Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEKepulauan Bangka-BelitungSUMATERA

Minum Kopi di Warkop Mild Ahon Belitung, Terjalin Komunikasi Pluralisme dan Toleransi

×

Minum Kopi di Warkop Mild Ahon Belitung, Terjalin Komunikasi Pluralisme dan Toleransi

Sebarkan artikel ini

Views: 125

BELITUNG, JAPOS.CO – Masyarakat Pulau Belitung Provinsi Kepulauan Babel sejak lama memiliki tradisi minum kopi. Sejak pagi hingga malam hari mereka senang berkumpul di warkop sambil duduk dengan sejuta cerita sembari menikmati secangkir kopi. Tidak usah heran bila sedang traveling ke Negeri Laskar Pelangi Julukan Belitung kita menemui pemandangan setiap warkop di jejali orang-orang sedang duduk menikmati kopi susu maupun kopi hitam dan jenis minuman lainnya.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Selain bercerita sambil duduk santai minum kopi, mereka biasanya menghabiskan waktu bermain catur. Ada banyak gelak tawa di warkop, ceritanya umumnya berpariasi mulai dari obrolan politik, bisnis, gosip hingga canda pecah. Perbincangan terasa semakin seru dengan ditemani secangkir kopi panas khas Belitung nikmat harum semerbak.

Berikut Japos.co wawancara dengan pemilik warkop Mild Ahon Jumat (07/01) sambil minum kopi yang berlokasi di Jalan Sriwijaya dekat Titik Nol Kilometer Pusat Kota Tanjungpandan Jantung Ibu Kota Kabupaten Belitung, menyediakan kopi khas racikan Belitung original kopi hitam dan kopi susu. Seorang pria bernama Fong Khiet mendirikan warung kopi ini tahun 1980. Waktu itu warung kopi belum ada nama dan merek, namun sudah dikenal seantero masyarakat Belitung. Fong Khiet menyuguhkan rasa kopi yang nikmat sekali disesuaikan dengan iklim dan lidah masyarakat Belitung. Tak heran warkop ini selalu ramai padat berjejal dikunjungi para penikmat kopi masyarakat Belitung termasuk touris local maupun luar daerah.

Menurut Ahon panggilan akrabnya Perjalanan warung kopi ini begulir dan semakin dikenal hingga  tahun 2004 di daerah penghasil timah ini dan sekarang Belitung menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) nasional maupun Internasional. Sejak 15 tahun yang lalu Ahon keponakan Fong Khiet meneruskan bisnis warkop dengan nama Warkop Mild Ahon. Di tangan dingin Ahon, warkop ini berkembang pesat, Ahon tahu benar cara meracik jenis kopi robusta ini menjadi rasa yang pas bagi para penikmat kopi. Ahon kini berusia 52 Tahun melayani dengan ramah para customer yang selalu ramai dari jam 08.00 sampai jam 21.00 WIB. Masyarakat Belitung sangat familiar dengan Warkop Mild Ahon, selain rasa kopinya nikmat, harganya murah meriah bersahabat kantong masyarakat kelas menengah kebawah. Original kopi hitam Rp. 5.000 dan kopi susu Rp. 6.000.

“Sejarah kopi di Belitung jaman dahulu sudah ada. Para pekerja tambang timah berasal dari dataran China membawa budaya ngopi dari tanah leluhur mereka. Budaya ini diikuti masyarakat Belitung dan masih terjaga hingga detik ini. Bijih Kopi di Belitung kebanyakan didatangkan dari lampung dan para barista warung kopi menggoreng sendiri biji kopi ini mengolahnya menjadi kopi bubuk kemudian meraciknya dengan cita rasa lidah masyarakat Belitung. Warung Kopi Mild Ahon dan umumnya semua warung-warung kopi di Belitung sangat unik, didalamnya semua perbedaan melebur menjadi satu dalam secangkir kopi. Tak ada lagi istilah Orang Pribumi, Melayu atau Tionghoa, didalam warkop mereka berkumpul, berbincang bahkan bersenda gurau. Inilah bukti Pluralisme dan Toleransi keberagaman namun terjalin keakraban yang sesungguhnya,”pungkasnya.(Yustami/Benny F)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *