Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Bentuk Asosiasi Perajin Gula Merah di Tasikmalaya, Petebu Ganjar Dorong Peningkatan Produktifitas Gula Merah

×

Bentuk Asosiasi Perajin Gula Merah di Tasikmalaya, Petebu Ganjar Dorong Peningkatan Produktifitas Gula Merah

Sebarkan artikel ini

Views: 186

TASIKMALAYA, JAPOS.CO – Relawan Petani Tebu (Petebu) Dukung Ganjar kembali mengadakan sosialisasi dalam mengenalkan sosok Ganjar-Mahfud Presiden 2024 kepada sejumlah petani di Indonesia. Salah satu yang dilakukan saat ini dengan membentuk Asosiasi Peranji Gula Merah Bersatu (Pegas).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kegiatan tersebut diikuti oleh ratusan petani di Desa Nanggewer, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (16/11) pagi.

“Hari ini Petebu bikin kegiatan dekralasi relawan sama sarasehan produktufitas gula merah dengan pengrajin gula merah di Kabupaten Tasikmalaya,” ujar Korwil Petebu Jawa Barat, Mohammad Ridwan.

Dalam tajuk sarasehan peningkatan produktifitas gula merah bersama perajin gula merah bersatu dan gotong royong normalisasi drainase jelang musim hujan, Ridwan menjelaskan kondisi petani yang saat ini sudah baik dalam hal produksi.

Namun, kondisi tersebut harus diimbangi dengan pemasaran secara optimal agar berjalan dengan stabil antara supply and demand.

“Kondisi petani di sini sangat baik dari sisi produksi, namun pemasaran kurang karena kurangnya kontrol kualitas untuk membuat standar produksi karena belum ada asosiasi yang menaunginya,” jawabnya.

Asosiasi tersebut dibentuk sebagai wadah untik mengumpulkan para petani, wadah diskusi dan membuat standarisasi produk agar mampu bersaing dan mendapatkan kualitas gula terbaik.

“Maka, Petebu memfasilitasi pembentukkannya asosiasi Perajin Gula Merah Bersatu untuk membuat wadah yang akan menaungi para petani di sini dalam standarisasi produk supaya bisa bersaing produk gula aren dengan daerah lain agar layak di jual,”

Dengan asosiasi tersebut, Ridwan akan atur agar proses pengolahannya bisa berkesinambungan dan semakin inovatif sehingga standarisasi produk olahannya bisa terjaga.

“Nantinya Pegas akan kami kawal untuk bekerja sama dengan desa membentuk bumdes atau badan usaha milik desa agar rantai distribusinya bisa berjalan dan difasilitasi antara petani dan pembeli gula aren,” jawabnya.

Ridwan mengaku disambut baik oleh segenap petani yang berkontribusi untuk daerah tersebut. Sebab, di mata para petani, mereka melihat ada harapan nyata terhadap perubahan kondisi petani gula merah.

“Harapannya ini bisa semakin meluas sehingga dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” pungkasnya.

Sementara, Koordinator PeGaS Kab. Tasikmalaya, Usep (35) berharap dengan dibentuknya asosiasi tersebut bisa bermanfaat untuk petani dan mendapatkan tanggapan dari pemerintah agar keberadaanya harus dilestarikan dan didukung melalui program pemberdayaan yang berkelanjutan.

“Kami berharap mayoritas petani gula aren di sini keberadaanya terus dilestarikan dan diatur payung hukumnya agar kesejahteraan dan budaya petani gula aren di sini semakin dikenal dan meluas,” harapnya. (Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *