Scroll untuk baca artikel
BeritaSumatera Barat

Pedagang Keluhkan Pembangunan Pusat Kuliner Statiun Lambuang Belum Dilengkapi Fasilitas 

×

Pedagang Keluhkan Pembangunan Pusat Kuliner Statiun Lambuang Belum Dilengkapi Fasilitas 

Sebarkan artikel ini

Views: 1.4K

BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Jelang peresmian pusat Kuliner Statiun Lambuang Bukittinggi sejumlah pedagang mendatangi Sekretariat PWI, Minggu (03/03/24).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Pedagang menyampaikan keluhan penempatan lokasi  pasar kuliner yang bakal ditempatinya, belum siap untuk ditempati.

Sejumlah pedagang memaparkan tempat yang bakal dijadikan untuk mengais rezki , belum sempurna diberikan fasilitas seperti air, wastafel bahkan atap atau loteng yang belum terpasang dan bahkan ketika hujan turun terlihat bocor dan digenangi air,”  ungkap Zul Muhammat Nasir yang mewakili rekannya.

“Saat dilakukan lotting kepada pedagang  terkesannya terburu buru ,ada dugaan lotting udah disetting lebih awal, seperti  Zona 1 terpisah dilakukan lottingnya sehingga tempat yang kami dapatkan tidak dilengkapi fasilitas  yang lengkap, sementara lotting Zona 2 dipetuntukan bagi pedagang penyeimbang,” ulas pedagang mengkritisinya.

Sementara Sutan Endy Alamsyah  menanggapi hal tersebut mengatakan ada  transaksional penempatan pedagang. Pemerintah Kota Bukittinggi, harus mengakomodir seluruh pedagang yang mengais rezeki di Jalan M Safei [Stasiun] dan jalan Perintis Kemerdekaan untuk ditempatkan di pusat penampungan pasar Kuliner Statiun Lambuang.

Ketua Peserta Hukum Negara Lembaga Missi Reclasseering Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Barat, Sutan Hendy Alamsyah, mencurigai.

“Ada sejumlah pedagang kuliner papan atas yang mendapat fasilitas menempati lokasi baru meski mereka selama ini tidak pernah beraktifitas di sana,” ujar Sutan Hendy.

Kepala Dinas Koperasi dan perdagangan [Koperindak] kota Bukittinggi Bayu Bestari, mengakui ,

“Ya, ada 34 pedagang baru yang akan menempati pasar kuliner Stasiun Lambuang. Mereka kami tempatkan di zona II sebagai bentuk penyeimbang”, timpal Bayu Bestari.

Meski Bayu Bestari, tidak merinci 34 pengusaha kuliner yang akan ditempatkan di zona II Pasar Kuliner, tapi sejumlah pedagang menilai, prioritas yang diberikan pada pedagang sangat menyakitkan.

“Banyak pedagang yang selama ini aktif meramaikan pasar Kuliner Stasiun, namun mereka tidak mendapat tempat  ulah  kebijakan yang tidak bijak”, ujar pedagang.

“Saya melihat ini sebagai bentuk penzoliman terhadap pedagang yang aktif menghidupkan suasana malam kota Bukittinggi”, papar Sutan Hendy alamsyah.

Sutan Hendy Alamsyah, menganalogikan pedagang  penyeimbang dinilai sebagai bentuk transaksional.

“Saya menduga telah terjadi transaksi pemilik lokasi dengan sejumlah pedagang yang akan menempati zona II Pasar Lambuang Stasiun Bukittinggi”, ulas Sutan Hendy Alamsyah.

Sampai berita ini diturunkan masih adanya pedagang kuliner Statiun yang belum jelas nasibnya untuk mengais rezki di wilayah Statiun Lambuang.

“Mereka berharap pada Pemerintah Kota  lokasi yang  masih kosong dapat diperuntukan bagi mereka yang belum terdata,” harap Resi Permata Sari sebagai pedagang pusang keju. (Yet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 104 SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Berprofesi sebagai jurnalis memiliki tugas penting untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan relevan. Selain melakukan riset, wawancara, observasi, dan pencarian data untuk mendapatkan fakta-fakta yang…