Views: 939
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Dalam penanganan perawatan tanaman sawit menghasilkan (TM) di PTPN IV Bah Jambi sepertinya tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang telah di atur manajemen PTPN IV pusat, hal tersebut tentunya akan merugikan perusahaan itu sendiri mengingat biaya perawatan yang pastinya telah di realisasikan.
Untuk itu pihak Palmco tentunya butuh kinerja yang baik dari seluruh Unit PTPN IV agar dapat memperoleh hasil yang signifikan dengan melakukan perawatan pada tanaman kelapa sawit sebagai komoditi utama dan tidak seperti perawatan tanaman TM yang ada di unit Bah Jambi tepatnya di afdl VII yang berlokasi di Nagori Tanjung Maraja, Kecamatan Jawa Maraja, Kabupaten Simalungun.
Dalam penelusuran Japos pada hari Senin (19/08/24) di lapangan mendapati ratusan pohon yang tidak terawat, seperti batang pohon sawit yang ditopangi pohon jenis gulma yang sukar dikendalikan seperti jenis gulma berkayu ,gulma berkayu merupakan gulma perennial spesial yang batangnya mengalami pertumbuhan sekunder dan tumbuh membesar secara tahunan, gulma dari golongan biasa di sebut tumbuhan perdu.
Suburnya gulma berkayu atau perennial di perkebunan kelapa sawit di sebabkan karena tingkat kanopi sangat tinggi sehingga memberikan kondisi lingkungan yang mendukung bagi keberadaan gulma tersebut, termasuk gulma golongan berbahaya yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman kelapa sawit tersebut.
Keberadaan gulma tersebut pada perkebunan kelapa sawit yang pasti akan menyulitkan kegiatan pemanenan, mengurangi efektivitas pemupukan dan gulma juga akan menyulitkan dan mengurangi produktifitas tenaga kerja serta akan memberikan pengurangan hasil yang cukup signifikan.
Dan menurut salah satu pengamat perkebunan, Ir Sukarman menyatakan ke Japos.co di lokasi areal afdl IV bahwasanya, gulma berkayu tumbuh subur karena dari awal pengerjaan pemangkasan/tunas pelepah tidak teratur dan tidak semua pelepah di jatuhkan.
“Hal itu terjadi akibat perawatan sejak dini tidak di lakukan manajemen PTPN IV Bah Jambi, seperti pemangkasan/tunasan yang efektif dari awal,aturan mengenai pemangkasan tunas berperan penting dalam menjaga pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit,” terang Ir Sukarman ke Japos.co.
“Dan jika pemangkasan yang tepat ,bisa membantu mengarahkan sumber daya tanaman menuju pertumbuhan yang produktif ,selain itu, pemangkasan dapat membantu menjaga bentuk pohon agar tetap seimbang dan memfasilitasi sirkulasi udara yang baik di antara tanaman tersebut bang,” ucapnya kembali.
“Jika sudah begini keadaannya, sudah pasti hasil yang di dapatkan perusahaan PTPN IV Bah Jambi tidak lagi maksimal dan bahkan jadi merugi, mungkin aja metode penunasan sebelumnya di kerjakan karyawan itu di borongkan dan tanpa di awasi , yang akhirnya berakibat fatal seperti ini,” tutupnya.
Terpisah saat Japos meminta tanggapan dari asisten afdl IV Agus Siregar, asisten kepala Bah Jambi dan Manager Tri Mangkurat via pesan whatsapp,namun tidak ada dari mereka yang bersedia memberikan tanggapan. (Rait)