Views: 390
KUNINGAN, JAPOS.CO – Baru-baru ini PD Surabraja Putra (SBP) mengumumkan pemutusan perjanjian kerjasama dengan PT Cahaya Braja Marketindo di beberapa media lokal wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Keputusan PD SBP itu dibuktikan dengan dihentikannya produksi produk merk Saos Sambel Pedas Tjap Lima Delapan terhitung bulan April 2022. Bukan hanya itu, PD SBP juga menghimbau kepada masyarakat umum agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap produk saos yang sudah booming di pasaran ini.
Menanggapi statment pihak manajemen PD Surabraja Putra yang tidak pernah disebutkan nama narasumbernya dalam pemberitaan di beberapa media online ini, Aerlangga Nur Hidayatullah bin H Syarif, selaku CEO PT Cahaya Braja Marketindo mengatakan ini sudah biasa terjadi dalam persaingan perusahaan. Dan itu salahsatunya dibuktikan dengan beredarnya berita-berita yang menjatuhkan produk yang dipasarkan oleh perusahaannya.
“Statment yang mereka buat mengenai produk sambel Tjap Lima Delapan tidak lagi di produksi di PD Surabraja Putra (SBP) dalam hal ini kita benarkan. Dan itu membuktikan kalau kita sudah keluar dari SBP. Karena memang kita sudah memiliki produsen sendiri. Dan itu kami lakukan demi mencukupi kebutuhan dari pelanggan yang tidak ingin pindah ke lain hati. Memang sambal Tjap Lima Delapan sempat langka dipasaran, tapi itu juga karena ada alasan dan kendala yang sempat kami hadapi. Ya salah satunya, permasalahan dengan produsen sebelumnya. Namun bukan berarti produk saos Sambal Tjap Lima Delapan bangkrut dan tidak beredar lagi di pasaran. Justru dimasa transisi yang sempat kami hadapi, menjadi pemicu perusahaan saos kami menjadi lebih baik. Terbukti, kini sambal Tjap Lima Delapan hadir dengan tekstur dan rasa yang semakin pas dilidah konsumen, dan itu juga atas kerjasama produsen produk kita saat ini yang menomor satukan kualitas,” tegas Aerlangga dihadapan media usai mengunjungi pabrik produksi Sambal Tjap Lima Delapan, Rabu (25/5).
Aerlangga juga berkeyakinan, dengan berdirinya industri produsen Sambal Tjap Lima Delapan yang dimilikinya itu akan menambah performa Sambel Tjap Lima Delapan.
“Dengan memiliki industri sendiri, kita juga punya performa lebih tinggi. Mulai produknya, baik itu dari segi menjaga kualitas dan lainnya. Saya ingin Sambel Tjap Lima Delapan memiliki rating yang lebih baik dan dengan cita rasa yang mewah namun harga ekonomis,” lanjutnya.
Bukan sekedar ucapan, pria penyuka olahraga berkuda ini juga telah menyiapkan dan menerapkan strategi produk dan harga yang siap bersaing dipasaran.
“Untuk rasa memang kita bedakan dari saos sambel lainnya. Karena kita ambil varian saosnya yang pedas dan gurih serta aroma bau bawangnya tidak menyengat. Untuk mewujudkan semua itu tentunya kita memiliki rating produk sendiri mulai dari unsur gurih, asin, pedas, manis, aroma bawang, aroma cabai, tekstur dan warna serta tingkat kehalusannya. Dengan memperhatikan rating itu, kami berkeyakinan Sambal Tjap Lima Delapan tetap jadi pilihan konsumen. Dan kita akan selalu mempertahankan produk sesuai dengan segmen pasar,” ujar Aerlangga dengan nada optimis.
Dikesempatan itu, pengusaha yang dikenal sukses didunia bisnis ini juga menegaskan akan tetap menempuh jalur hukum demi mempertahankan gambar yang diklaim olehnya sebagai gambar buatannya sendiri.
“Setelah mengklarifikasi mengenai penarikan produk Sambal Tjap Lima Delapan oleh PD SBP, disini saya tegaskan tetap akan menempuh langkah selanjutnya prihal hak cipta. Mengenai gambar yang dipakai dan dikomersilkan oleh PD SBP yang memang menggunakan gambar yang memiliki hak cipta seni gambar kami. Jadi ditunggu saja perkembangan selanjutnya, karena ini masih proses,” pungkas Aerlangga.
Sementara dari pantauan media dipasaran, produk Sambel Tjap Lima Delapan masih menjadi pilihan sebagai pelengkap rasa para pecinta kuliner Baso dan Mie Ayam.
“Saya tetap setia dengan sambel Tjap Lima Delapan. Karena rasanya maknyos. Dan pelanggan Baso saya tidak mau jika saya beri saos yang bukan dengan gambar angka lima delapan. Memang sempat beberapa kali saya keliru membeli saos ini (sambil menunjukkan botol saos yang bergambar angka 58, namun tertera Sambel Pedas Cap Mapan-Red). Dan saya sempat tanya sama pedagang saosnya. Eh katanya, ini produknya sama, tapi ganti merk. Lah kok bisa ya. Padahal gambarnya ga berubah,” tutur pedagang Baso yang kerap disapa Pa’De Jawir.
Dari penilaian dan laporan konsumen yang diterima PT CBM membuktikan kalau produk sambel Tjap Lima Delapan menjadi pilihan nomor satu dipasaran.
Diberitakan sebelumnya, demi mempertahankan pemasaran Sambel Pedas Tjap Lima Delapan, Aerlangga didampingi kuasa hukum sebelumnya telah mendatangi Polresta Cirebon guna membuat laporan pengaduan dugaan tindak pidana Pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 113 ayat (3) dan ayat (4) jo pasal 9 ayat (1) dan ayat (3) UU RI No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terhadap PD. Surabraja Putra, beberapa pekan lalu.
Dalam laporannya dihadapan penyidik, Aerlangga menerangkan jika ada seseorang telah menggunakan ciptaannya yang disematkan dalam produk saus sambel yang telah didistribusikan ke beberapa daerah di wilayah Indonesia.
“Ya memang benar saya telah membuat laporan pengaduan didampingi kuasa hukum, selaku kuasa hukum untuk menangani perkara yang saya hadapi terkait ciptaan saya berupa seni gambar yang digunakan seseorang dan telah disematkan dalam produk saos sambal kemasan botol kaca dan kemasan plastik 600 ml merk Saos Sambel Tjap Pedas Mapan yang diproduksi oleh PD. Surabraja Putra, padahal seni gambar tersebut telah memiliki Hak Cipta sesuai dengan Sertifikat HAKI yang sudah saya pegang,” terang Aerlangga usai menghadap penyidik.(Red)