Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJawa TimurOPINI

Pendidikan Kejuruan dan Kesempatan Dalam Bekerja

×

Pendidikan Kejuruan dan Kesempatan Dalam Bekerja

Sebarkan artikel ini

Views: 115

Oleh : Ahmad Sobirin, S.Pd,SHI, M.Pd

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

PASURUAN, JAPOS.CO  – Pendidikan kejuruan merupakan pilihan yang tepat di era globalisasi saaat ini. Dengan adanya praktik yang lebih banyak dibandingkan teori, lulusan yang dihasilkan siap terjun ke dunia kerja dan lebih banyak digunakan oleh dunia usaha dan dunia industri. Generasi muda harus bisa mengembangkan potensi diri agar dapat bersaing. Selain itu, pentingnya penguasaan teknologi juga tak kalah penting serta menjaga nasionalisme dan etika. Selain itu, kebutuhan industri terhadap tenaga kerja muda, cekatan, dan terampil sangatlah tinggi. Bukan hanya itu, dunia industri juga membutuhkan tenaga kerja dengan sikap dan softskill yang baik, siap dengan perubahan, inovatif serta memiliki daya tahan tinggi.

Pendidikan vokasi bisa jadi pertimbangan utama bagi Anda yang ingin lebih siap dalam menghadapi dunia kerja. Ada berbagai keuntungan yang bisa didapatkan saat memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah vokasi. Lulusan pendidikan vokasi juga bisa langsung masuk ke institusi yang membuka program sama. Setidaknya memiliki kesempatan untuk menentukan karir dan masa depan sesuai minat.Selain itu juga bisa meminimalisir risiko salah masuk jurusan yang umum terjadi pada sebagian besar mahasiswa di Indonesia. Salah satu tujuan pendidikan adalah menciptakan calon pekerja yang memiliki keahlian lebih spesifik. Program pendidikan sekolah vokasi menawarkan jurusan yang lebih beragam. Pertimbangkan untuk memilih jurusan yang sesuai dengan passion selama ini. Mau fokus belajar bahasa asing, agroindustri, teknik, teknologi jaringan, perhotelan, pariwisata, dan lain-lain.

Profesionalisme yang tinggi menjadi keunggulan lulusan vokasi yang wajib diketahui. Selain itu, lulusan pendidikan vokasi tetap memiliki gelar yang sesuai dengan keahlian dari sekolah vokasi tersebut.

Setiap perusahaan pasti memiliki kualifikasi tersendiri dalam merekrut pekerja baru. Sayangnya karyawan untuk posisi pemikir tidak banyak, sedangkan karyawan tipe pekerja atau sudah biasa praktik dibutuhkan banyak oleh perusahaan, karena untuk memproduksi sesuatu sangat membutuhkan SDM yang memang sudah biasa bekerja atau minimal tau dan sudah mencoba untuk hal tersebut, apalagi untuk memproduksi sesuatu dibutuhkan karyawan yang banyak.Jadi dari sini dapat kita simpulkan bahwa perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang sudah pernah praktik.

Perusahaan juga mempertimbangkan setiap biaya pengeluaran sehingga tidak mengherankan jika karyawan tersebut sudah pernah praktik dan tau apa yang akan dia kerjakan. Perusahaan pun tidak perlu mengeluarkan dana seperti training yang terlalu lama terhadap karyawan baru, dan lebih meningkatkan efisiensi kerja serta bisa meningkatkan produksi.

Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan juga sering menyinggung tentang pentingnya sekolah vokasi bagi Indonesia. Sekolah vokasi sama pentingnya dengan infrastruktur. Dunia kini sudah berubah, kalau kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak dipersiapkan dengan baik, Indonesia akan tertinggal dalam perubahan dunia tersebut.  Beliau menambahkan perubahan sangat cepat, dari internet beralih ke mobile internet, lalu dari mobile bergeser ke artificial intelligence, robotics, tesla hyperloop. Itulah sebabnya, sekolah semacam politeknik dan vokasi, sangat diperlukan jika kualitas SDM di Indonesia tidak ingin tertinggal dari negara lain. para profesional baru, lebih tepatnya pencari kerja, kini dituntut  untuk unggul dalam jalur karir baru mereka khususnya pada keterampilan yang dibutuhkan. Siswa yang tidak memiliki kemampuan yang diperlukan sudah pasti akan mengalami kesulitan saat mulai memasuki dunia kerja, bahkan mungkin mulai kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak yakin tentang apa yang harus dilakukan.

Hal ini juga dapat berdampak pada perusahaan yang mempekerjakan mereka karena harus mengeluarkan lebih banyak dana dan waktu untuk melatih karyawan baru yang tidak memiliki wawasan dan pengetahuan praktis yang diharapkan.

Pendidikan dan pelatihan vokasi, memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman praktis dalam jalur karir yang mereka pilih bahkan sebelum lulus.Siswa yang menyelesaikan program ketat tersebut memiliki kredensial dan pelatihan yang dibutuhkan untuk segera memulai jalur karir pilihan mereka.

Siswa tidak hanya merasa percaya diri dengan kemampuan mereka, tetapi pemberi kerja sendiri tahu bahwa mereka adalah orang-orang pilihan yang diharapkan dapat menjadi andalan untuk mulai unggul di posisi yang diberikan dengan cepat.

Kesempatan belajar pada pendidikan vokasi memainkan peran penting dalam pengembangan keterampilan dan kemampuan kerja. Pentingnya pengembangan vokasi sebagian besar dapat disimpulkan sebagai perbedaan antara pengetahuan teoritis vs keterampilan praktis.

Dalam studi non-kejuruan, siswa sering menghabiskan waktu berjam-jam menjelajahi berbagai mata pelajaran yang berbeda. Waktu kelas mereka cenderung hanya beberapa jam per minggu, karena lebih banyak dihabiskan di perpustakaan dan lab komputer untuk melakukan penelitian dan menulis makalah yang membantu dalam membangun pengetahuan teoretis mereka di berbagai bidang, bahkan dalam disiplin ilmu tertentu mereka sering menghabiskan banyak waktu untuk mengeksplorasi teori, ide, dan prosedur yang digunakan oleh para profesional lain di industri ini. Mereka memiliki kesempatan yang jauh lebih sedikit untuk benar-benar menerapkan ide-ide ini dibandingkan dengan siswa yang menjalani situasi pendidikan kejuruan.

Keterampilan untuk bekerja dan jalur kejuruan sangat terbatas bagi para siswa ini, karena pengetahuan teoretis mereka tidak memiliki pengalaman kerja yang membantu mereka beralih dari topik studi kelas ke profesi mereka yang sebenarnya. Hal ini terkadang dapat menimbulkan tantangan ketika siswa lulus dan transisi ke dunia kerja.

Berbeda dengan siswa di lingkungan pendidikan dan pelatihan kejuruan. Siswa menghabiskan waktu berjam-jam dalam lokakarya praktis setiap minggu untuk mempelajari keterampilan praktis langsung yang terkait dengan bidang pilihan mereka.

Waktu kelas cenderung meningkat di sekolah-sekolah ini dibandingkan dengan waktu penelitian di luar, karena siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi peluang kerja aktual yang mempersiapkan mereka untuk pekerjaan di masa depan. Mereka tidak fokus pada banyak waktu untuk meneliti teoretis daripada mempelajari praktiknya.

Sekolah vokasi juga seringkali menyediakan peralatan dan ruangan khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik daripada hanya sekadar mempelajari teori ini itu tetapi tidak mengetahui bagaimana penerapannya.

Dengan begitu, mereka memiliki kesempatan untuk mencoba keterampilan mereka sendiri saat masih di sekolah. Ketika saatnya tiba untuk beralih ke pekerjaan yang sebenarnya, mereka memiliki pengalaman yang dibutuhkan untuk segera memulai pekerjaan tanpa perlu menghabiskan waktu untuk mempelajari cara mengoperasikan peralatan secara fisik di tempat kerja, memungkinkan mereka menjadi karyawan yang berharga dan membangun karier lebih cepat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *