Views: 533
DEPOK, JAPOS.CO – Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, menjadi saksi bisu jatuh bangunnya para pedagang tradisional yang kini tak lagi kuat menahan derasnya arus perubahan. Pedagang-pedagang yang dulu ramai menjajakan dagangannya kini terpaksa gulung tikar satu per satu.
Jeritan dan tetesan air mata mereka mencerminkan harapan yang seolah tak pernah sampai pada perhatian pemerintah. Namun, ada satu asa yang kini menggantung pada calon pemimpin baru kota Depok.
Sekitar 50 persen pedagang di Pasar Cisalak telah menyerah. Mereka tak mampu bertahan di tengah persaingan dengan platform belanja online yang menawarkan harga lebih murah dan akses lebih mudah.
“Emang persaingannya sama online. Kita yang offline kalah. Harga di online lebih miring,” ungkap Mulan, salah satu pedagang, saat bertemu dengan calon Wali Kota Depok nomor urut 02, Supian Suri, dalam blusukannya di Pasar Cisalak Rabu 13 November 2024.
Selain dampak belanja online, sulitnya akses ke pasar turut menambah beban pedagang. Harapan Mulan sederhana, agar pasar tradisional yang menjadi tumpuan hidupnya kembali ramai.
“Kita pingin pasar itu rame, maju, berkembang,” ujarnya, penuh harap. Mulan juga menginginkan pedagang kaki lima yang berjualan di luar pasar agar bisa dipindahkan ke dalam, supaya kios-kios kosong dapat terisi dan Pasar Cisalak kembali hidup.
Sri Haryani, Ketua Paguyuban Pasar Cisalak, menuturkan bahwa keluhan pedagang sudah sering disampaikan, namun seolah diabaikan oleh pemerintahan saat ini.
Ia merindukan masa-masa di mana Pasar Cisalak dahulu menjadi tempat yang ramai dikunjungi pembeli. “Kami harap, semoga Bapak Wali Kota baru nanti bisa membawa perubahan bagi pasar ini,” ucapnya penuh harap.
Sri menambahkan, persaingan dengan platform digital menjadi tantangan terbesar yang membuat pasar tradisional lesu. Banyak pedagang yang tak punya pilihan selain meninggalkan kios mereka yang kini sepi. “Hampir 50 persen gulung tikar. Jadi mereka berpindah keluar. Masuk ke dalam lebih malas karena lebih sepi,” ujarnya lirih.
Dengan pengunjung yang kian langka, para pedagang kini hanya bisa bertahan dengan mengandalkan pelanggan setia mereka.
Sikap pemerintah yang tak kunjung hadir menjadi keluhan pedagang lainnya. Menurut Sri, selama bertahun-tahun setelah peresmian pasar, wali kota maupun wakilnya jarang terlihat mengunjungi mereka. “Cuma pertama saja pas pembukaan peresmian pasar. Selebihnya tidak,” katanya.
Kenangan akan Supian Suri, yang saat itu menjabat Sekretaris Daerah Depok dan hadir mewakili lomba Pasar Sehat di Bandung, menjadi alasan mengapa Sri percaya bahwa Supian punya niat untuk mendengar dan memperhatikan nasib pedagang.
Blusukan Supian Suri ke Pasar Cisalak bukan sekadar kunjungan, melainkan sebuah janji akan masa depan yang lebih baik bagi pasar tradisional. Menyadari sulitnya bersaing dengan dunia digital, Supian memiliki visi untuk mengadaptasi pasar tradisional agar tetap relevan.
“Persaingan digital memang tidak bisa dihindari. Kita yang harus beradaptasi dengan dunia digital. Kami punya tagline: Pasar Rakyat Maju,” ucap Supian, yang akan berduet dengan calon wakilnya, Chandra Rahmansyah.
Supian juga berjanji untuk mempertahankan tradisi pasar sambil mengemasnya dengan nuansa modern. Ia merencanakan berbagai acara dan kegiatan di pasar untuk menarik lebih banyak pengunjung.
“Kita akan adakan event rutin di pasar ini, supaya ada daya tarik lebih. Pasar ini akan kami desain agar nyaman, sekaligus terjangkau,” tambahnya.
Selain itu, Supian melihat potensi bagi pasar tradisional untuk tetap bisa bersaing dengan toko daring. Ia berencana menambahkan opsi penjualan online bagi pedagang.
“Kita bisa mengkombinasikan jualan offline dan online. Banyak orang Indonesia masih suka interaksi langsung, dan kami akan hadirkan harga kompetitif di pasar ini,” ujarnya.
Bagi Supian, kehadiran pemerintah sangat penting agar perekonomian di pasar tradisional tetap tumbuh.
Kunjungan Supian Suri disambut hangat oleh pedagang, yang merasa bahwa keluhan mereka akhirnya didengar. Bahkan, Supian sempat membeli beberapa dagangan sebagai tanda dukungannya. Cak Munir, pedagang nasi di Pasar Cisalak, mengungkapkan kepercayaannya bahwa Supian-Chandra dapat membawa perubahan yang diidamkan oleh para pedagang.
“Beliau temanya perubahan. Kami berharap dengan semangat perubahan ini, pasar tradisional kembali hidup,” kata Munir.
Dengan adanya rencana untuk merangkul dunia digital, mengadakan acara rutin di pasar, dan mengembalikan pedagang kaki lima ke dalam area pasar, Supian-Chandra hadir sebagai harapan baru bagi Pasar Cisalak.
Di tengah keterpurukan, para pedagang kini memiliki alasan untuk optimis menyambut hari esok, berharap jeritan dan air mata mereka akan segera terhapus.(Joko Warihnyo)