Scroll untuk baca artikel
BengkuluBeritaHEADLINESUMATERA

Bupati Sapuan Sentil Madia Online “Tak Punya Otak”, Ketua SMSI: Ancam Laporkan

×

Bupati Sapuan Sentil Madia Online “Tak Punya Otak”, Ketua SMSI: Ancam Laporkan

Sebarkan artikel ini

Views: 60

MUKOMUKO, JAPOS.CO – Bupati Mukomuko H. Sapuan SE MM Ak CA CPA CPI dalam acara peresmian Rumah Kebangsaan yang digelar Polres Mukomuko Kamis,(7/9) dalam sambutannya bupati sebut Media Online lebih cepat tangan dari pada otak.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

“Tangan lebih cepat daripada otak mohon maaf, menulis di Media Online, yang menyebabkan merusak citra, merusak citra, merusak image negara kita,” kata Bupati Sapuan.

“Merusak hubungan sosial dan kesatuan kita di segala aspek, bukan itu saja, hubungan kekeluargaan pun jadi runyam,” lanjutnya.

Atas sambutan Bupati yang di sampaikan di tempat resmi yang dihadiri berbagai pejabat teras membuat Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kabupaten  Mukomuko, Provinsi Bengkulu Weri Tri Kusumaria SH, MH angkat bicara.

Menurutnya dianggap menodai citra media Online dan mengancam akan melaporkan ke pihak yang berwajib secara hukum Jika Bupati tidak melakukan klarifikasi selama 1X 24 jam maksut dan tujuan nya terkait menyebut Media Online lebih cepat tangan dari pada otak alias tidak punya otak.

“Jika saya telaah dari sambutan bupati ini, seolah menuding media online tidak berotak. Jadi ini harus di klarifikasi oleh bupati 1×24 jam, jika tidak kita lapor ke Polres Mukomuko,” tegas Weri, Kamis (7/9/2023).

Lebih lanjut Weri menyampaikan, dari bahasa yang disampaikan bupati ini seoalah-olah media online tidak berotak. Padahal media termasuk media online merupakan mitra dari pemerintah daerah. Apalagi selama ini pemberitaan yang di publiskan media online juga memberikan kontribusi untuk kemajauan daerah yang di pimpin Bupati Mukomuko yang masih menjabat saat ini.

“Sangat disayangkan bahasa bupati ini. Jika memang ada oknum media online bersipat seperti yang disampaikan bupati bahwa tangan lebih cepat dari otak, sampaikan saja pada yang bersangkutan. Jangan disampaikan di kalayak ramai atau acara resmi seperti ini,” pungkas Weri.

Jika tidak ada klarifikasi dari bupati pihaknya akan melaporkan ke pihak yang berwajib. Bahasa bupati itu dinilai menyinggung para media online, aplagi bahasa itu disampaikan di acara resmi.(JPR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *