Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Gara-gara Insiden Terjebak Lift, Walikota Banjar Ancam Blacklist Perusahaan

×

Gara-gara Insiden Terjebak Lift, Walikota Banjar Ancam Blacklist Perusahaan

Sebarkan artikel ini

Views: 74

BANJAR, JAPOS.CO – Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, ancam akan mencoret perusahaan pemenang kontrak pengerjaan pembangunan gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Banjar. Hal itu buntut dari adanya pemanggilan dan tegurannya yang tidak kunjung mendapat respon. Berdasarkan data dari LPSE Kota Banjar, pemenang kontrak tersebut adalah CV. Irsyad Basyir Contractor.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Walikota Banjar menegaskan, pihaknya sudah memanggil perusahaan tersebut, namun sampai saat ini tidak kunjung datang. “Itu kan masih dalam masa pemeliharaan, tapi dipanggil tidak datang, kenapa ?. Pemanggilan perusahaan tersebut sudah melalui sambungan telepon dan secara bersurat. Akan tetapi tidak datang juga. Mau saya blacklist perusahaannya kalau tidak datang, ” tegasnya.

Pernyataan tersebut ditegaskan Wali Kota Banjar saat diminta tanggapan terkait insiden 6 orang ibu-ibu PKK yang terjebak di dalam lift usai menghadiri acara di ruang auditorium lantai 4 Gedung Perpusda Kota Banjar.

Terjebak di Lift

Berdasarkan informasi yang dihimpun japos.co sebelumnya, enam wanita terjebak dalam lift Gedung Perpustakaan Kota Banjar, Jumat (26/5). Peristiwa itu terjadi pada pukul 10.00 WIB, setelah ibu-ibu yang merupakan petugas Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menghadiri kegiatan sosialisasi Gelar Pelangi 2023 di lantai 4 gedung tersebut. “Kami mendapat laporan ada yang terjebak lift di Gedung Perpustakaan Banjar dan langsung mendatangi lokasi. Yang terjebak 6 ibu-ibu PKK. Terjebak sekitar setengah jam,” ujar Kasi Kedaruratan Logistik BPBD Kota Banjar, Yudi Andiana, Jumat (26/5).

Yudi mengatakan petugas BPBD Kota Banjar mengalami kesulitan saat proses evakuasi. Mengingat tidak adanya kunci darurat untuk membuka pintu lift. BPBD Kota Banjar pun kemudian berkoordinasi dengan teknisi lift yang ada di rumah sakit. “Pertama di dobrak dulu tapi sulit. Kemudian mencari kunci darurat, biasanya kuncinya itu disimpan di satpam tapi tidak ada. Kemudian kordinasi ke rumah sakit, kebetulan ada teknisi lift. Datang bawa kunci darurat. Alhamdulillah enam ibu-ibu yang terjebak berhasil dikeluarkan,” katanya.

Menurutnya, kelebihan muatan diduga menjadi penyebab ibu-ibu PKK terjebak lift. Menurut keterangan dari teknisi lift, seharusnya kapasitas maksimal 4 orang. Namun pada saat kejadian ada 6 orang di dalam lift. “Diduga overload, tadi ada 6 orang penumpang. Menurut teknisi lift itu maksimal 4 orang. Keterangan itu tidak ada di bagian luar lift hanya disimpan di bagian dalam,” ujar Yudi.

Saat pintu lift dibuka, posisi kabin berada 20 sentimeter di atas lantai bangunan. Posisi penumpang lift berada di lantai 4 akan turun ke lantai bawah. Sementara waktu, lift tersebut tidak dapat digunakan. “Tidak ada korban, hanya panik dan sock karena sempat terjebak lift selama setengah jam. Teknisi menganjurkan lift sementara tidak digunakan,” kata Yudi.

Sementara itu, Dedeh Hoeriah, penumpang lift yang terjebak di Gedung Perpustakaan Kota Banjar mengaku awalnya lift berfungsi normal. Ia naik ke lantai 4 karena tidak kuat bila menggunakan tangga. “Setelah selesai acara kan mau turun ke bawah naik lift lagi. Tapi setelah pintu tertutup malah terasa seperti anjlok. Mau coba dibuka tapi tidak bisa. Ada 6 orang. Panik pada nangis semua. Tadi nelpon ke yang lain yang di luar,” ungkapnya.

Menanggapi kejadian tersebut, Sekretaris Dinas Perpustakaan Daerah Kota Banjar, Budi Hendrawan memohon maaf atas insiden itu. Budi menjelaskan dari sisi informasi masih banyak yang belum memahami semua mengenai cara naik lift dan batas maksimal. “Lift maksimalnya 4 orang dengan bobot tidak terlalu banyak. Diduga kemungkinan sementara overload kalau melihat dari jumlah penumpang lift. Lift tersebut masih dalam masa uji coba operasional dan baru difungsikan seminggu ini. Lift tersebut juga masih dalam masa pemeliharaan sampai 3 September 2023. Untuk sementara lift tidak digunakan terlebih dulu akan disetting terkait penggunaannya. Ini menjadi perhatian untuk kami agar peristiwa ini tidak kembali terjadi. Lift baru seminggu dioperasikan jadi kami belum mengetahui kendala-kendala yang ada terkait operasional,” pungkasnya.  (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *