelas Wahidin.
Ia juga menandaskan bahwa penggunaan kontrasepsi dari banyak riset akan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, dan juga stunting. Pada akhirnya akan berhubungan dengan kemiskinan ekstrem, yang saat ini sedang menjadi program prioritas pemerintah.
Maka, jika Indonesia ingin kualitasnya sejajar dengan negara lain, stunting harus turun, kemiskinan ekstrem harus turun, pendidikan meningkat. Yang paling dasar, harus diawali dengan berhasilnya program KB.
Pelayanan KB Berkualitas
Sebelumnya, Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN, Martin Suanta, dalam laporannya menyampaikan tema yang digunakan dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia tahun 2024 adalah “Pelayanan KB Berkualitas untuk Indonesia Emas Tahun 2045”. Tema ini mengandung maksud agar seluruh stakeholder, provider dan mitra kerja untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dan pemilihan kontrasepsi yang tepat.
Rangkaian kegiatan hari kontrasepsi sedunia tahun 2024, lanjut Martin, akan di mulai dari 10 September 2024, dengan beberapa kegiatan. Di antaranya sosialisasi dan publikasi peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2024 (September- Oktober 2024), teleconference untuk menyapa Perwakilan BKKBN Provinsi di lokasi Pekan Pelayanan KB Serentak pada 10 September 2024 kepada provinsi terpilih.
Juga ada seminar umum pada awal Oktober 2024, Pekan Pelayanan KB Serentak (Pelayanan KB di seluruh Fasyankes, termasuk Fasyankes TNI) yang dilaksanakan secara serentak di seluruh provinsi di Indonesia. Dengan target sasaran 1.416.664 akseptor.
Puncak kegiatan Hari Kontrasepsi Sedunia akan dilaksanakan pada 26 September 2024 yang rencananya berlokasi di Temanggung, Jawa Tengah, Sekaligus berkolaborasi dengan kegiatan Pencanangan secara resmi kegiatan TNI Manunggal Air.
Target Akseptor
Dalam agenda ini, Deputi KBKR juga melakukan teleconference untuk menyapa Perwakilan BKKBN Provinsi dan mengapresiasi para kepala daerah yang fokus dalam Pekan Pelayanan KB Serentak.
Provinsi pertama yang disapa adalah Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawasi Selatan. Teleconference dilakukan dari Kota Palopo. Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, menyampaikan target yang diberikan untuk Pekan Pelayan KB Serentak sebanyak 46 ribu akseptor.
Pj. Wali Kota Palopo, Asrul Sani, yang hadir juga melaporkan Pelayanan KB Serentak dilaksanakan di 23 titik di sembilan kecamatan. “Kegiatan ini menjadi sarana untuk melakukan edukasi pentingnya pelayanan KB,” tambahnya.
Menyusul Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bangka Belitung, Irzal, yang mendapatkan target 10.699 akseptor.
Provinsi selanjutnya Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan. Bupati Tanah Bumbu, HM Zairullah Azhar, dalam teleconference menyampaikan pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Kabupaten Tanah Bumbu yang berjalan dengan baik. “Alhamdulillah, selama ini kerja sama antar lintas sektor berjalan baik. Semua bergerak,” tambahnya.
Provinsi selanjutnya adalah Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur yang melaporkan kesiapan dalam pelaksanaan Pekan Pelayanan KB. Dalam pelayanan kali ini Jawa Timur melibatkan kelompok KB pria untuk menggaet para akseptor KB pria.
Sementara itu, sebagai tuan rumah, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa, yang hadir secara luring menyampaikan beberapa pencapaian program Bangga Kencana di Jawa Barat.
Pencapaian mCPR dari target 63,64 persen (data SIGA per Juli 2024), sudah tercapai 64,42 persen. Masih tingginya unmet need KB yaitu 9,62 persen dari target yang harus dicapai tahun 2024 adalah 9,59 persen. KB Pasca Persalinan baru mencapai 33,5%.
Dalam momentum WCD/Hari Kontrasepsi Sedunia tahun 2024, Fazar menambahkan, target yang diberikan ke Provinsi Jawa Barat dalam Pekan Pelayanan KB secara total berjumlah 299.612 akseptor.
Begitupun Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Indramayu, Jajang Sudrajat, yang mewakili Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengajak semua elemen dan instansı terkait untuk meningkatkan pelayanan KB yang lebih baik, dan lebih maksimal.
Hal ini mengingat pasangan usia subur di Kabupaten Indramayu berjumlah 257.284, dengan capaian kontrasepsi sebanyak 156.202 akseptor. (Mamay)