Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Dunia Pendidikan di Kabupaten Ciamis Tercoreng

×

Dunia Pendidikan di Kabupaten Ciamis Tercoreng

Sebarkan artikel ini

Views: 63

CIAMIS, JAPOS.CO – Belum lama berselang setelah kejadian tragedi susur sungai yang menewaskan beberapa siswa MTs Harapan Baru dalam acara yang dibalut kegiatan Pramuka, tragedi yang sama terjadi lagi saat ini menimpa siswa salah satu sekolah favorite di Kabupaten Ciamis dalam kegiatan kepramukaan.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Hal tersebut terkuak dengan adanya beberaa orang tua siswa yang mendatangi Mapolres Ciamis untuk melaporkan anak-anaknya yang diduga menjadi korban perpeloncoan kakak-kakak pembinanya. Berdasarkan informasi yang diserap tim Jaya Pos dari para orang tua yang mendatangi Mapolres bahwa sebanyak 75 anggota pramuka sekolah favorite tersebut diduga dianiaya senior. Para orangtua korban kemudian melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian.

Para orangtua korban secara resmi melapor ke Polres Ciamis pada Rabu (12/1) pagi. Salah satu perwakilan orangtua korban yang melapor adalah AM (51), warga Kelurahan Kertasari , Kecamatan/Kabupaten Ciamis.

Kepada tim Jaya Pos, AM menceritakan kronologi kejadian penganiayaan tersebut. Awalnya, Sabtu (8/1) sekitar pukul 08.00, anaknya berinisial MP berpamitan kepada ibunya bernama RK untuk mengikuti kegiatan latihan Pramuka pasukan tongkat (Paskat). “Namun anak saya tidak bilang latihannya di mana,” kata AM.

Selanjutnya, AM mendapat panggilan telepon dari istrinya bahwa MP belum pulang sampai pukul 20.30 WIB. Lalu AM menelopon anaknya kenapa tidak pulang. Anaknya menjawab bahwa ia mau menginap di rumah kos temannya berinisial DF depan sekolah favorite tersebut. “Saya tanya sudah makan belum dan Bapak mau ke sana. Jawab anak, ‘Jangan da besok juga pulang’,” kata AM menirukan jawaban sang anak.

Keesokan harinya, Minggu (9/1) sekitar pukul 08.30 WIB, anaknya pulang namun mukanya dalam keadaan bonyok dan lebam serta bibir pecah. “Saya tanya kenapa jawab anak ngakunya habis kecelakaan. Bahkan, anak bilang malahan menyuruh saya untuk menolong temannya yang pingsan di kosan depan sekolah favorite tersebut. Ada lagi gak, teman kamu yang bonyok seperti kamu ? ada ED di Perum Kertasari, “ papar AM.

AM beserta anaknya mendatangi rumah ED, ternyata  ED sudah berangkat lagi, yang ada orang tua ED sambil merangkul MP karena meliha muka MP bonyok dan lebam. Setelah itu, jelas AM, ia lalu datang ke kamar kos teman anaknya di depan sekolah favorite tersebut, bersama-sama dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Sofyan dan pembina pramuka, Aris.

“Saya bawa teman anak saya bernama FM ke IGD RSUD Ciamis bersama dengan MP dan ED,” jelasnya.

Karena penasaran AM kemudian membujuk anaknya dengan lemah lembut agar menceritakan kejadian sebenarnya pada malam Senin selepas shalat isya.

“Memang anak saya itu selalu bungkam semenjak latihan pramuka bulan Oktober tahun 2021. Bahkan latihannya semakin ke sini-ke sini berangkat pagi pulang habis isya hingga kondisi anaknya memprihatinkan. Bahkan bekal makanan suka kebawa pulang lagi,” jelasnya.

Akhirnya, sang anak pun mengaku dianiaya para seniornya saat berlatih Pramuka. Berdasarkan keterangan anaknya, jelas AM, bahwa MP dan teman-temannya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan setiap melakukan kesalahan saat berlatih Pramuka. “Setiap latihan pramuka tempatnya selalu berpindah-pindak lokasi,” paparnya.

Menurut pangakuan anaknya, latihan terakhir digelar pada Sabtu (8/1) di salah satu rumah alumni sekolah favorite tersebut di daerah Kertaharja Kecamatan Cijeungjing berinisial T.

“Selidik demi selidik kegiatan Pramuka sudah terpogram. Kegiatan kemarin dinamakan lingkaran setan saling pukul (saling tampar),” tegasnya.

AM mengungkapkan, acaranya itu dibalut dengan kegiatan pramuka dengan alasan demi kenaikan tingkat. Kebetulan anakanya, MP, bersama tiga temannya akan dijadikan calon ketua Sangga.

“Karena fisiknya kuat, setelah dianiaya oleh temannya karena kuat, ditambah lagi dianiaya oleh seniornya (kakak pembina) yakni pembina, kelas 11 dan 12 sekolah favorite tersebut, ” tuturnya.

AM mengatakan, pihaknya telah melakukan konfirmasi ke pihak sekolah. Menurut pihak sekolah, kegiatan ekstrakurikuler itu dilaksanakan dari jam 08.00 sampai 10.00 pagi. “Jadi anak bikin kegiatan di luar ada grupnya, alasannya kenaikan tingkat pramuka,” jelasnya.

Menurutnya, anaknya itu memang masuk Sangga Penegas. Jadi kegiatan di Kecamatan Cijeungjing pada Sabtu (8/1) itu dikuti seambalan dengan melibatkan peserta 75 siswa kelas 10. “Jadi total korban disinyalir 75 orang semua dianiaya. Cuma yang berani melaporkan dari sangga penegas yaitu anak saya, MP dan teman-temannya, ED dan FM,” paparnya.

AM mengatakan, penganiayaan yang lebih parah dialami FM, warga Pangandaran. “Sekarang dia masih terbaring di RSUD Pandega Pangandaran, sedangkan MP dan ED hanya  divisum dan mendapatkan pengobatan di RSUD Ciamis,” jelasnya

Tanggapan Pihak Sekolah

Pihak SMAN 1 Ciamis dan KCD XIII menyesalkan adanya penganiayaan dalam kegiatan yang dibalut acara kepramukaan.

Kepala SMAN 1 Ciamis Drs H Suarman Guntara MPd mengakui, memang ada kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dengan nama Pasukan Tongkat (Paskad), semacam pasukan baris berbaris. “Dilaksanakan sebagai persiapan kalau nanti tampil dalam kegiatan Hikking Rally Cyradika, maka perlu latihan itu. Tapi tidak disangka ada kekerasan, sampai ada korban luka-luka dari siswa,” kata Suarman.

Ia mengaku tidak mengetahui kejadian itu. Pernyataan tersebut bukan dimaksudkan untuk membela diri. Pihaknya menegaskan bahwa tidak menerima permintaan izin dari panitia untuk kegiatan pada Sabtu (8/1) itu ketika puluhan anggota pramuka dianiaya para seniornya. “Justru kami tahunya laporan dari orangtua bahwa anaknya jadi korban penganiayaan,” katanya.

Lanjut Kepsek, setelah kejadian itu, selanjutnya pada Minggu (9/1), korban sudah ditangani oleh Wakil Kepala Sekolah dan dibawa ke RSUD Ciamis untuk diobati. “Saya kaget bisa terjadi seperti itu, jelas saya sangat menyangkan sekali,” ucapnya.

Suarman mengatakan, setahu pihaknya, kegiatan Pramuka itu adalah pembinaan karakter dan budi pekerti yang baik, bukan penganiayaan seperti kejadian ini. “Dalam pengakuan siswa itu, bahwa kegiatan itu sebagai adat ambalan. Mereka juga menyadari adat itu tidak baik, apalagi ada korban luka-luka,” ucapnya.

Ia mengatakan, berdasarkan pengakuan para pelaku, mereka menganiaya juniornya hanya untuk mendidik, namun malah berakhir seperti ini. “Bahkan memang kegiatan ekstrakurikuler pramuka tetapi tidak minta izin,” katanya.

KCD XIII Ciamis turut prihatin

Kepala Seksi Pengawasan Pendidikan KCD XIII Ciamis, Hendria Sudrajat mengaku sangat prihatin dengan adanya korban dalam kegiatan Pramuka itu. “Harapannya dengan kegiatan serupa ini, baik Pramuka atau juga kegiatan lain tidak terjadi kejadian seperti ini,” harapnya.

Hendria mengaku akan berkoordinasi dengan pihak sekolah langkah apa yang harus dilakukan untuk menangani masalah ini. “Langkah ini pun tidak lepas dari upaya-upaya koordinasi dengan pihak -pihak tentu, contohnya koordinasi dengan polres. Kalau ada koordinasi, langkah kepala sekolah dan jajarannya dalam pelaksanaan yang tepat,” ucapnya.

Saat ditanya bahwa masa pandemi memang boleh melaksanakan kegiatan tersebut, Hendria menjelaskan, berdasarkan ketentuan rapat koordinasi, untuk ekstrakurikuler bisa dilaksanakan. “Tetapi tetap melaksanakan protokol kesehatan. Tetapi, kalau ada kejadian seperti itu jelas tidak boleh,” katanya.

Terkait proses hukum yang akan ditempuh orangtua korban, Hendria mengatakan akan mengikutinya. “Saya ikut sepenuhnya kepada proses hukum kalau sudah ranahnya dilaporkan,” katanya.

Sementara itu Ketua Kwaran Kabupaten Ciamis sekaligus ketua DPRD Ciamis, H. Nanang Permana merasa geram dengan adanya kejadian ini. Dirinya mendukung upaya para orang tua korban untuk melakukan pelaporan ke pihak Polres Ciamis supaya diusut tuntas. “Karena ini sudah keluar dari kode etik kepramukaan, “ singkatnya.

Saat berita ini diturunkan, proses pengusutan oleh pihak Polres Ciamis sudah melalui tahapan pemeriksaan para korban terjadinya perpeloncoan yang disinyalir dilakukan para seniornya tersebut. (tim)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 122 JAKARTA, JAPOS.CO – Penyakit Lupus atau umum dikenal Systemic Lupus Erythematosus merupakan penyakit reumatik autoimun yang menyerang berbagai macam organ dan memiliki berbagai macam gejala. Penyakit ini disebabkan…