Views: 1.5K
DEPOK, JAPOS.CO – Debat calon presiden pada malam Minggu yang lalu menggema dengan ketajaman dan kontroversi, terutama setelah serangan verbal yang dilontarkan oleh Ketua Bapilu DPC Gerindra Kota Depok, Hamzah. Pada Senin, 8 Januari 2024, suasana politik memanas ketika Hamzah menyoroti perbedaan signifikan antara visi Prabowo Subianto dan paslon 1 serta 3, menuduh mereka mencari-cari kesalahan dengan dasar dan data yang tidak benar.
“Debat semalam mengungkapkan ketidakadilan dalam penilaian. Prabowo fokus pada negara dan keselamatan rakyat dengan pertahanan negara yang kuat, sementara paslon 1 dan 3 tampak lebih terobsesi mencari kesalahan tanpa landasan yang kuat,” ujar Hamzah dalam keterangannya.
Kritik utama Hamzah tertuju pada paslon 1 dan 3, yang menurutnya mencoba memperolok-olok pertahanan Indonesia dengan mengusulkan pembukaan data pertahanan negara ke publik. Dia menilai hal ini sebagai tanda ketidaktahuan mereka mengenai rahasia pertahanan negara, dan memberikan penilaian negatif tanpa dasar yang kokoh.
“Paslon 1 dan 3 tidak memahami rahasia pertahanan negara. Mereka menilai seolah-olah pertahanan negara kita lemah, memberikan penilaian rendah tanpa dasar yang kuat,” tegasnya.
Hamzah menyuguhkan fakta mencengangkan dengan mengklaim bahwa kekuatan militer Indonesia saat ini menempati posisi ke-7 di Asia Tenggara dan ke-13 di tingkat dunia. Prestasi ini, menurutnya, adalah hasil kinerja luar biasa dari Prabowo selaku Menteri Pertahanan.
Polemik semakin meluas ketika Hamzah membuka isu etika, mengecam Anies Baswedan atas serangannya yang dianggap tidak etis terhadap pribadi Prabowo. “Ini bukan hanya politik, ini tentang etika. Anies seharusnya ingat bantuan yang diberikan Prabowo, bukan menyerang pribadinya,” serunya.
Dengan serangkaian pernyataan kontroversial dan fakta menggemparkan, dinamika panas di panggung politik semakin mengguncang. Publik kini ditarik ke dalam intrik debat yang melibatkan isu strategis pertahanan negara dan pertarungan antar calon presiden yang semakin memanas.(Joko Warihnyo)
