Views: 250
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Bukittinggi mengalami kelangkaan gas LPG 3 kg, Pemko mengambil sikap antisipasi dengan bekerjasama dengan pihak ketiga. Sehingga keresahan masyarakat dapat teratasi sekalipun harus terjadi antrian dan diwajibkan membawa KK dan KTP bukti warga setempat.
Anggota DPR RI Komisi VI Andre Rosiade didampingi Walikota Bukittinggi Erman Safar langsung meninjau operasi pasar, terkait kelangkaan LPG 3 Kg di kota Bukittinggi.
Kelurahan Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) Kota Bukittinggi memperoleh jatah, kerja sama Pertamina Patra Jaya dan pemerintah kota Bukittinggi, Jum’at (16/6/2023).
Andre Rosiade mengatakan sebagai anggota DPR, memiliki tanggung jawab moral pada warga untuk menyerap aspirasi terhadap kelangkaan LPG 3 Kg diberbagai titik di Sumatera Barat (Sumbar) seperti, Bukittinggi, kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, Payakumbuh, Lima Puluh Kota.
Ia menunjuk l Alfian sebagai direktur utama Pertamina Patra Jaya wilayah Sumbar mengantisipasi kelangkaan dan Naro Tama sebagai res area Sumbar lakukan operasi besar-besaran di beberapa titik di Sumbar secara serentak.
“Bukittinggi yang biasanya normal 2900 tabung ditingkatkan 5600 itupun masih terjadi kelangkaan. Artinya ada dugaan pidana penyelewengan, kemungkinan ada pembelian LPG 3 kg dipindahkan ke 12 Kg. Saya minta kepada Walikota dan Pertamina mendalami hal ini juga berkoordinasi dengan Kapolresta Bukittinggi. Intinya, akar permasalahan harus kita cari,” tegasnya.
Anggota DPR RI, bagaimana bisa terjadi kelangkaan saat ini.? tidak hanya sulit ditemukan, harganya juga naik. Kalau kenaikannya beda-beda, ada Rp 28.000, bahkan mencapai Rp 40.000. Karena kita butuh tentu dibeli juga,” jawab salah seorang warga yang mengantri saat disaksikan komisi VI DPR RI, Wali Kota Bukittinggi.
Erman Safar menjelaskan yang pertama kota ini sebenarnya dinikmati bukan warga kota saja, namun berdekatan dengan kota/kabupaten tetangga, bukan saja pelaku usaha kota ini juga sebaliknya (lintas perdagangan) semuanya belanja disini.
Kedua, ditemukan beberapa kecurangan di lapangan, beberapa hari lalu kita sudah berkoordinasi dengan Kapolresta Bukittinggi. LPG 12 Kg dijual di bawah harga eceran normal pangkalan.
“Itu bisa terjadi tindakan konsumtif dari tabung subsidi ke non subsidi,” kata Erman.
Dedi Pratama Sofyan Sales Brand Manager rayon lll Sumbar , hal ini kita lakukan sebenarnya menurunkan isu-isu di tengah masyarakat (kelangkaan) beberapa Minggu yang terjadi di kota Bukittinggi.
Secara serentak kita lakukan di 24 kelurahan dilakukan operasi pasar yakni di pangkalan , sebanyak 280 tabung,”
Pertamina menyampaikan di pangkalan ada. Bagi masyarakat yang ingin, hanya membawa KTP/KK dengan HET Rp 17. 000,-. (Yet)