Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Tengah

DPUPR Dropping Karung Tanah Untuk Tanggul dan Parapat Jebol

×

DPUPR Dropping Karung Tanah Untuk Tanggul dan Parapat Jebol

Sebarkan artikel ini

Views: 151

KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Penanganan banjir rob di Kota Pekalongan yang merendam di sejumlah wilayah yang dilintasi aliran sungai terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) setempat, salah satunya dengan menutup tanggul-tanggul yang jebol.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Seperti diketahui, beberapa hari terakhir, pantai utara Jawa Tengah khususnya pesisir Kota Pekalongan dilanda musibah banjir rob yang mengakibatkan beberapa kelurahan di Kota Batik tersebut tergenang banjir rob, dimana daerah yang paling parah adalah Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat. Sebab, di wilayah itu ada dua titik yang tanggulnya jebol yakni di Gang 16 dan Gang 12.

Kepala DPU PR Kota Pekalongan, Bambang Sugiharto menjelaskan bahwa, upaya penanganan kedaruratan banjir rob yang saat ini terjadi, DPUPR telah mendropping setidaknya 1500 karung tanah untuk penanganan tanggul secara darurat. Dimana, karung-karung tanah itu didistribusikan ke dua titik tanggul di Tirto yang jebol dan mulai digarap penanganan tanggul darurat, yakni di Tirto gang 16 sebanyak 300 karung tanah dan 1200 karung tanah di Tirto gang 12.

Pembangunan tanggul-tanggul darurat itu dilakukan secara bersama-sama mulai dari TNI Polri, BPBD, hingga masyarakat sekitar.

“Disamping itu, di Slamaran, Kecamatan Pekalongan Utara, tadi malam kami juga mendapatkan laporan bahwa ada parapet yang jebol disana di satu titik, dan pada hari ini kami sudah mulai melaksanakan pengiriman karung-karung tanah kesana untuk segera dipasang pada titik-titik yang kritis baik rawan jebol maupun melimpas,” tutur Bambang usai menghadiri kegiatan Kick Off Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API) Kemitraan Jakarta, bertempat di Hotel Santika Pekalongan, Rabu (25/5/2022).

Bambang menjelaskan, untuk operasional pompa-pompa yang sudah ada bersifat situasional. Dimana, ketika pompa itu dimungkinkan bisa beroperasional, pihaknya sudah menginstruksikan kepada petugas jaga pompa agar bisa dinyalakan. Namun, ketika air rob itu masih tinggi dibandingkan tanggul, maka perlu menunggu air rob surut agar air bisa dipompa. Lanjutnya, untuk penanganan jangka panjang,  program sistem pengendalian banjir dan rob dari Pemerintah Pusat terus digarap, namun perlu waktu proses pengerjaan secara bertahap. Adapun penanganan banjir rob terutama di Sungai Lodji di paket 1 yakni sepanjang sungai hingga muara akan dibangun parapet sama tingginya dengan parapet di wilayah Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara untuk menanggulangi limpasan air sungai Lodji.

“Sementara, di muara atau sekitar belakang kantor DKP akan dibangun bendung dan kolam retensi seluas 8.5 hektar. Namun, kami akan menggunakan sebagian kolam retensi itu untuk digunakan tambat labuh kapal nelayan, sembari menunggu pembangunan pelabuhan onshore yang saat ini masih dirintis Pemkot dengan KKP untuk segera dilaksanakan,” pungkasnya.(sofi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *