Scroll untuk baca artikel
BengkuluBeritaHEADLINESUMATERA

Bupati Mukomuko Kalrifikasi, Minta Maaf Kepada Awak Media

×

Bupati Mukomuko Kalrifikasi, Minta Maaf Kepada Awak Media

Sebarkan artikel ini

Views: 101

MUKOMUKO, JAPOS.CO – Bupati Mukomuko Sapuan meminta maaf kepada media, sebelumnya terlontar bahasa tangan lebih cepat dari pada otak ” tidak punya otak”.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut Bupati Sapuan, ia tidak bermaksud pada media online melainkan media sosial, dengan adanya pengakuan tersebut pihak Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten Mukomuko, akhirnya batal melaporkan Bupati Sapuan ke Polres Mukomuko, Polda Bengkulu, Jumat (8/9) pagi.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Bupati menyampaikan”Tangan kita lebih cepat dari pada otak menulis di media online, sehingga merusak citra image negara kita, merusak sosial dan kesatuan-kesatun kita”.

Hal itu disampaikan Bupati pada saat memberikan sambutan pada acara Pembentukan Rumah Kebangsaan Polres Mukomuko, Kamis (7/9) kemarin.

“Maksud yang saya sampaikan yaitu Media Sosial dan bukan Media Online. Kalau saya ngomongnya salah ucap, saya mohon maaf. Jujur saja, saya tidak ada maksud menyinggung kawan-kawan Media. Bahasa saya itu murni salah ucap,” tegas Bupati Sapuan, dalam klarifikasinya.

Justru kata Sapuan, Media sudah banyak membantu pemerintah daerah. Selain menyebarkan informasi pemerintah daerah kepada masyarakat. Media juga menjadi pendorong pemerintah daerah mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat.

“Semisal, dana Inpres untuk membangun jalan. DAK untuk pembangunan Rumah Sakit Pratama di Ipuh dan yang lainnya. Semuanya berkat berita dari kawan-kawan Media. Untuk itu, keberadaa  Media sangat kami butuhkan untuk mendorong percepatan pembangunan Kabupaten Mukomuko,” ujarnya.

Sementara itu Ketua SMSI Kabupaten Mukomuko, Weri Tri Kusumaria, menyampaikan terimakasih kepada Bupati Sapuan atas klarifikasi yang sudah disampaikan kepada seluruh Media yang ada di Kabupaten Mukomuko. Dengan keluarnya klarifikasi itu, maka kami dari SMSI resmi batal melaporkan Bupati ke Polisi.

“Semuanya sudah kelar. Jadi bahasa yang disampaikan pak Bupati bukan Media Online tapi Media Sosial. Mudah-mudahan saja kejadian serupa tidak terulang kembali,” demikian, Weri. (JPR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *