Views: 371
DHARMASRAYA, JAPOS.CO – Pekerjaan rekontruksi dan pelebaran Jalan nasional di Kabupaten Dharmasraya diduga tidak profesional.
Idealnya proyek miliaran yang akan meningkatkan konektivitas dan mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Provinsi Sumatera Barat dan kabupaten Dharmasraya harus memperhatikan kebutuhan warga setempat.
Namun penanganan proyek itu sepertinya asal asalan, tanpa memperhatikan keselamatan dan kenyamanan warga setempat. Seperti diungkapkan warga yang berdomisili di seputaran proyek yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan, Senin (20/8/23).
Dijelaskannya, proyek rekontruksi dan pelebaran jalan Nasional melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) PKK 2.2 -PJN II Dirjen Bina Marga secara bertahap sejak tahun 2019 dan ditargetkan selesai pada tahun 2024 itu, telah menyebabkan resah pelintas lalu lalang di jalan raya tersebut karena dinilai lamban untuk mengebut pekerjaan oleh PT.Sadewa Karya Utama.
Dilihat di plank proyek pekerjaan ini ada dua(2) titik pekerjaan yang meliputi Kiliran Jao batas Jambi dan Kiliran Jao batas Riau.
Hasil investigasi Japos.co dilapangan terlihat pasangan batu grib terlalu besar pada pasangan penahan tebing di Jalan lintas Gunung Medan dan itu tidak memakai koporan sehingga rumputpun tidak dikikir atau digali hanya di tarok aja sepertinya tidak memakai lantai kerja.
Diketahui nilai pekerjaan dinilai pantastis sebesar 35.371.870.000, dengan nomor kontrak; KU.02.10/KTR 05-PK.K-2.2-PJN-II/II/2023 dengan tanggal SPMK 17 Februari 2023, masa pekerjaan 300 hari kelender.
Kontraktor PT.Sadewa Karya Utama dan Konsultan PT Multi PHI Beta Consulting Engineers diduga kooperasi dalam penanganan pekerjaan ini dan tanpa diawasi yang mana tidak ditemukan seperti tenaga ahli dan teknik dilapangan sedangkan telah disepakati sesuai dalam SoP penenderan atau lelang yang tertuang di SMK3/K3 yang juga tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 29 tahun 2000, dan Undang-undang Nomor 18 ayat (2) tahun 1999 tentang (K3), serta Permen PU Nomor 05 tahun 2015 tentang pedoman implementasi kontruksi berkelanjutan.
Hal senada diungkapkan salah satu pengguna jalan mengungkapkan ini menyangkut nyawa masyarakat, karena rentan kecelakaan dan akan menggangu kesehatan kalau dibiarkan berlama-lama.
Menurutnya, PT Sadewa Karya Utama agar cepat menyelesaikan pekerjaan proyek dengan profesional dan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat sekitar proyek.
“Kalau pekerjaan berlama-lama dan menguntungkan sepihak seperti bukah tutup itu tidak diselesaikan secepatnya, kita akan ajak warga melakukan aksi ke gedung DPRD agar diawasi proyek ini ,” tuturnya.
Karena menurutnya, pekerjaan tidak maksimal apalagi diduga pekerjaan pondasi penahan tebing ini asal bertengger saja tanpa galian sebagai koperan pondasi kan asal asal saja proyek tersebut dan tanpa ada pengawasan kepada pemborong yang namanya pekerja borongan asal siap sudah.
“Ada temuan kita di lapangan, di satu titik dengan kondisi sama, sebagian di cor besi tapi di bagian lain hanya pasang batu,” pungkasnya. (Erman Chaniago)