Views: 95
JAKARTA, JAPOS.CO – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres) HR Agung Laksono menyatakan, demi kemajuan dan perkembangan UMKM, mengimbau dan mengusulkan agar belanja modal pemerintah sejauh yang menyangkut berbagai barang yang bisa dipenuhi oleh Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM), hendaknya dilakukan dengan membeli produk usaha kita. Baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Silaturahmi Nasional Komunitas UMKM Naik Kelas pada Sabtu (12/2/2023) yang berlangsung di Auditorium Kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM), Kuningan, Jakarta Selatan.
Ditekankan, bila hal ini dapat dilakukan, maka akan menjadi bantuan yang nyata dari pemerintah mendorong dan memberikan peran-peran strategis untuk UMKM di seluruh Indonesia.
Agung Laksono yang juga Ketua Dewan Penasehat Komunitas UMKM Naik Kelas meminta agar Kepemimpinan Komunitas UMKM Naik Kelas pimpinan Raden Tedy, lebih banyak berperan dan bersinergi dalam pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan UMKM, sehingga secara teknis dapat digerakkan empat program utama yang patut dilakukan dan dimiliki oleh UMKM dalam menghadapi perubahan-perubahan dan tantangan UMKM di era digital.
Program-program tersebut yakni, pertama, UMKM harus memiliki Visi, melalui perencanaan dan target yang ingin dicapai dan ditetapkan; Kedua,
UMKM lebih banyak belajar, artinya dalam penyeimbangan era digital dan teknologi, perlu training untuk meningkatkan produk melalui teknis pemasaran yang kekinian agar target penjualan dapat tercapai.
Ketiga, UMKM harus memiliki komitmen, bekerja keras dan disiplin dan program keempat, UMKM harus lincah.
Terus Beradaptasi
Dikatakan, dengan banyaknya pemenuhan kebutuhan usaha dan permintaan konsumen, UMKM juga harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, dan
fleksibelitas menghadapi perubahan budaya usaha. “Sudah kita ketahui secara bersama, bahwa salah satu agenda besar Bapak Presiden Joko Widodo ialah UMKM harus Naik Kelas, dan dengan dukungan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM, sebagai gerakan sinergitas seluruh pihak terkait, baik swasta maupun pemerintah, untuk selalu kompak dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi yang melanda di dunia,” tambahnya.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar ini juga mengungkapkan, berkolaborasi dengan para pihak tersebut, UMKM diharapkan makin menguatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Acara Silaturahmi Nasional Komunitas UMKM Naik Kelas dengan harapan, tujuan dan “Transformasi UMKM Menuju
Indonesia Emas Tahun 2045”, dengan target menjadikan UMKM menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar dan maju bagi Indonesia, sebagai upaya kita bersama menjadi negara maju, dan meningkatkan budaya usaha bagi income masyarakat Indonesia.
Menurut Agung, UMKM di Indonesia mengalami masa yang sangat sulit pada saat pandemi Covid-19, sehingga patut diapresiasi langkah strategis pemerintah kepada UMKM Indonesia yakni: Pertama, stimulus dan insentif UMKM di masa pandemi melalui Program Ekonomi Nasional; Kedua, bantuan kepada pelaku usaha mikro di masa pandemi;dan Ketiga, digitalisasi UMKM.
Ketiga program pemerintah ini untuk penguatan pertumbuhan perekonomian Indonesia global yang minus 0,4% – 1,1%. Secara global, kontribusi kinerja UMKM memiliki peran yang sangat besar dan strategis sebagai penyangga perekonomian nasional, yakni dengan usaha nyata yang dilakukan UMKM.
Para pelaku ekonomi nasional didominasi oleh pelaku UMKM; adanya kontribusi besar UMKM terhadap Produk Domestik Bruto yang melebihi 50%; dan UMKM yang tersebar di penjuru wilayah hingga pelosok desa sebagai kekuatan ekonomi lokal dan nasional.
Karakteristik UMKM
Agung Laksono yang pernah menjabat Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia melihat karakteristik UMKM di Indonesia yang padat karya, artinya sudah terbukti bahwa UMKM Indonesia berkontribusi atas penyerapan tenaga kerja demi mengurangi angka pengangguran.
Di sisi lain, masih ada berbagai studi yang menerangkan bahwa pengembangan UMKM di Indonesia masih dilingkari masalah-masalah teknis dan strategis yang dihadapi. Antara lain disebabkan adanya faktor internal dan eksterna lUMKM.
Menurutnya, karakteristik dan kompetensi kewirausahaan menjadi hal yang krusial dan seharusnya dapat ditanggulangi secara bersama oleh _stakeholder_ , terutama peran pemerintah dalam pemberdayaan UMKM. Modal usaha dan strategi pemasaran pun harus dikembangkan dengan variasi-variasi baru, dalam konteks persaingan digital.
Oleh sebab itu, perlu jalan keluar yang komprehensif, lintas sektoral, dan sinergitas antara Kemenko Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UKM,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Perdagangan secara bersama-sama dan semangat kolektivitas untuk pengembangan serta pemberdayaan UMKM di Indonesia, menunjukan kepada dunia bahwa penguatan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran besar yang dimiliki oleh UMKM.
Menurut Agung, UMKM juga perlu mengambil inisiatif bekerjasama dan koordinasi dengan sektor-sektor swasta atau non-pemerintahan, yakni melalui : Ritel Modern, antar UMKM, _Market Place_ dan Digitalisasi, serta Finance. Agar UMKM memperoleh dukungan dan peluang besar dalam memajukan perekonomian secara kolektif.
Acara yang dimeriahkan pameran produk-produk unggulan hasil karya UMKM Naik Kelas juga dilakukan secara virtual melalui _zoom_ dan disiarkan langsung melalui kanal _YouTube_ . Sejumlah peserta luar Jakarta juga mengikuti langsung di antaranya Banten, Jawa Barat bahkan Papua. (AR)
