Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEKalimantan BaratKupas-Tuntas

Sekitar 30 Ton CPO PT Sinar Mas Diduga Tumpah Dan Mengalir ke Anak Sungai

×

Sekitar 30 Ton CPO PT Sinar Mas Diduga Tumpah Dan Mengalir ke Anak Sungai

Sebarkan artikel ini

Views: 2.2K

KETAPANG, JAPOS.CO – Hampir Capai Tiga Puluh Lebih Ton Crude Palm Oil (CPO) dari Bulking Kendawangan milik PT Sinar Mas di RT 2, dusun Sei Nenas, Desa Kedondong, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, diduga tumpah masuk ke aliran anak sungai menuju sungai induk.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Dari keterangan warga yang enggan disebut namanya yang bermukim sekitar lokasi Bulking mengatakan, CPO yang tumpah ke parit dekat rumah warga diperkirakan hampir mencapai 30 lebih ton. kejadian itu sekitar awal Februari lalu. Dimana kejadiannya ketika saat loading CPO dari tongkang yang berasal dari daerah bakong lansir ke tangki timbunan meluap melebihi kapasitas. Hal tersebut dikarenakan kelalaian karyawan, dimana karyawan yang bertugas meninggalkan pekerjaannya dengan alasan pulang makan siang di rumahnya. Akibat kelalaian karyawan tersebut dipecat secara tidak hormat.

Sumber warga masyarakat mengatakan, pasca kejadian pihak perusahaan langsung mengambil tindakan dengan cara membersihkan parit yang tercemar tumpahan CPO menggunakan soda api dan melakukan penyedotan ditampung ke dalam 7 unit truk tangki,mesin sedot serta alat berat berupa excavator 1 unit.

“Ada sekitar 1 minggu juga mereka (perusahaan) membersihkan parit yang terkena tumpahan CPO. Lihat saja sampai sekarang bekas-bekas dibersihkan di parit masih ada, bahkan air di parit belum bisa digunakan,” ujarnya ke awak media sambil menunjuk parit yang ada di sebelah rumah warga, Senin (26/2/2024).

Dia berharap tumpahan CPO ini tidak terulang kembali, karena menurutnya selain merusak ekosistem. Air di anak sungai yang terkena tumpahan CPO pastinya tidak bisa secepatnya dipergunakan oleh warga sekitar.

“Dulu sekitar 4 tahun lalu CPO di Bulking ini sempat tumpah juga ke sungai besar. Kali ini tumpahnya ke parit yang mengalir ke sungai induk, kita berharap kalau bisa kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi,” tegasnya.

Sementara ketika dikonfirmasi ketua BPD Kedondong, Husni Tamrin (56) mengaku dirinya mengetahui tumpahan CPO tersebut seminggu setelah kejadian.

Ia mengatakan, dirinya sempat memberi saran ke manager Bulking agar bisa secepatnya mengatasi tumpahan CPO tadi agar tidak mengalir kemana-mana.

“Saya bilang ke manager kalau bapak bisa mengatasi sendiri tumpah CPO ini agar cepat diatasi, jangan sampai masyarakat di sini demo menuntut tentang ketumpahan ini,” ucapnya.

Lebih lanjut Husni menyampaikan, sepengetahuannya saat kejadian, maupun saat ini tidak ada pihak dari instansi pemerintah terkait khususnya dinas Perkim-LH Ketapang yang datang ke lokasi lantaran menurutnya hal tersebut kemungkinan tidak ada laporan dari pihak manajemen Bulking.

Sementara KTU Bulking Kendawangan PT Sinar Mas, Anwar menjelaskan, kronologis kejadian tumpahnya CPO lantaran karena ada faktor kendala mesin alat pompa yang telat hidup.

“Setelah beberapa menit alat tadi over clock, telat menghidupkan. Tumpah dia masuk ke parit, lalu kita stop yang pembongkaran dari tongkang,” ungkapnya.

Anwar menyebut estimasi tumpahan CPO tadi dia perkirakan berkisar 2 drum yang kurang lebih hanya 400 liter.

Menurut Anwar kejadian tumpahnya CPO tersebut sebenarnya tidak banyak masyarakat desa Kedondong yang tahu, terkecuali hanya karyawan dan para perangkat desa.

“Itupun seperti Pak Kades, perangkat desa lah saya sampaikan bahwa ada tumpahan CPO di area kita, bukan di sungai. Tapi mereka bilang ya udah bersihkan saja Pak, ya kita pun kalau kita tidak bersihkan pasti jadi masalah bagi kita,” ungkapnya.

Anwar melanjutkan, dirinya mengklaim bahwa kawasan parit yang tertumpah CPO masih di area kawasan Bulking, sehingga ia menegaskan pihaknya tidak perlu memberi laporan ke instansi manapun khususnya Perkim-LH Ketapang.

Dari pantauan awak media di lokasi, kondisi air parit, masih tercampur CPO berwarna kuning kental, yang kata warga setempat aliran airnya menuju sungai utama masih terlihat belum layak gunakan warga untuk cuci dan mandi. Dimana sebagian sisa-sisa tumpahan CPO masih terlihat mengapung dipermukaan air.

Hingga berita ini diterbitkan japos.co masih mengumpulkan data-data.(Agustinus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *