Views: 207
KAJEN, JAPOS.CO – Sebagian besar wilayah kabupaten pekalaongan sangat rawan bencana.Persoalan bencana di Kabupaten Pekalongan kompleks. Wilayah atas rawan bencana longsor. Wilayah bawah hingga pesisir rawan bencana banjir dan rob.
“Tahun 2022, indeks kerawanan bencana di Kabupaten Pekalongan, bulan Januari – Februari, di daerah atas banyak terjadi longsor, hingga Petungkriyono dan Lebakbarang terputus aksesnya selama beberapa hari dan listrik PLN padam,” ujar Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar, saat memberikan sambutan pada Pembukaan Workshop Monitoring Evaluasi (Monev) Program Kerja Sama Kemendagri dan Ormas Asing ASB Indonesia and The Philiphines, di Hotel Santika, Kota Pekalongan, Selasa (15/3/2022).
Daerah rawan longsor tersebut yaitu wilayah Kecamatan Petungkriyono, Lebakbarang, Kandangserang dan Paninggaran.
“Alhamdulillah kita sudah antisipasi hal-hal tersebut dengan kesiapsiagaan bencana, kerja sama dengan Forkopimda, PLN dan pihak-pihak lainnya,” tandasnya.
Selain itu, dataran rendah di Kabupaten Pekalongan juga sering mengalami bencana rob, seperti di wilayah Kecamatan Tirto, Wonokerto, dan Siwalan. Bahkan, di Dusun Simonet, Kecamatan Wonokerto, ada sekitar 65 KK yang terpaksa direlokasi ke tempat yang lebih aman, karena rumah mereka terancam tenggelam akibat rob.
Sekda sendiri mengharapkan proyek kolaborasi dengan ormas asing Arbeiter Samariter Bund (ASB) terkait pengelolaan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim secara inklusif di Kabupaten Pekalongan berlanjut.
Monev dilaksanakan dalam rangka perpanjangan Memorandum Saling Pengertian (MSP) Kerja sama Kementrian Dalam Negeri dengan ASB yang akan berakhir pada Desember 2022.
Di Kabupaten Pekalongan, program dilaksanakan di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto dan Desa Pecakaran Kecamatan Wonokerto.
Sekda menyampaikan bahwa selama tiga tahun pemerintah Kabupaten Pekalongan sudah melakukan kerja sama yang intensif dengan ASB dan Yayasan Bintari.
“Hasil monevnya seperti apa pun, terkait program ini, strateginya harus disiapkan. Program sudah tiga tahun berjalan, kami berharap program diperpanjang dan bisa direplikasikan di desa-desa lainnya,” ujar Sekda.
Sekda atas nama Pemkab Pekalongan menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan ASB dan Bintari.
“Pemkab melaksanakan kegiatan dengan kolaborasi. Kami sangat mengapresiasi adanya kerja sama dan kolaborasi ini,” tutur Akbar.
ASB Indonesia and The Philiphines merupakan sebuah lembaga non pemerintah internasional yang berkantor pusat di Jerman, bekerja di Indonesia sejak 2006.
“Atas dukungan pendanaan dari Kementrian Pembangunan dan Kerja Sama Republik Federal Jerman, pada tahun 2019 hingga 2022, ASB bekerja sama dengan Yayasan Bina Karta Lestari (Bintari) sebagai mitra ASB untuk implementasi program, serta bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, khususnya Pemerintah Kabupaten Pekalongan dalam program upaya peningkatan kapasitas desa untuk menjalankan kewajiban dalam mengembangkan pemberdayaan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa dalam kerangka pengelolaan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim secara inklusif,” ungkpanya.(sofi)