Views: 454
PANGANDARAN, JAPOS.CO – Mendapat laporan dari masyarakat, jika jembatan Wiradinata Rangga Jipang yang ada di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih retak, komisi 3 DPRD Pangandaran, terjun meninjau lokasi. Ketua Komisi 3 DPRD Pangandaran, Oman Rohman mengatakan, pihaknya melakukan sidak pengujian beban dan tes dinamis statis jembatan oleh tim uji Kementerian PUPR, Rabu (5/4).
Sidak itu dilakukan mengingat banyak masukan dari masyarakat, terkait kondisi jembatan Wiradinata Rangga Jipang (WR) yang belum lama diresmikan, dikabarkan kondisinya retak dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan. “Sebelumnya saya telpon dulu Pak Kadis PU, katanya tidak ada masalah. Hari ini kita cek langsung ke lapangan. Dan kondisi jembatan Wiradinata Rangga Jipang tidak ada masalah apa-apa, ternyata bukan retak tetapi hotmix sambungan jembatan belum dipasang expansion joint,” jelas Oman.
Hanya saja, pihaknya berharap pekerjaan yang belum selesai segera dibereskan. “Katanya ada pemasangan replika ikan marlin di kanan kiri jembatan, mungkin nanti setelah pengujian oleh Kementerian PUPR dan mendapat sertifikat layak jalan dan operasional,” katanya.
Ungkap Oman, pembangunan jembatan penghubung pantai Pangandaran dan Karangtirta ini menghabiskan anggaran Rp 29 miliar. “Kami berharap dengan hadirnya jembatan ini, bisa menambah PAD dan DPRD mendorong untuk kemajuan pembangunan yang ada di Kabupaten Pangandaran menjadi tempat tujuan wisata berkelas dunia,” ungkapnya.
Sementara itu, Dinas PUPRTRKP Kabupaten Pangandaran, membantah narasi yang menyebutkan Jembatan Wiradinata Ranggajipang retak dan tidak bisa dilalui kendaraan.
Kepala Dinas PUPRTRKP Kabupaten Pangandaran, Lingling Nugraha Sanjaya menjelaskan, saat ini Tim Uji Jembatan dari Kementrian PUPR dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJT) sedang melakukan pengujian beban dinamis dan statis di Jembatan Wiradinata Ranggajipang. “Jembatan pelengkung dengan bentang minimal 60 meter, wajib mendapatkan persetujuan teknis keamanan jembatan. Jembatan Wiradinata Ranggajipang belum mendapatkan itu. Jadi saat ini sedang dilakukan pengujian jembatan,” kata Lingling kepada Japos.co Rabu (5/4).
Lingling menuturkan, saat ini sudah dipasang expansion joint setelah PUPR melakukan uji beban terhadap Jembatan Wiradinata Ranggajipang. “Saat ini Jembatan Wiradinata Ranggajipang sedang dalam pengujian oleh tim uji jembatan dari Kementrian PUPR dengan uji beban tes dinamis dan statis,” tuturnya.
Menurutnya, jembatan itu tidak boleh kaku, maka di bawah dipasang bridge bearing atau elastomer sifat elastis karet yang dapat meredam getaran. Sementara di atasnya dipasang expansion joint sambungan yang digunakan untuk menyambung beton pada konstruksi jembatan agar kendaraan dapat melintas secara aman di atas jembatan. “Jembatan itu harus bergerak dinamis dan statis, tidak boleh kaku sehingga jembatan berfungsi dengan baik,” jelas Lingling.
Lingling menegaskan, tidak ada retakan pada Jembatan Wiradinata Ranggajipang, yang ada justru sambungan yang belum dibersihkan ketika dihotmix. “Harusnya dulu itu dibersihkan, tapi kalau sudah dipasang expansion joint baru dibersihkan. Kalau dibobok dari awal masih banyak masyarakat yang lalu lalang,” tegasnya.
Kewenangan Uji Jembatan dilakukan Kementerian PUPR yang nantinya akan memberikan sertifikat layak fungsi jalan dan layak operasional. “Jembatan ini sebelumnya belum dites oleh yang berwenang yakni dari Kementrian PUPR yang akan memberikan sertifikat layak fungsi jalan dan layak operasional. Kita tidak bisa menentukan jadwal kapan. Tapi mereka yang menjadwalkan hari ini, sehingga kita bisa mendapatkan sertifikat,” kata Lingling.
Sekarang, kata Lingling, sedang dilakukan pengujian jembatan oleh KKJT. Bukan tidak bisa dilalui kendaraan berat tapi sedang diuji dulu. Untuk mendapatkan sertifikat kelayakan fungsi jalan dan layak operasionalnya, jangan salah persepsi.
Sementara tenaga ahli jembatan, Yusuf Supriadi memastikan sambungan yang ada di atas Jembatan Wiradinata Ranggajipang bukannya retak. Melainkan sambungan expansion joint yang lebarnya sekitar 4 cm. “Jadi Jembatan itu memiliki pergerakan maju mundur, kiri kanan, dan atas bawah. Nanti setelah diuji jembatan akan kembali bisa digunakan atau dilewati tanpa khawatir. Dengan standar jalan nasional berat 40 ton bisa dilalui, mudah-mudahan hari ini sudah ada hasilnya,” pungkasnya. (Mamay)