Views: 203
CIAMIS, JAPOS.CO – Area Manager Communication, Relations dan CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengungkapkan ada 4 Kota/Kabupaten di Jawa Barat yang dipilih sebagai daerah uji coba untuk transaksi Pertalite dan Solar bagi pengguna kendaraan roda empat “terdaftar” mulai 1 Juli mendatang.
Keempat kota/kabupaten tersebut, antara lain, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. “Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis akan menjadi 4 Kota/Kabupaten yang terlebih dahulu mulai dilakukan pendataan bagi pemilik kendaraan roda empat melalui laman subsiditepat.mypertamina.id sebagai website untuk pendaftaran masyarakat” ujar Eko, Selasa (28/6).
Eko pun menjelaskan bahwa PT Pertamina Patra Niaga sebagai operator yang ditunjuk pemerintah dalam menyalurkan BBM Subsidi harus mematuhi regulasi yang berlaku. Diantaranya memastikan penyaluran Pertalite dan Solar ini tepat sasaran dan tepat kuota. “Perlu diketahui masyarakat, bahwa di 4 Kota/Kabupaten ini masyarakat tidak perlu khawatir apabila belum mengunduh aplikasi MyPertamina, karena untuk registrasi cukup melakukan pendaftaran di website subsiditepat.mypertamina.id tersebut, ” jelasnya.
Jika kendaraan dan identitas masyarakat sudah terkonfirmasi dan terdaftar, sambung Eko, maka pengguna tersebut akan mendapatkan “QR Code Unik” yang dapat digunakan melalui aplikasi MyPertamina ataupun di print/simpan di galeri ponsel masing-masing. Nantinya QR Code tersebut akan dicocokkan datanya di SPBU sebelum Pertamina melayani transaksi Pertalite dan Solar. “Jadi untuk pembayaranpun, masih sama dengan transaksi seperti biasa. Masyarakat memiliki banyak opsi, mulai dari pembayaran tunai (uang cash), kartu kredit/debit, ataupun pilihan non tunai lainnya, tidak terbatas hanya menggunakan MyPertamina,” terang Eko.
Lebih lanjut Eko mengatakan jika uji coba di lima provinsi, termasuk Jawa Barat, dinilai berhasil maka akan dilakukan secara bertahap sambil memastikan kesiapan infrastruktur dan kesisteman.
Sekedar diketahui Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial dan Trading PT Pertamina (Persero) melalui Regional Jawa Bagian Barat merupakan pihak yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi sesuai dengan amanah yang diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan energi yang terjangkau bagi masyarakat di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Penugasan penyaluran BBM Bersubsisi, dalam hal ini Solar dan Pertalite tersebut diatur oleh regulasi, antara lain Peraturan Presiden No. 191/2014 dan Surat Keputusan (SK) BPH Migas No. 4/2020.
Sementara itu berdasarkan pantauan tim Jaya Pos, Kebijakan pembelian BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar dengan menggunakan aplikasi MyPertamina akan segera diterapkan per 1 Juli 2022 di Kabupaten Ciamis. Para pelaku dan sopir angkutan umum di Ciamis menanggapi kebijakan tersebut. Mereka banyak yang belum mengetahui terkait penerapan aturan itu.
Yaya, sopir angkot (angkutan kota) 07 jurusan Terminal Ciamis-Ciharalang mengaku belum mengetahui kebijakan beli Pertalite pakai aplikasi. Menurutnya, membeli Pertalite harus mengunakan aplikasi akan membuat ribet. “Belum tahu, HP-nya (ponsel) juga jadul yang penting bisa nelepon sama SMS. Ribet kalau pegang-pegang HP,” ujar Yaya saat mengisi Pertalite di SPBU Nagrak, Rabu (29/6).
Yaya menyebut sepengetahuannya di SPBU tidak boleh mengoperasikan HP. Hal itu terlihat di gambar peringatan di area SPBU. “Kan katanya di SPBU tidak boleh pakai HP. Jadi biasa saja. Nggak usah pakai aplikasi. Tidak semua orang pakai HP bagus, bukan tidak mampu beli tapi ribet. Apalagi sambil bawa kendaraan kan bahaya,” jelasnya.
Sopir angkot lainnya, Aris Sadikman juga mengaku belum mengetahui mengenai aturan beli Pertalite wajib pakai MyPertamina. Ia tidak setuju dengan kebijakan tersebut.
“Kalau bagi kami ya ribet juga, bagusnya tunai saja seperti biasa,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Aksol Faturahman, ojek online di Ciamis. Menurutnya pembayaran pembelian Pertalite pakai MyPertamina kurang efisien. Tidak semua masyarakat memiliki atau menggunakan smartphone. “Saya lihat kan di SPBU tidak boleh pakai handphone. Tapi setelah melihat kebijakan pemerintah ternyata boleh asalkan jaga jarak. Tapi kalau harus pakai aplikasi saat transaksi, kurang efisien,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengelola SPBU Nagrak Ciamis Asep mengaku saat ini belum melakukan persiapan, terkait pembelian Pertalite wajib pakai MyPertamina. Namun untuk solar, saat ini sudah pakai aplikasi tapi secara manual diinput oleh petugas SPBU. Dengan menginput nomor handphone dan nama pelanggan.
Menurut Asep baru hari ini rencananya mau ada pertemuan sosialisasi dari Pertamina Tasikmalaya. Sehingga pengelola SPBU mendapat penjelasan langsung dan melakukan persiapan. “Mungkin nanti ada penjelasan dari pihak Pertamina mengenai kebijakan pakai aplikasi ini. Memang persiapan baru sebatas sosialisasi saja, teknisnya kami belum tahu,” katanya.
Asep menyatakan siap melaksanakan kebijakan itu. Namun diprediksi akan ada beberapa kendala yang dihadapi. Mulai dari tidak semua masyarakat pakai ponsel pintar. Kemudian akan terjadi antrean di SPBU. “Sekarang saja kalau ramai pasti antre, apalagi ditambah nanti pembayarannya pakai aplikasi MyPertamina,” tandasnya. (Mamay)