Scroll untuk baca artikel
BeritaKalimantan Barat

OPSI dan PMPKS Berserta Warga Sandai Kiri, minta Inspektorat Evaluasi Program Wisata Bukit

×

OPSI dan PMPKS Berserta Warga Sandai Kiri, minta Inspektorat Evaluasi Program Wisata Bukit

Sebarkan artikel ini

Views: 1.7K

KETAPANG, JAPOS.CO – Persatuan Masyarakat Peduli Kecamatan Sandai (PMPKS) dan Organisasi Peduli Sandai Kiri (OPSI) beserta beberapa warga di sekitar bukit Mantas serta tokoh masyarakat Desa Sandai Kiri, Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, kembali pertayakan tentang beberapa item kegiatan Pemerintahan Desa, sejak tahun 2018/2019 hingga tahun 2023.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Terkait item-item Kegiatan Pemerintahan Desa tersebut yaitu pabrik pengiling padi, ketahanan pangan peternakan burung puyuh dan Pabrik Pengolahan Sampah serta Taman Wisata Bukit Mantas, ini mengundang berbagai pertanyaan bagi Masyarakat, terutama tentang fungsi dan azas manfaat dari semua kegiatan yang diprogramkan oleh Pemdes Sandai Kiri itu, yang konon katanya program ini tidak bisa dilakukan secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan, dikarenakan anggaran yang diperuntukan untuk membangun progaram-program tersebut banyak terpangkas saat pandemi Covid lalu.

Mendapat informasi tersebut, Japos.co beserta beberapa media lainnya melakukan penelusuran kelokasi Taman Wisata dibukit Mantas pada Senin tanggal 22/04/2024 di Desa Sandai Kiri.

Dipandu beberapa orang warga dan OPSI serta didampingi oleh Ketua BPD Desa Sandai Kiri, Japos.co CS mendaki satu persatu tangga bukit mantas, namun sangat disayangkan tangga-tangga yang terbuat dari campuran pasir dan semen itu sudah banyak yang rusak, bahkan sangat menghawatirkan keselamatan jiwa bagi para pengunjung wisata alam bukit itu,

Kemudian ditemukan juga aksesoris seperti pot-pot bunga yang sengaja dibuat dipinggiran jalan beton/tangga naik keatas bukit, namun kesemua pot-pot bunga yang tak ada bunganya itu tak ada satupun yang terlihat utuh, diduga pot tersebut hanya terbuat dari bahan kayu yang tak berkelas sehingga mudah mengalami kerusakan dan rapuh,

Disamping itu ada juga ditemukan pendopo yang terbuat dari kayu ulin dan lainnya, seperti tikus besar, gorila, upin ipin dan sebagainya akan tetapi aksesoris itu tidak menjamin untuk bisa bertahan lama, sebab aksesoris tersebut hanya terbuat dari bahan gabus bukan dibuat dari bahan yang kuat seperti semen, kesemuanya ini sudah tak ada seninya lagi dan sudah tidak sedap dipandang mata artinya sudah pada rusak semua, wajar jika apa yang dikatakan oleh OPSI dan PMPKS kepada Japos.co, Senin (22/04) bahwa Taman Wisata Bukit Mantas terkesan mubazir dan tak ada azas manfaatnya buat masyarakat,

Suhadi ketua BPD Desa Sandai Kiri ketika dikonfirmasi oleh Japos.co dibukit mantas, tidak banyak memberikan jawaban, sebab Suhadi mengakui tidak terlalu paham tentang kronologis pembangunan taman wisata ini, termasuk tentang anggarannya karena pada waktu itu masih diluar masa jabatannya sebagai BPD,

Suhadi mengatakan bahwa dirinya dilantik menjadi BPD pada bulan 02/2021 sedangkan program tersebut dimasa Pimpinan BPD yang lama yaitu Kusairi, namun setelah dirinya dilantik 2021 Taman Wisata ini sempat dianggarkan kembali sekitar 50juta lebih, menurut info yang didapat lalu digunakanlah anggaran tersebut untuk menyambung jalan sutet, yaitu jalan yang dibangun lewat dana sutet jelas ini dana CSR dari CMI yang merupakan pembebasan lahan ke CMI entah dijual putus atau pinjam pakai kedua persi ini menurut Ketua BPD (Suhadi).

“Belum ada titik temu untuk menyelesaikannya, sementara pemilik lahan (masyarakat) sejauh ini masih menunggu kejelasan tentang Sutet tersebut,” ungkap Suhadi Ketua BPD baru Sandai kiri kepada Japos.co Senin (22/04) jam (11:56) dilokasi bukit mantas.

Terkait yang disampaikan oleh OPSI dan PMPKS serta Ketua BPD tentang Taman Bukit Mantas itu dan setelah melakukan investigasi kelokasi, kemudian Japos.co melakukan konfirmasi kepada Pemdes Sandai Kiri pada hari Senin (22/04) jam (13:16) di Kantor Desa.

Kades Harman Susandi menjawab, bahwa awal diprogramkannya Taman Wisata Bukit Mantas itu ditahun 2021/2022 namun karena keterbatasan anggaran jadinya bertahap, akibat terhalang oleh pandemi covid pada waktu itu.

Kemudian Kades juga mengakui, sudah mengirim Suhadi dan Jumadi ke Bali untuk study banding tentang wisata supaya wawasannya bertambah jangan menjadi mamak mumuk jadi katak dalam tempurung, kita lihat perkembangan ditempat lain, makanya pergilah ke Bali, artinya yang ngerjakan taman wisata itu bukan arsitek dari bali, orang Bali itu hanya sebagai pendampingan saja, yang ngerjakan taman itu orang kita sini.

“Kami hanya mengambil ilmunya saja,” jelas Harman Susandi kepada Japos.co Senin (22/04).

“Mengenai penggunaan anggaran Taman Wisata Bukit Mantas diperkirakan sudah mencapai sekitar 400 jutaan, dan program tersebut masih tetap ingin dilanjutkan walaupun secara bertahap proses pembangunannya namun tetap berjalan, sayangnya di Pemerintah Desa itu tidak ada anggaran untuk pemeliharaan jadi biaya perawatan mengenai Taman Wisata tersebut tak bisa dianggarkan,” jelas Kades Harman Susandi kepada Japos.co Senin (22/04).

Tak sampai disitu, Kades Harman Susandi juga menjelaskan bahwa terkait bangunan tempat pengolahan sampah itu memang dibangun diatas tanah Milik Pemerintahan Desa, kenapa bangunan tersebut belum terselesaikan karena sama halnya dengan Taman Wisata itu karena dikelola ditahun yang sama 2021/2022 jadi Dananya juga terhambat terpangkas oleh pandemi juga, namun proses pembangunannya tetap berjalan.

“Mengenai mesin sampahnya masih ada, sengaja kami amankan dikantor desa sebab dilokasi itu tidak aman, maklum dalam sehari dua ini didesa sini tidak aman taulah selalu ada kecurian, jadi tak aman dilokasi maka diamankan dulu di Kantor Desa, kemudian mengenai anggaran pembangunan itu semuanya sudah disepakati melalui Musdes dan sudah disepakati dengan BPD lewat Musdes, BPDnya yang inilah Jaman Suhadi dan yang sebelumnya juga ada yaitu Kusairi, Lalu Kades juga menyampaikan permintaan maafnya atas sebuah pemberitaan klarifikasi yang ditulisnya yang menyebutkan nama media KSI.com yang diterbitkan disalah satu medianya itu,” ujar Kades Harman Susandi kepada Japos.co Senin (22/04)

“Untuk itu, OPSI dan PMPKS beserta Warga Desa Sandai Kiri meminta dengan tegas kepada pihak Inspektorat untuk tinjau ulang pembangunan Taman Wisata Bukit Mantas yang terkesan mubazir tak ada azas manfaat bagi masyarakat dan Bangunan Pabrik Pengolahan Sampah yang bahan bangunan bagian atasnya banyak menggunakan kayu busuk tak berkelas itu, hingga diduga kedua program ini sangat merugikan keuangan negara,” pinta OPSI dan PMPKS beserta Warga setempat kepada Insfektorat melalui Japos.co Senin (22/04).

Hingga berita ini diturunkan, Kades Sandai Kiri menyampaikan kepada japos.co bahwa mengenai taman wisata bukit mantas ditahun anggaran 2024 memang tidak ada dianggarkan, karena terfokus anggarannya dikhususkan untuk pembangunan Gedung Olah Raga (GOR), Sedangkan OPSI dan PMPKS sangat meragukan tentang pembangunan GOR tersebut, bisa-bisa nanti juga ikut terbengkalai seperti halnya Taman Wisata Bukit Mantas dan beberapa Item lainnya,” ungkap OPSI dan PMPKS kepada Japos.co Senin (22/04/2024). (M.HARISY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 103 JAKARTA, JAPOS.CO – Penyakit Lupus atau umum dikenal Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit reumatik autoimun yang menyerang berbagai macam organ dan memiliki berbagai macam gejala. Penyakit ini disebabkan…